chapter seven

194 19 0
                                    

Setelah pembicaraan ditelpon tadi, Kirania bingung harus meminjam uang untuk operasi omahnya kemana dan dengan siapa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah pembicaraan ditelpon tadi, Kirania bingung harus meminjam uang untuk operasi omahnya kemana dan dengan siapa. Kirania terus menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal itu.

"duh, gue harus minjem sama siapa sih? Ya Tuhan gimana ini." Ujar Kirania. Kirania langsung berangkat untuk pergi ke rumah sakit
tempat omahnya akan di operasi.

Kirania berjalan menuju halte bus yang dekat dengan rumah omahnya. Tak butuh waktu lama, dia sampai di haltenya dan sekarang Kirania tinggal menunggu bus nya datang.

Kirania menunggu bus sambil memikirkan uang. Dimana dia bisa meminjam uang untuk biaya operasi omahnya. Sedangkan gaji kerjanya hanya sedikit, tabungannya pun juga sudah habis akibat biaya pengobatan dirinya di awal tahun. Apalagi dengan mamanya yang mempunyai tabungan sedikit karena terpakai untuk membayar utang.

Kirania mengurut-urut pelipisnya, "duh gue bener-bener bingung banget mau minjem uang ke siapa." Beberapa detik kemudian, Kirania tau harus meminjam uang kepada siapa, " NAH DUDE I KNOW I KNOW WOW."

♡♡♡♡♡

Rafan sekarang sudah di apartemen nya, setelah seharian dia bertemu dan berjalan-jalan dengan Hanas di mall. "laper nih makan ah."

Saat Rafan hendak membuka kulkas, tiba-tiba ponselnya berbunyi. "oh? siapa tuh?" Rafan melangkahkan kakinya menuju meja untuk mengambil ponselnya. "nia? tumben banget dia nelpon gue, ada apaan nih." Ujar Rafan penasaran. Dia segera menjawab panggilan dari Kirania calon istrinya.

"hm halo."
"rafan, lo dimana?"
"dimana aja suka-suka gue."
"njir, rafan gue serius."
"gue di apartemen."
"apartemen lo?"
"ya iyalah, masa iya apartemen harimau."
"lo bisa ketemuan ga?"
"lo ke apartemen gue aja lah, gue malas ketemuan."
"emang boleh apa?"
"ya boleh."
"tapi kan gue cewe."
"terus? kenapa? lo takut gue apa-apain ha?"
"g-ga juga sih."
"ya udah lo kesini aja, gue kirim alamatnya."
"iya, cepet ya."
"iya, bawel lo ah."
-pip

Dengan cepat Rafan mengirim alamat apartemennya ke Kirania. "nih orang tumben banget minta ketemuan."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Matchmaking [jenrina]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang