Pagi pun tiba dan suara alarm sudah terdengar jelas di telinga Rafan. "HA? udah pagi aja? cepet banget," oceh Rafan yang tidak terima kalau pagi hari sudah tiba di dalam kehidupannya. Selamat pagi Rafandra Abimana, today is the time to...
"gua mau ketemuan sama hanas"
Itu benar sekali, hari ini Rafan dan Hanas akan bertemu. Mereka berencana untuk pergi berjalan-jalan di salah satu pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta yaitu Central Park. Siapa yang tidak kenal dengan pusat perbelanjaan terkenal di Jakarta itu.
Rafan bangun tadi posisi tidurnya dan melihat sisi kiri kasurnya -tempat Kirania tertidur pulas di sana- ternyata sudah tidak ada orang yang menempati sisi kiri kasurnya tersebut. Rafan bingung, kemana oknum yang semalam di tidur di sampingnya itu? Tak lama kemudian, dari luar kamar Rafan terdengar suara seperti orang sedang berbincang.
Langsung saja, Rafan menurunkan kedua kakinya dari ranjangnya dan berdiri untuk pergi ke luar kamarnya. Pintu kamar Rafan pun di buka, seketika pemandangan Rafan pagi itu sangat indah. Bagaimana tidak indah, kalau pemandangannya adalah dua wanita cantik yang sedang sibuk dengan alat-alat dapur.
Kirania dan Elvina -Istri dan mamanya Rafan- ternyata sedang menyiapkan sarapan yang akan di makan pagi hari ini. Suasana nampak tenang dan meskipun mereka sedang sibuk memasak tapi keadaan apartemen Rafan sudah sangat bersih dan semuanya terlihat sangat rapi.
"tch, kok kalo ada mereka jadi keliatan adem gini ya apartemen gua? dulu waktu masih sendiri, ini apartemen ga beda jauh sama kandang ayam", tersadar akan perbedaan yang drastis sebelum Rafan menikah dengan Kirania dan setelahnya. Dulu, tempat tinggal Rafan sangat berantakan dan tidak beraturan.
Sampah dimana-mana, baju kotor tergeletak di sana sini, peralatan makan yang kotor menumpuk -kalau bisa tingginya bisa melebihi Burj Khalifa, Rafan akan lakukan itu- sehingga ketika dia ingin makan ataupun minum pastinya ia kebingungan karena tidak ada peralatan makan yang bersih.
Sekarang semuanya berbeda, kondisi apartemen Rafan sangat enak dilihat. Elvina yang melihat anak tunggalnya itu hanya berdiri di depan kamarnya dari tadi, ia langsung menghampiri Rafan, "nak, baru bangun kamu?" tanya wanita berusia empat puluh enam tahun dengan rambut panjang berwarna kecoklatan tersebut.
"iya mah, aku kayaknya mau masuk ke kamar lagi soalnya mau langsung mandi" jawab Rafan. Elvina menaikkan satu alisnya, tumben sekali pagi-pagi gini anak satu-satunya itu mau langsung mandi, "emang kamu mau kemana? kok tumben banget pagi pagi udah mau mandi"
"aku mau temenin han- EH maksudnya mau ke rumah temen"
Hampir saja, Rafan menyebut nama Hanas di hadapan mamanya. Astaga, jantungnya saat itu sudah berdenyut kencang. Jika bisa jantungnya lepas saat itu, mungkin jantungnya sudah terlepas di hadapannya sekarang juga.
"hah? pagi-pagi gini? mending kamu sarapan dulu deh, mama sama Kirania udah bikin sarapan buat kamu sama papa. Ayo makan dulu" ajak wanita paruh baya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking [jenrina]
Teen FictionKirania yang merupakan anak tunggal di keluarganya dijodohkan oleh seorang laki-laki yang juga anak tunggal dikeluarganya. Mereka dijodohkan karena keluarga Kirania yang ternyata pernah berutang kepada keluarga si laki-laki. Mereka yang belum mengen...