PERINGATAN!
Scene kissing dll. jangan ditiru sebelum sah
Sebagian alur cerita berubah!!!
Menjadi incaran si cowok dingin di sekolah barunya, gadis itu harus siap menerima risiko dimusuhi oleh para siswi atau tingkah cowok itu yang sangat menggelika...
Hanya itu saja yang dilakukan Ivy yang sedang didandani oleh MUA, di ranjangnya Vanya, Sindy, Eireen dan Davin sedang bercengkrama. Perasaan baru kemarin saja ia menerima pernikahan ini eh sekarang malah datang hari H-nya semalam Ivy sampai tidak bisa tertidur memikirkan hari ini.
Ivy tersenyum. "Terima kasih, mbak. Saya juga berharap semoga jalan yang saya pilih ini menjadi yang paling terbaik untuk saya." Vanya yang paling tua di antara mereka merasa malu mendengar penuturan Ivy yang lebih dewasa darinya, sosok adik yang periangnya akan menikah.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di bawah sana, suasana begitu tegang apalagi pengantin pria yang akan mengucapkan ijab kabulnya. Pernikahan ini hanya dihadiri oleh partner kerja dua keluarga saja beserta para sahabat dan keluarga besar mereka. Pernikahan ini belum diperbolehkan disebarkan ke khalayak luas atas kesepakatan Ivy dan dua keluarga.
"Saya nikahkan dan kawinkan engkau Erlangga Dewa Erikson bin Ronald Erikson dengan putri saya Yvonne Ludovica binti Dean Anggara Khaliq dengan maskawin uang tunai sebesar 100 juta dan seperangkat alat sholat dibayar tunai!" suara bariton Dean memenuhi ruang tamu kediaman Khaliq, dengan ini ia dengan sedih melepas putrinya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Yvonne Ludovica binti Dean Anggara Khaliq dengan maskawin tersebut dibayar tunai!"
Diam-diam Ravin meneteskan air matanya setelah mendengar suara Erlang yang berhasil membuat adik perempuan kesayangannya mengganti statusnya yang single menjadi istri orang. Rasanya hatinya ditikam pedang yang sangat tajam menerima kenyataan ini. Kaishan di sampingnya mengelus bahu sahabatnya yang bergetar, tak lupa Jupiter yang menguatkan seorang abang dari dua adik ini.
Semua mata menatap kedatangan dua perempuan, satu wanita yang matanya memerah dan satunya lagi sang pengantin wanita. Dean menatap putrinya penuh kesedihan, putri yang ia rawat dan besarkan penuh cinta selama 17 tahun kini sudah menjadi tanggung jawab suaminya.
Hati Ivy mencelos melihat raut kesedihan terpatri di wajah kedua orang tuanya maupun kedua saudaranya. Kecupan pelan di keningnya menarik kembali kesadaran.
'Ah ya, sekarang aku sudah menjadi istri Erlang, tapi...,' hatinya gelisah dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan nangis ya, sayang," bisik Erlang mengusap punggung tangan istrinya.
Seusai menuntaskan prosesi pernikahan, Ivy memeluk kuat tubuh kokoh papanya yang sudah berjuang untuk selama ini. Tangis yang ia tahan langsung tumbah, apalagi usapan di kepalanya membuat tangisnya semakin keras.