Thirty [Revisi]

4K 141 0
                                        

030.

《》

Sekiranya sudah seminggu kedua pasutri itu tinggal bersama orang tua Ivy akhirnya hari ini mereka akan pindah ke rumah baru mereka di kawasan elit. Ivy memeluk erat tubuh mamanya, walau jarak mereka tak jauh tapi rasanya sedih.

"Jangan nakal dan bandel sama suami, turuti," nasehat Sofia memberi kecupan ringan di kedua pipi putrinya.

"Iya, ma." 

"Jagain Ivy ya, Lang. Papa percaya sama kamu," Dean menepuk pelan pundak menantunya.

"Pasti pa, kalau gitu Erlang sama Ivy pamit ya, assalamualaikum," keduanya bersalaman lalu berlalu dari kediaman keluarga Khaliq.

Karena semua barang-barang Ivy maupun Erlang sudah tersedia di rumah baru mereka maka keduanya pergi menggunakan motor sport milik Erlang. Sedangkan, motor vario Ivy sudah berpindah tangan ke Davin atas kemauan Ivy sendiri, katanya sebagai hadiahnya kepada sang adik.

Dua puluh menit kemudian, mereka telah sampaidi kawasan elit. Ivy menatap penuh kagum dengan rumah dua lantai ini dengan desain indah ini. Halamannya juga sangat luas membuat Ivy merasa senang bukan kepalang.

"Hanya kita berdua?" tanya Ivy ketika Erlang sudah membuka pintu utama.

Erlang menggangguk sambil menuntunnya masuk, selama beberapa jam keduanya menjelajah isi rumah. Erlang juga menunjukan kamar mereka, rumah ini memiliki lima kamar, ruang makan yang tersambung dengan dapur, ruang tamu dan ruang keluarga. Di halaman belakang terdapat satu pohon mangga yang menambah keasrian rumah ini.

"Suka?" tanya Erlang. Kini, mereka tengah berpelukan hangat di balkon kamar mereka menikmati pemandangan ini.

Ivy mengangguk dengan mata yang tak lepas dari pemandangan di luar rumah barunya. Bagai mimpi, gadis berusia 17 tahun yang tak pernah pacaran hanya sekedar mengagumi ketampanan lawan jenisnya. Gadis yang memiliki strict parents dan kedua saudara yang protektif, gadis yang sukanya nempel mulu sama rumah, keluar pas ada maunya doang.

Hanya karena melototi di pertemuan pertama di taman kala itu, baru tiga bulan pindah dari Bandung ke Jakarta seorang Yvonne Ludovica menyandang status istri orang dan melepaskan status singlenya. Kini, namanya menjadi tiga kata, Yvonne Ludovica Erikson.

Memikirkannya saja, Ivy ingin menertawakan nasibnya. Bukan karena ia menyesal menikah muda dengan Erlang, tapi entahlah masa remajanya seperti direnggut.

'Gak papa Ivy, ini juga pilihan lo, jalani aja pasti semuanya udah ditentukan,' batin Ivy menghela napas dalam-dalam menikmati masa pernikahannya yang baru berusia seminggu ini.

"Kenapa? banyak pikiran?" Erlang bertanya sambil menggesek pipinya ke pipi Ivy.

"Sedikit tapi gak papa, udah ih geli," berusaha menjauhkan wajah Erlang darinya.

Erlang membalikan tubuh Ivy menghadap ke arahnya, ditatapnya dalam-dalam wajah ayu yang penuh ketenangan ini dan detik selanjutnya ia kecup lama kening Ivy setelah menyingkirkan rambut hitam yang menutupi dahi Ivy.

"Sweetie... aku mencintaimu," tiga kata yang berhasil membuat Ivy merona, walau suka Erlang belum pernah mengucapkan tiga kata itu membuat jantung Ivy bekerja keras.

《》

Prang!

Kamar bernuansa biru pastel yang luas bak kamar para putri negeri dongeng kini terbengkalai dengan pecahan vas yang terletak di mana-mana dengan dinding yang basah dan lantai yang berair. Bahkan semua buku-buku di atas meja dan ranjang sudah berantakan.

Kamu milikku! (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang