Bab 8

2.6K 219 29
                                        

Jihoon melumat bibir Hyunsuk makin dalam. Ia tak peduli apakah Hyunsuk nantinya akan marah padanya atau tidak. Toh Hyunsuk duluan yang menggodanya.

Jihoon mencengkram kuat leher Hyunsuk agar ciuman mereka lebih dalam. Bibir Hyunsuk bau alkohol dan cola, rasanya manis sekali. Milik Jihoon sudah ngaceng dibawah sana. Jihoon hampir dikuasai sepenuhnya oleh nafsu. Lidahnya bermain-main dengan lidah Hyunsuk dengan panas. Jihoon menggigit bibir bawah Hyunsuk karena gemas.

"Eungh"

Jihoon tak melepas tautan mereka. Ia makin memperdalam ciuman dan ciuman juga mulai kasar. Hyunsuk bahkan kesulitan membalas ciuman Jihoon.

Jihoon tersadar saat tangan Hyunsuk meremas kaos miliknya. Jihoon melepas tautan mereka. Bibir keduanya basah dan merah, apalagi bibir Hyunsuk. Hyunsuk menatap Jihoon dengan sayu yang benar-benar membuat milik Jihoon terasa sesak.

Jihoon menatap manik Hyunsuk dalam-dalam. Ia berpikir besok Hyunsuk akan sekolah tak baik jika ia menidurinya malam ini. Jihoon pikir akan melakukan solo saja nanti karena miliknya sudah tegang dibuat oleh Hyunsuk.

"Hyunsuk tidur ya?"

Hyunsuk hanya membalas dengan racauan tidak jelas. "Ahshowievdiidbek"

Pandangan Jihoon turun ke leher putih milik Hyunsuk. Pria itu menelan ludahnya. Ia memandang Hyunsuk yang mabuk berkali-kali sebelum mendekati leher jenjang tersebut dan mulai menghisapnya.

"Hmmh uhh" Desah Hyunsuk saat lehernya dilumat lembut oleh Jihoon.

Jihoon meninggalkan 2 tanda kepemilikan disana. Lalu ia pergi membawa Hyunsuk ke kamar. Disana ia meninggalkan kecupan sekilas untuk Hyunsuk dan langsung kembali ke kamarnya untuk menyelesaikan apa yang telah diperbuat Hyunsuk.

"Anjing" Umpat Hyunsuk pagi-pagi. Ia sedang berkaca didepan cermin dan melihat 2 tanda kepemilikan disana.

"Padahal gue udah bilang jangan ninggalin tanda, kenapa sih tu om-om" Gerutu Hyunsuk. Ia semalam menghabiskan waktu bersama seorang om-om, anggap saja seumuran Jihoon karena bagi Hyunsuk Jihoon juga om-om. "Sial gimana gue sekolah sekarang"

Hyunsuk mencoba mengingat kejadian semalam. "Gue ciuman bareng siapa lagi ya"

Gara-gara hal ini Hyunsuk jadi malas pergi ke sekolah. "Perasaan om kemaren engga nyentuh leher gue"

Sekilas diingatan Hyunsuk terbesit tangga yang tak asing. "Apa dirumah? Kalo iya bareng sia-"

Hyunsuk turun dengan kesal ke lantai bawah. Disana sudah Jihoon yang sedang sarapan.

"Ayo ngomong bentar" Pinta Hyunsuk pada Jihoon.

Jihoon memandang Hyunsuk bingung. Sekaligus memandang tanda kepemilikan yang ia buat semalam. Jihoon berpikir mungkin Hyunsuk sudah ingat.

Jihoon bangun dari duduknya dan mengikuti Hyunsuk ke taman depan.

"Ada apa?" Tanya Jihoon.

"Semalam lu liat ga gue diantar siapa?" Tanya Hyunsuk dengan wajah resah.

"Engga tahu, aku udah tidur" Bohong Jihoon. "Leher kamu kenapa merah?"

"Nanya lagi" Hyunsuk menggigit kukunya resah.

"Kamu tidur bareng siapa?" Raut wajah Jihoon berubah menjadi kusam.

"Bukan urusan lu" Hyunsuk menatap Jihoon kesal. Ia sedikit terkejut melihat ekspresi Jihoon yang sedang menatapnya seperti ingin memakannya.

"Lu kan punya CCTV, mau liat dong" Cicit Hyunsuk entah kenapa Jihoon sekarang membuatnya ketar ketir.

"Boleh, tapi jawab dulu, kamu ngewe ya?" Ulang Jihoon.

Hyunsuk bergetar mendengar kalimat dari mulut Jihoon. "ENGGA"

Jihoon mendekati Hyunsuk yang membuat Hyunsuk mundur beberapa langkah. "Kamu bohong ya?"

"ENGGA" Bentak Hyunsuk. Sumpah Jihoon aneh banget sekarang.

"Kenapa?" Jihoon mengeluarkan suara rendahnya yang seksi diikuti tatapannya yang penuh amarah.

"GUE BILANG ENGGA" Hyunsuk berlari masuk ke dalam rumah meninggalkan Jihoon.

Hyunsuk naik ke kamar sambil mengumpat untuk Jihoon. Sesampai dikamar wajahnya jadi merah yang membuatnya makin kesal. Hyunsuk bangun dari duduknya dan mengunci pintu kamarnya. Jihoon kembali membuatnya kesal.

Hyunsuk jadi berpikiran aneh terhadap Jihoon. Jangan-jangan yang meninggalkan bekas kissmark dilehernya adalah Jihoon. Soalnya Hyunsuk suka cium seseorang kalo lagi mabuk.

Hyunsuk mengintip mobil Jihoon yang pergi menjauh dari pekarangan rumah. Itu artinya Jihoon sudah pergi kerja. Hyunsuk membuka pintu kamarnya dan berjalan menuju ruang CCTV yang ada dikamar Jihoon.

Ceklek...

Jihoon tak mengunci kamarnya. Bau maskulin sosok Jihoon langsung tercium ketika Hyunsuk masuk. Hyunsuk melihat kamar Jihoon yang rapi dan bersih.

Kaki telanjang Hyunsuk berjalan menuju ruangan CCTV yang ada dipojok.

Ceklek..

Tidak terkunci. Hyunsuk langsung masuk dan duduk diatas kursi yang mengarah ke monitor. Hyunsuk mengotak-atik monitor itu dengan mouse.

"Ngapain?"

Deg. Hyunsuk berbalik dan menemukan Jihoon sedang berdiri didepan pintu cctv dengan tangan terlipat.

Hyunsuk kesulitan menjawab. Nafasnya jadi sesak saat melihat aura Jihoon yang mencekam. Jihoon memakai kemeja yang dua kancing atasnya tidak dikancing menampakkan betapa seksinya pria itu.

"Ngapain?" Ulang Jihoon.

"Ga pergi kerja?" Hyunsuk menatap Jihoon sambil tersenyum.

"Bukan urusan kamu"

Deg. Hyunsuk jadi takut. Ia kepergok masuk ke kamar Jihoon tanpa seizinnya dan sekarang terjebak bersama Jihoon.

Jihoon berjalan mendekati Hyunsuk. Ia mematikan monitor di CCTV dan beralih memandang Hyunsuk yang ada disamping. Hyunsuk nyiapin kuda-kuda, kalo Jihoon macem-macem tinggal ia pukul.

Hyunsuk melayangkan tinju ke arah Jihoon namun Jihoon menghindar. Hyunsuk malah diangkat oleh Jihoon. Hyunsuk memberontak sekuat tenaga memukul punggung Jihoon.

Jihoon merebahkan Hyunsuk diatas ranjang kingsize berseprai putih miliknya. Hyunsuk terus memukul punggung Jihoon.

"LEPASIN ANJING LU MAU NGAPA- mmhhh"

Jihoon mencium bibir Hyunsuk dengan kasar. Hyunsuk kesal, ia terus memukul dada Jihoon juga menggigit bibir Jihoon. Namun Jihoon tak mau kalah, ia malah menggigit bibir Hyunsuk sampai berdarah.

"Arghhh mmmh lepas"

Tangan Jihoon tak bisa diam. Ia mulai meraba-raba dada Hyunsuk. Jihoon memasukkan tangannya ke dalam sweeter yang Hyunsuk pakai. Sambil menciumi Hyunsuk kasar ia juga memilin puting Hyunsuk sambil mencubitnya kuat.

Hyunsuk lemas, Jihoon sangat kuat. Ia beberapa kali ingin melakukan jiu-jitsu pada Jihoon karena mereka sedang dalam posisi tidur. Namun Jihoon selalu dapat menangkasnya tanpa tenaga yang besar.

"Eunghh" Desah Hyunsuk saat Jihoon kembali menggigit bibirnya. Bibirnya terasa sakit. Hyunsuk merasakan rasa logam dari darah yang kuat dalam ciuman mereka.

Setelah beberapa saat Hyunsuk menyerah. Ia membiarkan Jihoon menciuminya sambil memilin putingnya. Ciuman Jihoon juga tidak sekasar tadi.

"Mmmhhh" Hyunsuk terus-terusan mendesah sambil mengangkat pinggulnya keenakan.

"UGGHHH"


































T

o be continued

Sweet Boy | Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang