Bab 11

2.4K 170 9
                                    

"Semangat banget bang" Celutuk Jeongwoo saat melihat Hyunsuk begitu semangat saat memukul samsak.

"Gue kesel"

Pum.....

Hyunsuk duduk di atas matras sambil mengelap dirinya dengan handuk. Ia minum sebotol air putih agar membuatnya tenang. Keringat penuh di sekujur tubuh Hyunsuk. Ia termenung sejenak sambil merenungkan hidupnya.

"Eh mas Mino" Hyunsuk memerhatikan pemilik dojo tersebut datang dengan beberapa minuman dingin di dalam kresek yang ia pegang. "Mau dong"

Mino menyerahkan satu kaleng kola kepada Hyunsuk yang terlihat kelelahan.

"Ruto mana?" Tanyanya.

"Entah" Jawab Hyunsuk. Hyunsuk meminum kolanya dengan rakus.

"Udah makan suk?" Tanya Mino basa-basi.

"Udah mau meledak lambung gue bang" Hyunsuk mengusap perutnya yang sedikit membesar.

"SUK LU GENDUTAN?"

Plak....

Hyunsuk menampar wajah Mino dengan keras sampai pria itu kehilangan keseimbangannya. Emang bar-bar banget Hyunsuk itu.

"Sembarangan lu bang" Hyunsuk memandang Mino yang berusaha bangkit sambil terhuyung-huyung dengan tatapan tajam penuh intimidasi.

"M-mana tau kan" Dalih Mino.

"APANYA?" Hyunsuk melotot sambil pergi dari sana dengan perasaan kesal. Ia sampai membuang kola pemberian Mino ke tong sampah yang ada di depan Dojo.

"Aduh aduh pala gue sakit" Hyunsuk berjongkok di depan tempat berlatih itu sambil memegang kepalanya yang terasa sakit.

Apa gue hamil anak dia, ah ga mungkin cepet banget. Hyunsuk tertawa sendiri dengan pemikiran ganasnya. Tiba-tiba saja terdengar suara langkah kaki yang membuat Hyunsuk reflek menendang ke arah datangnya suara.

Orang yang berusaha mendekati Hyunsuk tersebut segera menghindar ketika melihat sebuah kaki dengan cepat melayang ke arahnya. Dirinya bernafas lega karena berhasil terhindar dari tendangan yang kelihatannya mematikan itu.

"Lu siapa?" Tanya Hyunsuk dengan nada mengintimidasi.

Sunghoon melirik Hyunsuk yang berdiri dengan pose kuda-kuda seakan-akan siap menyerangnya. Ia segera mengangkat kedua tangannya ke atas supaya Hyunsuk tidak curiga.

"Engga, engga. Ini gu-gue bang"

Hyunsuk menaikkan sebelah alisnya. "Si-ya-pa?"

Sunghoon menggigit bibirnya sendiri karena takut. Hyunsuk menatapnya dengan tatapan tajam dan mencekam.

"Masa lu lupa bang. Ini gue Sunghoon adik kelas di sekolah" Jawab Sunghoon sambil tersenyum. Ia tak menyangka Hyunsuk bisa melupakannya secepat itu.

"Ooohh. Ga kenal gue mah"

Sunghoon memegangi dadanya sendiri saking syoknya. "Ya-yaudah deh"

"Mau ngapain lu kesini?" Hyunsuk masih dengan pose kuda-kudanya dan penuh kecurigaan.

"Mau latihan" jawab Sunghoon santai.

Krik krik

"Oh, maaf gue kira mau macem-macem"

"Ahahaha engga kok engga hehe"

"Yaudah, gue duluan" Hyunsuk langsung pergi meninggalkan Sunghoon. Padahal Sunghoon masih punya banyak pertanyaan untuk ditanyakan kepada Hyunsuk. Soalnya Hyunsuk itu wakil ketua geng di sekolah mereka.

"Gue makin bodoh aja" Hyunsuk mendengus kesal karena ia tak bisa mengingat siapa Sunghoon.

Apa gara-gara tadi? Apa karena ngewe sama Jihoon? Hyunsuk menggelengkan kepalanya cepat. Ia terlalu banyak pikiran. Mungkin karena belum terbiasa jadi membuatnya kepikiran terus-menerus.

Hyunsuk melewati gang-gang yang sepi dan gelap. Beberapa orang mabuk dan orang-orang aneh tersebar dimana. Namun hal yang membuat Hyunsuk paling kesal itu.

"Siapa?" Hyunsuk berhenti berjalan. Ia tahu bahwa sejak tadi dirinya terus diikuti.

"GUE TANYA SIAPA!" Bentak Hyunsuk.

Orang yang merasa dirinya disebut itu segera mengeluarkan sesuatu dari balik jaketnya. Sebuah benda berkilau dan tajam.

"Oh jadi itu pengganggunya"


























"Jihoon!" Wonyoung menghentak-hentakkan kakinya karena kesal. Sejak tadi Jihoon sama sekali memerhatikannya.

"Jangan ganggu saya. Saya lagi cape" Jihoon tak menghiraukan Wonyoung yang merengek karena dirinya.

"Kamu aneh" Ucapnya. "Ayo dong ke pasar malam itu. Beliin aku boneka juga"

Jihoon menghela nafas panjang. Ia berhenti berkutat dengan komputernya dan memerhatikan Wonyoung yang mengerucutkan bibir dengan lucu di atas sofa.

"Apa?" Tanya Jihoon.

"Ya, ya! Kita ke pasar malam"

"Ck, bukan itu"

Ekspresi Wonyoung berubah dengan cepat. Dari semulanya terlihat menggemaskan sekarang terlihat dingin. Wonyoung merapikan pakaiannya dan mulai duduk dengan sopan.

"Ada yang ngestalkerin anda"

Jihoon menutup kedua matanya. Ia mengurut keningnya sambil mengumpat di dalam hati.

"Setelah saya selidiki, dia orang perusahaan ini"

"Jadi?" Jihoon menatap Wonyoung tajam.

"Tapi kami tidak bisa menemukan orangnya"

Jihoon melipatkan kakinya dan mulai berputar di kursi direktur yang ia duduki. "Apa dia bahaya?"

Wonyoung menghela nafas. Ia mengendikkan bahunya. "Namanya juga stalker"

Jihoon bangun dari duduknya. Ia mendekati jendela yang langsung memperlihatkan indahnya kota malam itu.

"Dia penguntit, stalker dan terobsesi dengan anda. Saya jamin ia tahu segala hal tentang anda. Dan, mungkin saja bisa menjadi ancaman untuk kehidupan anda." Jelas Wonyoung. Wonyoung itu adalah mata-mata dan penyedia informasi pribadi milik Jihoon. Jangan salah sangka.

"Selain itu?"

"Dia laki-laki"

Jihoon menyunggingkan bibirnya. "Wonyoung, telepon Junghwan untuk memata-matai Hyunsuk"

Wonyoung sungguh mengerti bahwa Jihoon cukup pintar untuk mengetahui arah permasalahan hanya saja.

"SAYA ITU BUKAN SEKRETARIS ANDA!" Bentak Wonyoung. "Bisa-bisanya lupa posisi, huh!"

"Lakukan saja, malas sekali membantu bosmu"



































"Mahiro?" Hyunsuk menyipitkan matanya agar dapat dengan jelas melihat sosok yang ada di depannya.

"Abangnya Mashiho,kan?" Hyunsuk berkacak pinggang sambil memerhatikan Mahiro yang terlihat mencurigakan.

"Ada ap-"














Tbc











Mon maaf bila ada salah pengetikan

Sweet Boy | Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang