Bab 9

2.8K 183 17
                                    

"UGGHH" Jihoon merasakan sakit pada dadanya sebelah kiri. Hyunsuk meninju Jihoon dengan kuat.

Ternyata sejak tadi Hyunsuk menikmati ciuman hanyalah tipu daya agar membuat dirinya lengah. Hyunsuk bersiap melarikan diri, namun Jihoon dengan cepat mencengkram sweeter Hyunsuk sampai robek.

"Lepasss" Hyunsuk meninju kepala Jihoon yang dengan mudahnya dihindari olehnya.

Jihoon berhasil mengunci pergerakan Hyunsuk dengan mencengkram kedua tangan Hyunsuk. Ia berhasil merebahkan Hyunsuk kembali dengan Jihoon yang berada diatas. Seakan belum menyerah, Hyunsuk kembali menyerang Jihoon dengan kakinya.

Jihoon kesal. Sejak awal memang sulit sekali meniduri Hyunsuk dengan lembut. Jihoon terpaksa harus memerkosa dan menyiksa Hyunsuk malam ini.

Jihoon menyeret Hyunsuk dari ranjang menuju ke ruang CCTV. Hyunsuk menyepak segala hal yang ada didekatnya sampai lampu tidur milik Jihoon jatuh dan pecah, vas bunga Jihoon yang ada diatas laci dekat pintu masuk ruang CCTV juga ikut pecah karena jatuh ditendang oleh Hyunsuk.

"LEPASIN GUE BANGSAT"

Jihoon tak mengindahkan ucapan Hyunsuk. Nafsunya benar-benar menguasainya sekarang. Ia ingin sekali meraba dan menikmati setiap inci tubuh Hyunsuk sekarang.

Jihoon terus menarik Hyunsuk masuk ke ruang CCTV. Disana ternyata terdapat sebuah pintu satu lagi. Hyunsuk memasukkan Hyunsuk ke dalam sana.

"LEPASIN, LU MAU NGAPAIN"

Jangan pikir Hyunsuk tidak ketakutan sekarang. Jihoon benar-benar tampak mengerikan–bukan Jihoon yang biasa dimanfaatkannya, bukan Jihoon yang selalu menuruti perkataannya.

Hyunsuk melotot ke arah ruangan rahasia yang tak pernah ia ketahui. Disana terdapat banyak rantai dan sex toy yang ada di atas meja. Hak itu membuat Hyunsuk diam tak berkutik. Ia bertanya-tanya didalam hati tentang siapakah Jihoon sebenarnya.

Jihoon terus membawa Hyunsuk ke dekat rantai. Hyunsuk sempat memberontak ketika Jihoon merantai tangan dan kaki Hyunsuk. Tak lupa Jihoon melepas sweeter yang Hyunsuk pakai yang membuat Hyunsuk bertelanjang dada. Jihoon menggigit gemas puting Hyunsuk.

"Hiks lepas jangan, lu mau ngapain hiks" Mata Hyunsuk berkaca-kaca. Ia memandang Jihoon penuh harap, berharap pria itu akan mengampuninya.

Huh, jangan harap. Libido Jihoon terhadap Hyunsuk sudah tidak dapat terbendung lagi.

"Kamu kan suka kasar, jadi pake cara kasar aja hm?" Jihoon menyeringai ke arah Hyunsuk dengan ekspresi kemenangan. Pria itu membuka resleting celana miliknya.

Hyunsuk ingin melawan, namun tubuhnya seakan tak bisa digerakkan—kenapa? Karena Hyunsuk takut, takut pada Jihoon. Jihoon melorotkan celananya berserta celana dalam hitam miliknya. Penis Jihoon berdiri tegak dengan gagahnya. Jihoon juga melepas kemejanya yang menampakkan dada bidang seksi miliknya serta puting kecoklatan, benar-benar tubuh yang tampan.

Jihoon membiarkan Hyunsuk duduk dengan anggota tubuh terantai. Ia mencengkram kuat rambut Hyunsuk–menariknya sedikit ke atas, membiarkan mulut Hyunsuk terbuka lebar dan memasukkan penis beruratnya ke mulut Hyunsuk.

"UGHH" Mulut Hyunsuk terasa penuh. Jihoon memaksakannya masuk terlalu dalam sampai Hyunsuk tersedak dan tenggorokannya terasa sakit, ia kesulitan bernafas.

Jihoon menggerakkan kepala Hyunsuk maju dan mundur mengulum penisnya yang hampir semuanya masuk ke mulut nakal Hyunsuk.

"Ughh eum" Lenguh Jihoon kenikmatan dengan sensasi yang diberikan. Jihoon mempercepat gerakannya.

Hyunsuk? Jangan ditanyakan betapa tersiksanya dia. Rasa tersedak-sedak terus muncul berulang kali, rasa mual menggerogotinya karena penis Jihoon yang masuk begitu dalam ke mulutnya, kepalanya yang pusing karena terus menerus digoyang-goyangkan dan juga cengkeraman Jihoon yang begitu kuat seakan tak mengizinkannya menjauh sedikit pun—Hyunsuk tak sanggup lagi.

"AKHH" Jihoon melepas penisnya dari mulut Hyunsuk ketika merasakan gigitan kuat. Setelah rasa nikmat muncullah rasa sakit.

Hyunsuk bernafas tak karuan, ia meraup udara sebanyak-banyaknya. Jika seandainya ia tak melepas tautan tersebut mungkin muntah akan keluar dari mulut itu.

Jihoon menggertakan giginya kesal. Kali ini ia benar-benar tak akan mengampuni Hyunsuk. Ia akan membuat anak manis itu mendesah sepanjang hari menyebut namanya—tak peduli lagi Hyunsuk itu anak gurunya atau bukan karena Hyunsuk benar-benar terlihat sangat cantik dan mempesona saat ini. Rambutnya yang lepek, bibir ranum berwarna merah yang mengeluarkan darah, puting pink yang sangat ingin Jihoon raup.

Jihoon kepikiran sesuatu. Ia mengambil sebuah alat penjepit puting diatas meja yang berisi sex toys dan memasangnya ke puting Hyunsuk. Jihoon menekan tombol turbo dengan harapan melihat suatu mahakarya yang begitu indah.

"Aaaaaaaaaahhhh ughhhhh angghhh mmmh"

Tubuh Hyunsuk kejang-kejang hebat. Hyunsuk menggoyangkan pinggulnya resah, ia merasakan rasa gatal yang begitu kuat minta dimasukkan oleh sesuatu. Ingin sekali Hyunsuk memainkan miliknya yang masih dibungkus celana training sambil menikmati sensasi gila pada putingnya.

Hyunsuk kembali membuat libido Jihoon tak tertahankan. Jihoon tak peduli apapun, ia hanya ingin menghabiskan waktu bersama Hyunsuk saat ini. Jihoon mengocok penisnya sambil mendekati pinggul Hyunsuk bersiap membuka celana.

Hyunsuk bergetar hebat saat tangan Jihoon mengelus miliknya yang masih dibalut celana training. Mulut Hyunsuk tak henti-hentinya mendesah karena rasa nikmat pada putingnya, ia benar-benar ingin disentuh oleh Jihoon.

Hyunsuk menggigit bibirnya sendiri, mencoba menahan desahan. Jihoon membuka setengah celananya, memainkan miliknya dengan lembut dan sensual. Tangan kekar Jihoon terus menyentuh setiap area sensitif Hyunsuk.

"Eeengghh"

Jari tengah Jihoon masuk ke lubang Hyunsuk dan mengocoknya cepat. Hyunsuk suka, rasanya benar-benar nikmat, semua anggota tubuhnya seakan sedang terbang.

Hyunsuk mengangkat pinggulnya agar Jihoon bisa mengocoknya lebih dalam dengan tangannya. Penis Jihoon benar-benar tegang sempurna, libidonya semakin naik saat Hyunsuk terlihat binal dengan memasang wajah kenikmatan. Jihoon mengeluarkan tangannya yang basah, lubang Hyunsuk becek karena sperma yang terus-terusan keluar dari penis lucunya.

Jihoon mengurut penisnya dan mengarahkannya ke lubang Hyunsuk. Hyunsuk masih menggila karena getaran diputingnya yang memberikan efek gatal pada lubangnya.

"Ssshhh mmmh" Deham Jihoon saat kepala penisnya masuk ke dalam lubang Hyunsuk.

"Akkhh eungh"
















































To be continued

Sweet Boy | Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang