Bab 17

1.2K 94 8
                                    

Karena pada banyak yang nanya akhirnya book ini ku lanjutin lagi. Terimakasih supportnya smuaa<3











Brakk...

Hyunsuk terkejut kala mendengar pintu kamarnya di dobrak. Ia yakin sudah mengunci pintu tadi.

Jihoon menutup pintu kamar kembali dan pergi mendekati Hyunsuk tanpa permisi. Hyunsuk masih diam–tidak mengatakan apa-apa. Ia masih dalam pose yang sangat menggairahkan dengan dildo di dalam analnya.

Jihoon tak banyak bicara. Pria itu membuka bathrobe yang menyelubungi tubuh telanjangnya dan pergi ke hadapan Hyunsuk.

"You know? Kelemahan terbesar aku itu kamu, Choi Hyunsuk " Kalimat pertama yang di lontarkan Jihoon sukses membuat Hyunsuk kelabakan.

Belum sempat mengekspresikan emosinya tersebut Jihoon yang ada di hadapannya mendorong tubuhnya untuk jatuh ke atas kasur. Hyunsuk bisa saja menolak, namun ia juga merindukan penis Jihoon yang dapat membuatnya cum dengan cepat.

Tanpa di suruh Hyunsuk langsung mengangkang di hadapan Jihoon. Hyunsuk melebarkan kedua kakinya tinggi-tinggi. Dild* masih tertancap di dalam analnya.

Jihoon terkekeh, tentu saja ia tidak bisa menolak Hyunsuk. Hubungan mereka berdua tidak sesimpel itu.

"No foreplay to you, sweet boy" ucap Jihoon. Jihoon mengurut penisnya dan memegang dildo bergerigi yang ada di anal Hyunsuk, lalu memainkan benda itu.

Hyunsuk menggeram rendah dan mengangguk kecil. Jihoon mengurut penisnya beberapa saat dan melepas tangannya darisana untuk membuat si kejantanan bergoyang lembut.

"Nghhh..." Jihoon mengeluarkan dildo dari anal Hyunsuk. Lalu jempolnya menggosok lubang tersebut sambil sesekali memasukkan jarinya itu ke dalam.

"Ahh fuck"

Hyunsuk menggeram rendah. Kedua tangannya berada di dadanya. Ia sudah bersiap untuk di hantam oleh penis Jihoon.

Jihoon melepaskan tangannya dari tubuh Hyunsuk. Ia mengosok-gosok kejantanannya pada anal Hyunsuk sebelum memasukkan benda tak bertulang itu ke dalam sana.

Jihoon menggertakkan rahangnya ketika rektum Hyunsuk menjepit kejantanannya dengan kuat. Mereka berdua sama-sama melenguh karena rasa yang tersalurkan. Yang satu di buat gila karena rasa hangat dan cengkraman rektum  si empu. Sedangkan yang satunya merasakan rasa nikmat saat penis Jihoon meracau disana.

"Ahhhhh shit"

Hyunsuk terkejut saat Jihoon tiba-tiba bergerak. Kali ini tak ada rasa sakit yang terasa meski Jihoon lumayan kasar, entah itu karena pengaruh obat, Hyunsuk tidak tahu.

Hyunsuk menggenggam lengan Jihoon saat Jihoon bergerak maju mundur. Jihoon tersenyum puas melihat wajah manis Hyunsuk yang penuh keringat dan memerah juga tubuh Hyunsuk yang bergerak sesuai hentakan Jihoon.

"Sexy, sampai bikin penis aku tegang selalu"

Hyunsuk rasanya mau gila. Ucapan juga gerakan Jihoon membuat segalanya makin panas. Setiap kata-kata vulgar yang terucap dari mulut Jihoon malah membuat Hyunsuk makin gatal.

"Ahh nghhh"

Hyunsuk menggelinjang saat Jihoon tiba-tiba memutarkan telunjuknya dan memeras puting miliknya dengan lembut. Hal itu membuat Hyunsuk membusungkan dadanya minta Jihoon lebih banyak menyentuhnya.

Hyunsuk menggeluarkan lidahnya sambil kenikmatan dan membiarkan Jihoon memasukkan telunjuk pria itu ke mulutnya. Hyunsuk membelai jari Jihoon dengan lidahnya. Mata Hyunsuk memberikan pandangan nakal ke arah Jihoon yang membuat Jihoon makin panas dan menambah kecepatannya. Hal itu sontak membuat Hyunsuk malah makin menggelinjang hebat sesuai tumbukan Jihoon.

"Arghhh nghhh...."

Hyunsuk merasakan penisnya semakin sensitif karena tumbukan Jihoon di dalam sana. Tak ingin menganggur begitu saja, Jihoon menampar pantat Hyunsuk sampai membuat paha Hyunsuk bergetar. Setelah itu tangan kiri Jihoon mulai mengelus penis Hyunsuk. Sedangkan tangan kanannya ia gunakan untuk menahan Hyunsuk di pinggul sang empu.

"Nghh.."

Jari-jemari Hyunsuk bergerak resah. Lidahnya menjulur ke luar. Rasa ini, rasa saat Hyunsuk akan mencapai pelepasannya.

"Anghh....anghh...."

Jihoon mulai mempercepat gerakan pinggulnya saat melihat Hyunsuk yang ingin cum. Suara kecipak memenuhi ruangan tersebut. Membuat siapapun yang mendengarnya pasti akan tegang dan basah.

"Nnghhh....iya....iya.....IYAA! Aaaaanghhhh"

Seluruh tubuh Hyunsuk bergetar nikmat. Penisnya benar-benar terasa nikmat dan lega setelah memuntahkan cairan putih. Nafas Hyunsuk tidak beraturan. Baru sekali cum tapi Hyunsuk sudah lelah. Saat ia membuka matanya ia dapat melihat ekspresi Jihoon yang tak akan memberikannya waktu istirahat sedikitpun.

Untung saja karena pengaruh obat Hyunsuk masih sanggup melanjutkannya. Lagipula setelah cum penisnya masih gatal. Lubang anusnya juga minta dijamah lagi. Apa boleh buat?


















"Ji-jihoon udah cukup" ujar Hyunsuk lemah. Jihoon memang sudah berhenti memanjakan penisnya. Sang dominan kini hanya memeluk Hyunsuk sambil menjilati leher dan juga bibit Hyunsuk bergantian.

"That's your punishment"

Jihoon menyesap kulit putih Hyunsuk dengan kuat. Meskipun Hyunsuk sangat-sangat mengantuk ia tetap tidak bisa tidur dengan semua perlakuan Jihoon itu. Nafas hangat Jihoon membuat lehernya panas meskipun kamarnya saat ini sangat dingin. Lehernya yang basah karena saliva Jihoon benar-benar membuat Hyunsuk tak nyaman. Ia sudah tidak bernafsu lagi saat itu, jika iya pun Hyunsuk sudah tidak sanggup lagi mengimbangi keinginannya itu.

"Tidur aja, gausah hiraukan aku" Jihoon berhenti menjilati leher Hyunsuk dan mengeratkan pelukannya di badan Hyunsuk. Ia menatap kedua mata Hyunsuk yang mengantuk lalu mengelus rambut juga wajah Hyunsuk dengan lembut.

"Atau mau dinyanyiin lagu tidur?" Tawar Jihoon.

Hyunsuk menggeleng. Setiap sentuhan Jihoon sudah membuatnya nyaman. Lagipula ia sangat lelah dan ingin tidur.

Jihoon terkekeh kecil. "I love you, when you act sweet like this"

"And I still love you, even you act like you hate me and try to kill me. Honestly, I don't like somethin' like that on our relationship."












Sweet Boy | Hoonsuk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang