"Salahin aja temen-temen gue." Ucap Hyunsuk tanpa rasa bersalah.
Jihoon bangun dari duduknya. Wajahnya yang semulanya penuh dengan kendali kini berubah masam dan terkejut.
"Apa?! Kamu yakin?!"
Hyunsuk memandang Jihoon dengan sebelah mata. "Kenapa? Kaget?"
Jihoon mencoba menenangkan dirinya. Ini tidak semudah yang ia bayangkan. Jihoon menjaga ekspresinya agar tetap serius.
"Oke, baiklah."
Jihoon mengambil ponselnya dari balik saku. Kemudian tanpa berkutat dengan benda itu selama beberapa detik.
"Apa dia serius ya?" Tanya Hyunsuk dalam hati.
Hyunsuk menghela nafas. Ia menyenderkan tubuhnya di sofa dan menutup matanya.
"Pada akhirnya semuanya sama aja" batin Hyunsuk.
"Oke sudah" Jihoon kembali menyimpan ponselnya. Ia juga mulai agak santai karena melihat Hyunsuk.
Keheningan mulai menguasai suasana disana. Suasana menjadi lebih canggung dari sebelumnya. Tak ada suara yang menggangu telinga disana kecuali suara nafas mereka sendiri.
"Lo ga kaget?" Tanya Hyunsuk tiba-tiba. Ia bertanya tanpa menatap Jihoon, pandangannya tertuju ke lantai.
Jihoon menoleh ke arah Hyunsuk. "Memangnya aku harus bilang apa" Jihoon tampak pasrah dengan ucapannya.
"Kalau lo cape lepas tangan aja, tanpa lo suruh pun gue emang niat mau pergi dari sini." Balas Hyunsuk.
Suasana kali ini berbeda dari sebelumnya. Mereka berdua larut dalam pikiran masing-masing. Seolah-olah sedang berbicara melalui hati mereka.
"Kenapa ga nangis?" Jihoon mengalihkan pembicaraan. Tampak sekali bahwa kenyataan Hyunsuk 'akan pergi' mengganggunya meski Hyunsuk tak tahu apa alasan Jihoon begitu mempertahankannya.
"Lagi males." Balas Hyunsuk dengan nada ketus.
Suasana kembali hening.
"Kenapa pergi?" Tanya Jihoon tanpa rasa peka sekali, padahal ia tahu jawabannya.
Hyunsuk diam sebentar, ia termenung. "Penasaran?"
"Orang tanya itu di jawab, jangan malah nanya balik"
"Lo barusan nasehatin gue?" Hyunsuk menaikkan volume suaranya. Wajahnya menatap Jihoon dengan ekspresi kesal.
Jihoon tak menggubrisnya. Ia balas menatap Hyunsuk. "Kita udah pernah tidur bareng loh"
Hyunsuk mendadak memalingkan wajahnya ke arah lain. Wajahnya tampak merah.
"Kenapa malah ke situ?" Gerutunya masih dengan nada kesal.
"Kita sekarang cuma berdua loh, kamu-" Jihoon menarik nafas sebelum melanjutkan. "Kamu ga takut aku apa-apain?"
"Diam, lo bikin suasananya ga nyaman,"
Jihoon tak melanjutkannya lagi. Ia tampak puas setelah menggoda Hyunsuk. Bahkan, jantung Jihoon saat ini berdebar kencang.
"Jangan lewatin batas." Ucap Hyunsuk lagi.
"Emang udah lewat kok" Jihoon mengatakannya sambil tersenyum. Meski ia tahu Hyunsuk tak melirik ke arahnya sedikit pun.
Hyunsuk mengumpat dalam hati bersamaan dengan jantungnya yang juga berdegup kencang. Ia semakin kesal karena suasananya malah jadi seperti ini.
"Ya, makanya gue bilang jangan lewatin batas lagi. Lo tahu kan hubungan kita apa?!" Kali ini Hyunsuk membentak Jihoon, ia tak lagi memalingkan wajahnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Boy | Hoonsuk
Novela JuvenilHyunsuk mempunyai kisah kelam dalam kehidupannya. Suatu hari ayahnya meninggal dan ia di titipkan ke murid ayahnya yang bernama Park Jihoon. Karena suatu alasan Hyunsuk membenci Jihoon. Ia terus berbuat nakal dan menyusahkan Jihoon. Namun ada kala H...