4. Menjengkelkan

403 83 12
                                    

Build dan Apo kini duduk di kantin, memesan makanan untuk segera mengisi perut mereka yang sudah berteriak di isi.

Setelah beberapa menit di kantin, kini  mereka pergi karna perut nya sudah hampir meledak dengan kenyang nya.

Build menarik tangan Apo yang berjalan, dan membuat Apo berhenti dari langkah nya menatap Build sambil mengangkat alis nya  bertanda ia bertanya.

"Apo, apa pria di sana bisu?" Build menunjuk ke arah pria yang membuat nya jengkel. Itu adalah teman semeja nya.

Apo melihat arah Build menunjuk, tetapi Apo salah mengira. Ia menatap seorang pria berkacamata dengan buku di tangannya. Ia sedang bersandar di samping jendela sambil membaca buku.

Ohh Apo, apa kini mata mu minus? Jelas jelas Build menujuk pria tinggi yang berkulit putih dan juga tampan yang sedang berdiri di depan jendela sambil menatap keluar.

"Dia tidak bisu Biu. Dia hanya malas berbicara. Lebih tepat nya dia malas berbicara dengan orang bodoh. Dia sungguh naif! Kau tidak perlu berteman dengan nya. Walaupun dia pintar dan menjadi juara kelas tetapi dia sungguh sangat sombong" ucap Apo menjelaskan tentang pria yang menjadi tatapan Apo.

"Oh pantas saja" ucap Build yang percaya.

Sial! Apo dan Build sama saja.
Yang di diceritakan Apo adalah sang anak pintar si juara kelas, bukan pria tampan yang menjadi teman semeja Build.

°

Pukul 20:00, itu menujukan sudah jam delapan malam.

Build sudah memakai piama dan bersiap untuk tidur. Tetapi ia masih belum mengantuk.

Build duduk di ujung kasur, menatap ke sekeliling kamar nya. Matanya berhenti menatap rak buku.

"Aku lupa, semalam aku menyimpan buku usang itu di sana" gumam Build, sambil menujuk rak buku paling atas.

Build berdiri dari duduk empuk nya di atas kasur dan berjalan mendekati rak buku itu.

Build meraba buku yang berada di rak dimana ia meletakkan buku yang jatuh kemarin malam. Mencoba mengambil buku yang semalam tak sengaja terjatuh.

𝙏𝙤𝙠... 𝙏𝙤𝙠.... 𝙏𝙤𝙠..

Kegiatan Build untuk mengambil buku tersebut pun terhenti. Ia menatap arah pintu.

"Siapa yang mengetuk?" ucap Build sambil ia berjalan menuju pintu kamar nya.

CKLEKK...

Build membuka pintu kamar nya dan betapa terkejut nya Build menatap seseorang yang berdiri di depan pintu kamar nya.

"Pria menyebalkan? Bagimana kau bisa sampai di sini?" Build melebarkan mata nya, masih tidak percaya kalo pria yang menjadi teman semeja nya ini, kini datang ke rumah nya. Lebih tepat nya dia berada di depan pintu kamar Build.

"Ohh mama pasti sudah mengizinkan mu untuk datang ke kamar ku ya, tapi untuk apa k..... "
Build belum menyelesaikan kata kata nya tetapi pria itu menarik tangan Build dan meletakkan sebuah buku tipis di atas tangan nya.

Build terheran, kenapa pria menyebalkan ini tiba-tiba saja memberikan nya buku.

Tanpa izin atau sepatah kata apa pun, pria yang di sebut  menyebalkan itu, ia masuk ke dalam kamar Build tanpa aba aba.

"Hei, kau tidak sopan sekali asal masuk ke kamar ku" ucap Build yang ikut masuk ke kamar nya

Pria menyebalkan itu duduk di tepi kasur sambil menatap sebuah cermin besar yang kira kira panjang nya 5 meter begitupun dengan lebar nya.

"Bible Wichapas Sumettikul"

Build memiringkan kepada nya menatap pria yang dia kira bisu itu akhirnya berbicara.

Ini sungguh hebat, pikir Build

"Ingat! Namaku Bible Wichapas Sumettikul! Call me Bible"

"Akhirnya kau berbicara juga" ucap Build yang merasa senang. Setelah seharian ia mencoba berbicara dengan nya, ia hanya di diamkan oleh orang yang bernama Bible itu.

Build duduk di sofa tepat mengahadap ke arah Bible. Ia membuka buku yang Bible berikan padanya.

"Oh ini buku catatan yang tadi pagi di tulis oleh guru di papan tulis kan?"

Bible hanya berdehem menjawab Build. Ia masih sama, menatap cermin besar yang terletak di kamar nya itu.

"Apa yang kau lihat?" Tanya Build sambil mengikuti arah pandang Bible.

"Apa kau melihat diriku dalam sebuah cermin?" Bible berbicara dengan wajah datar dan dingin. Ia bahkan seperti mayat hidup.

Build menatap cermin. Jelas dia melihat Bible di sana. Kenapa bertanya seperti itu? Bahkan hantu juga sering terlihat dalam cermin.

"Apa kau melihat diriku?" Kini Bible berdiri, berjalan ke sudut rak buku besar. Di ujung sana ada vas bunga berwarna hitam pekat berukuran kecil.

Build tidak habis pikir, kenapa pertanyaan nya sama sekali tidak nyambung. Apakah dia sedang membuat topik pembicaraan?. Huh, topik pembicaraan nya tidak asik sekali.

"Baiklah, sampai jumpa"
Belum sempat memberi jawaban atau mengeluarkan sepatah kata, Bible dengan tidak sopan nya meningalkan Build sendirian di dalam kamar.

Build mengepal tinjunya kesal melihat tingkah laku pria tampan bernama Bible itu. Dia kira ini rumah nya? Jika ini rumah nya tak apa ia bersikap seperti itu. Tapi ini adalah rumah papa Build.

"Hei mau kemana kau" teriak Build dari dalam kamar nya. Ia mencoba mengejar Bible tapi tangan nya tiba tiba di tarik oleh seseorang, dan membuat Build tidak bisa mengejar Bible lagi.

"Biu, mau kemana nak?" tanya sang ibu. "Dan dengan siapa dirimu berbicara tadi?" lanjut Jennie menanyakan lagi pada sang anak.

"Aku tadi berbicara dengan teman ku ma, tapi dia pergi" jawab Build

"Teman yang mana?. Ooohh anak mama ternyata sudah punya teman baru. Lain kali kasih ketemu sama mama ya" ucap sang mama sambil tersenyum bahagia. Pipinya memerah menatap sang anak. Entah apa yang di pikirkan mama nya tetapi ia terlihat tersenyum mengerikan.

"Apakah dia prempuan atau laki-laki?" lanjut Jennie mempertanyakan lagi

"Laki-laki"

"Hahha, baik baik! Mama akan memikirkan adat apa yang akan diselenggarakan untuk pernikahan mu dengan lelaki itu"

"Ma..... Aku masih berumur 18 tahun. Jangan seperti itu" ucap Build memutar bola matanya dengan malas.

"Baik lah, sana tidur. Dan besok bawa laki laki yang kau maksud" ucap Jennie mendorong tubuh sang anak masuk ke dalam kamar untuk segera tidur. Dan setelah itu Jennie masuk lagi ke dalam kamar nya dengan Kai, papanya Build.

Build merebahkan tubuh nya di atas kasur, menyelimuti tubuh nya dengan selimut tebal.

Mencoba memejamkan mata, Build tiba tiba teringat seuatu.
"Kenapa mama bersikap seolah olah tidak tau kedatangan Bible?. Bukankah dia yang mengizinkan Bible untuk masuk ke sini?" gumam Build sambil menatap langit langit yang ada di ruangan itu.

Build mencoba berpikir keras, ini seperti sebuah kejanggalan tapi ia membuang semua yang  membuat nya merasa aneh.
Soal itu, besok saja di bahas. Untuk sekarang Build akan tidur dulu. Dia letih berada di kelas terus menerus, mendengar apa yang ia tidak paham.

°>°

𝙈𝙖𝙡𝙖𝙢 𝙩𝙚𝙢𝙖𝙣².. ...
𝙔𝙖𝙣𝙜 𝙪𝙙𝙖𝙝 𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙩𝙝𝙖𝙣𝙠𝙨 𝙮𝙖.

𝙅𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙫𝙤𝙩𝙚 𝙮𝙖🤔
𝘿𝙖𝙣 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙡𝙪𝙥𝙖 𝙠𝙤𝙢𝙚𝙣 𝙠𝙖𝙡𝙤 𝙠𝙚𝙩𝙞𝙠𝙖𝙣 𝙜𝙬 𝙖𝙙𝙖 𝙮𝙜 𝙩𝙮𝙥𝙤. 𝙈𝙖𝙠𝙡𝙪𝙢 𝙮𝙖, 𝙝𝙚𝙝𝙝𝙚

You Ghost? (Bible-Build) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang