01; We're enemy

3.3K 348 4
                                    

Hari ini keadaan sekolah begitu ramai, dan Adel si gadis tinggi anak kelas 11 itu salah satu dari ratusan murid yang ikut meramaikan acara hari ini. Sekarang akan segera dimulai pertandingan basket. Tapi bukan itu, bukan pertandingan basket yang ia tunggu, melainkan pertunjukan dari Cheerleaders, terlebih lagi Ashel. Si cantik dari kelas sebelah, entah sudah berapa lama ia mengagumi gadis itu.

"Bentar lagi sampe kuping tuh senyumnya." Celetuk seseorang di sebelah Adel. Dia Azizi atau biasa dipanggil Zee, dia ini teman baik Adel.

"Lo tuh hobi amat sih ganggu kesenengan gue," Jawab Adel.

"Ya lagian, biasa aja dong liatnya, ketara banget naksir dia."

"Emang iya, ya?"

"Iya lah, dia kalo ngeliat lo tadi pasti takut tuh, senyum lo serem gitu kaya om om pedo."

Adel segera menggeplak pelan kepala Azizi, "jangan sembarangan. Orang kata Indira senyum gue tuh manis,"

"Ye tolol, si Indira kan emang naksir sama lo, wajar lah dia muji-muji lo."

"Tapi seenggaknya dia ngomong jujur. Kan gue emang manis." Ujarnya dengan bangga.

"Idih, si Indira mah emang cantik ya, tapi matanya emang rada burem dia tuh. Mana seleranya standar banget lagi, minimal mah naksir gue lah,"

"Mending sadar diri kalo kata si fajar mah."


_


Chika sedikit menolehkan kepalanya ke belakangnya. Keadaan tribun memang ricuh dan bising. Tapi dua orang di belakang ini benar-benar mengganggu telinganya. Entah apa yang mereka bicarakan, ia tak tertarik tapi setidaknya tolong mengertilah, tak tahukah mereka kalau ia sedang menonton pertunjukan Ashel.

"Ck, sebel gue, ini orang di belakang berisik banget." Chika mengadu pada teman-teman di sampingnya.

Indah dan Olla hanya terkekeh pelan, "wajar lah anjir, namanya juga tribun. Kalo mau sepi mah ke kuburan." Ujar Indah.

"Tapi Ndah, gue kan mau nonton Ashel gue dengan khidmat."

"Buset, Ashel gue gak tuh," Sahut Olla.

"Ya mau gimana? Mereka kan ngomong kali, lagian lo liat noh orang belah sana, mereka juga berisik. Bahkan sampe teriak noh, gak ada yang marah, kan? Iya lah, wajar aja namanya orang nonton mah begini kali." Sebisa mungkin Indah menjelaskan pada Chika yang mudah tersulut emosi ini.

"Ck, lo tuh temen siapa sih? Orang lain mulu yang dibela,"

"Gak usah drama, noh liat Ashel aja biar mingkem lo." Ujar Olla.


_


Melihat pertandingan yang sebentar lagi selesai, Adel segera bangkit dari duduknya dan sedikit tergesa berjalan untuk menuju Ashel, tentu dengan sebotol minuman isotonik untuk menghilangkan dahaga gebetannya itu.

Belum sampai tujuan, Adel tak sengaja bertabrakan dengan seorang gadis cantik yang sepertinya kakak kelasnya. Ia segera membungkuk, "Sorry, Kak-"

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang