Tak membutuhkan waktu lama, Zee sudah kembali membawa tiket di tangannya untuk Chika. “nih, Kak.” ucap Zee sambil memberikan tiketnya pada Chika.
“makasih ya, Zee.”
“masih lama kan mulainya?” tanya Adel. Zee mengangguk membenarkan, “iya, masih empat puluh menitan lagi.”
“makan dulu, yuk? Gue sama Zee belom makan,” ajak Adel.
“ayo, aku juga belom makan kebetulan. Kak Chika udah makan?”
“belom kok, aku belom makan.” bohong. Chika baru saja selesai menghabisakn 2 porsi ramen selagi menunggu film dimulai tadi.
“tapi aku gak makan ya, Cel, kebetulan belom laper kok.” lanjutnya.
“dih najis, ngomongnya sama Ashel doang.” gumam Adel.
Zee menepuk pelan pundak Adel, “udahlah, Del.”
Setelah lumayan lama berkeliling untuk mencari tempat makan, Adel, Chika, Zee, maupun Ashel masih bingung untuk menentukan akan makan apa dan makan di mana.
“ini kita mau makan apa sih? Cape gue jalan mulu.” keluh Zee.
“saran gue makan sushi aja.” ucap Chika.
“susha-sushi, gak enak.” jawab Adel.
“ya terserah sih, gue kan cuma ngasih saran. Tapi menurut gue jangan makan ramen.”
“lo kan gak ikut makan, jadi saran lo gak diterima.” sahut Adel lagi.
Chika berdecih pelan, ingin sekali Chika jambak manusia satu ini sampai botak, sayang sekali sekarang ini mereka sedang berada di tempat umum, belum lagi ada Ashel yang melihatnya sedari tadi.
“Del, sumpah deh, lo jangan ngajak ribut mulu kenapa sih? Ngeselin banget lo dari tadi.” lerai Zee.
“gue gak ngeselin kok, tergantung lawan bicaranya aja.”
Dan akhirnya sekarang mereka sudah bisa duduk manis dengan makanan yang sudah tersaji rapi di atas meja. Tentu saja tempat ini pilihan Ashel yang sudah pasti tak akan diprotes Adel. Bahkan semua makanan yang mereka pesan pun pilhan Ashel, karena Adel sudah kehilangan nafsu makannya. Ia merasa kalau hari ini terasa berjalan tak sesuai rencananya.
“Kak Chika seriusan gak mau makan? Ini makanannya banyak, Kak.” tanya Zee.
“enggak, Zee, makasih. Kalian makan aja, aku belom laper kok.” jawab Chika dengan senyum tipisnya.
Selesai menghabiskan makanan mereka, kini mereka segera bersiap untuk kembali, “ayo ke atas, delapan menitan lagi filmnya mulai.” ucap Adel.
“lo jalannya gak usah mepet-mepet gue bisa gak sih?” ucap Chika pada adel.
Adel menaikkan sebelah alisnya bingung, “siapa yang mepet-mepet lo? najis kepedean.”
“ya orang lo jalan sampe nyenggol bahu gue, itu apa namanya kalo bukan mepet-mepet hah?”
“ya gak sengaja elah. Lebay amat lo.”
“halah, bilang aja lo mau deket-deket gue,”
“lo tuh ya-”
Zee segera menengahi keduanya dengan bedriri di tengah dua manusia pendek sumbu itu, “udah nih udah, gue yang mepet-mepet, gue yang salah.” lerainya.
Zee langsung saja merangkul kedua manusia di sampingnya itu dan membawanya berjalan beriringan dengan Ashel yang hanya bisa menghela napas, cukup melelahkan melihat dua orang itu berseteru hari ini.
Setelah masuk ke dalam theater, Chika merasa kalau kursinya berbeda dengan adik-adik kelasnya itu. “bentar-bentar, ini kursi gue beda sendiri nih?”
“engga kok, Kak. Lo duduk sama gue.” jawab Zee.
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally
FanfictionTentang dua orang remaja yang menyukai orang yang sama namun berakhir menyukai satu sama lain. "I accidentally likes You." Disclaimer. •Non-baku. •Harsh words. •GxG content. •100% fiksi. •Sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. MOHON U...