08; Secret Admirer

1.8K 267 50
                                    

Di pagi hari yang cerah ini Zee sepertinya harus terus menutup telinganya yang mulai panas. Tentu bukan tanpa alasan, sedari tadi Adel tak kunjung usai menceritakan kejadian yang kemarin dialaminya.

"Kek gue tuh heran Ji, kok dia bisa sampe ke kamarnya Ashel? Gimana coba?"

"Ya gimana kek, kan lo yang bilang dulu mereka satu ekskul, ya masuk akal lah kalo Chika main ke rumahnya Ashel."

"Ya tapi kalo cuma berduaan doang kan gak masuk akal Ji,"

"Emang mereka berdua doang?"

Adel tampak berpikir sejenak, "gak tau sih gue, tapi di foto yang Chika kirim cuma ada Ashel, gak ada orang lain,"

"Ya siapa tau kan Kak Chika sengaja mau manas-manasin lo doang makanya dikirim foto yang bikin seakan-akan mereka cuma berduaan doang,"

"Emang iya, Ji?"

"Ya gak tau, gue kan nebak doang."

"Ya udah deh, nanti jam istirahat pertama anter gue ke kelasnya Chika ya?"

"Mau ngapain?"

"Ngambil beng beng gue,"

_

Saat menuju ke kelasnya, Adel dan Zee tak sengaja berpapasan dengan Ashel yang sepertinya akan ke kelas juga.

Ashel memamerkan senyum manisnya, "pagi Del, Zee!" Sapanya.

Zee membelas senyuman Ashel, "pagi, Shel." Adel sebenarnya ingin membalas sapaan Ashel juga tapi ia masih kesal sekarang.

Zee menyenggol bahu Adel pelan, "jangan sombong lo anjir," Bisiknya.

"Pagi." Jawabnya, lalu menarik pergelangan tangan Zee untuk segera ke kelas.

Ashel hanya memandang heran pada Adel yang sepertinya sedang terburu-buru. Namun ia seperti sadar sesuatu, Adel tidak terburu-buru, Adel menghindarinya. Tapi kenapa? Entahlah, Ashel tak tahu.

"Gue salah apa deh? Kita aja kayanya gak banyak ngobrol kemarin, semalem juga gak ngobrol. Kapan gue bikin salahnya?" Pikirnya.

Di sisi lain Adel masih terus menarik pergelangan tangan Zee hingga mereka sudah tiba di tempat duduk masing-masing.

"Udah elah lepas tangan gue," Ujar Zee sembari melepaskan genggaman tangan Adel.

"Kasian Ashel anjir, biasanya kita kalo papasan kan ke kelas bareng, parah lo, Del."

"Ya gue juga gak tega, tapi gimana Ji gue kan juga masih kesel gara-gara kemaren."

"Ya udah sih, lo juga bukan siapa-siapanya Ashel."

Ingin sekali Adel menjambak rambut Zee sekarang juga, walaupun yang dikatakannya benar tapi tetap saja ia tak terima.

Adel segera duduk di bangkunya sembari memasang wajah sebalnya pada Zee, "nanti istirahat gue mau kelasnya Chika sendiri aja, gak perlu ditemenin,"

"Idih najis baperan, masa gitu doang ngambek. Lebay lu."

"Bodo, sana geserin bangku lo dua meter dari bangku gue." Titah Adel sambil menendang pelan bangku milik Zee.

_

Berbeda dengan Zee dan Adel yang bertengkar. Chika, Olla, dan Indah kini sedang asik bersenda gurau sembari membahas Chika yang kemarin sudah berhasil berkunjung ke rumah Ashel.

"Ya walaupun mainnya masih bareng yang lain juga tapi ada kemajuan lah," Ujar Indah, Chika dengan bangganya mengangguk setuju.

"Kemajuannya dikit doang tapi, orang bisa main juga dibantu Atin, itupun maksa."

Chika memukul pelan bahu Olla, "ya udah sih, itu juga kan usaha. Support gue kek kaya Indah."

"Ck, males gue support orang kaya lo yang hobinya mukul sama nabok."

"Kantin yuk? Laper gue." Ajak Indah yang sekaligus mencoba melerai kedua temannya.

"Bentar lagi bel, Ndah." Jawab Olla.

"Tau, keburu masuk nanti."

Mata Chika sedikit melirik ke arah kolong mejanya dan melihat paper bag yang kemarin diberikan Adel. "Oh iya gue ada beng beng, makan aja nih."

Lalu Chika mengeluarkan satu box beng beng nya dan mempersilahkan Olla dan Indah untuk mengambilnya.

"Banyak amat, ngeborong lo?" Tanya Olla.

"Nggak, dikasih."

"Hah, dikasih siapa? Baik amat." Ujar Indah.

"Ada deh, secret admirer gue." Jawabnya dengan bangga.

Olla memandang Chika dengen wajah meremehkannya, "dih, cakep kali lo begitu. Siapa juga yang mau mengagumi orang kaya lo?"

"Banyak La, Chika kan cantik." Jawab Indah.

Sudah dipastikan akan ada keributan tambahan antara Olla dan Indah kalau saja bel tidak berbunyi bersamaan dengan seorang guru yang masuk ke dalam kelas.

_

Lima menit sebelum bel istirahat pertama berbunyi, Chika dan Olla sudah mulai menutup bukunya walaupun di depan kelas guru mereka masih terus menerangkan materi.

"Lama amat sih bel nya, gak tau apa gue udah kepanasan?" Keluh Chika.

"Berisik anjir, lima menitan lagi juga bel, bawel amat."

"Panas anjir, gue pengen minum, pengen beli es."

"Es mulu lo, minum air putih banyakin."

"Udah deh, jangan cari ribut, masih ada guru noh di depan."

Olla hanya berdecak pelan, "orang dikasih tau malah disangka ngajak ribut, heran."

Waktu yang ditunggu akhirnya tiba, Chika segera menarik Olla dan Indah untuk segera menuju kantin. Kalau kelamaan nanti keburu ramai pasti, pikir Chika.

"Ayo anjir, lelet amat sih lo berdua."

Baru saja mereka melewati pintu kelas, mereka sudah dihadang Adel yang berdiri sambil melipat tangannya di dada. Dan Adel hanya sendiri, ngambek beneran sama Zee.

"Ngapain lo?" Tanya Chika.

"Pake nanya, balikin Beng beng gue. Lo main curang, jadi balikin Beng beng gue sini."

"Curang apaan dih? Gue tuh main adil ya."

"Gak peduli, siniin Beng beng gue."

"Oh, jadi ini secret admirer lo, Chik?" Tanya Olla sambil tersenyum miring.

"Hah, secret admirer? Gue? Secret admirer Chika?"

Olla mengangguk sebagai jawaban.

_
🌹

____________________
Minta maap karena lama ga update🙏
Ketik 1 agar update tepat waktu dan rutin lagi.

Sekian, Terima dhei 🙏🥰






AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang