02; Lunch

2.2K 335 23
                                    

"Sumpah Ji, gila gak sih tu orang?" Adel sedari tadi tak ada habisnya menceritakan kejadian yang kemarin dialaminya.

"Gila lah nyet kalo yang di lemparnya kaleng pocari mah, jadi kepo gue orangnya yang mana."

Saat ini mereka berada di meja pojok kantin -spot favorit mereka- memakan semangkuk bakso masing-masing, bedanya bakso Adel masih tersisa begitu banyak karena sedari tadi mulutnya sibuk mengoceh.

Tak lama matanya menangkap sosok yang membuatnya sempat naik pitam beberapa waktu lalu, dengan cepat tangan kanannya ia gunakan untuk menepuk bahu Azizi berkali-kali, "Ji, Ji, itu Ji. Itu orang yang kemaren nimpuk gue," Ujarnya.

Azizi menoleh ke arah yang Adel tunjuk, dapat ia lihat tiga gadis yang sedang berdiri namun satu gadis yang ditunjuk Adel itu sangat menarik perhatian matanya,

"Anjir Kakel hits kah? Cakep banget gila..." Tuturnya pelan.

Adel hanya berdecak, temannya yang satu ini memang agak jelalatan.

Kelihatannya tiga Kakak kelasnya itu sedang mencari bangku kosong, ah sepertinya sudah tak ada..

Kecuali bangku di meja mereka.

Azizi tersenyum kecil, ia punya ide cemerlang, "Kak, duduk di sini aja!" Teriaknya sambil melambaikan tangannya.

Adel menoleh dan menatap Azizi dengan terkejutnya, "woi anjing, lo apa-apaan sih?"

"Ssstttt... Udah diem, mayan Del kakel cakep."

Adel berdecak, menyebalkan sekali temannya ini, ingin rasanya ia menumpahkan semua sisa bakso di mangkuknya ke wajah Azizi. Tapi ia masih lapar, jadi lebih baik habiskan saja.

_

"Gara-gara lo nih La, liat tuh kursinya penuh semua," Kata Indah mengeluh.

"Lah kok gue? Si Susi noh ngasih hukumannya gak kira-kira," Jawabnya tak mau kalah.

"Makanya kalo di kelas tuh jangan ngobrol mulu, kena hukum kan lo," Chika menyahut, Olla hanya berdecak sambil terus menatap sebal pada dua temannya ini.

"Iya, iya, maaf gue-"

"-Kak, duduk di sini aja!" Teriak seseorang.

Mereka bertiga sontak menoleh ke sumber suara, dilihatnya seorang gadis yang tersenyum sambil melambaikan tangan.

"Siapa tuh? Lo kenal Ndah?" Tanya Olla, Indah menggeleng. "Lo Chik?"

"Itu orang-orang berisik kemaren gak sih? Yang duduk di belakang kita di tribun."

Setelahnya mereka segera menghampiri dua gadis yang sedang memakan baksonya itu. "Lo manggil kita?" Tanya Indah.

Gadis itu, Zee. Ia mengangguk, "iya, bangku kosong cuma di sini doang soalnya, tuh masih ada empat bangku kosong."

"Wedeh, gak apa nih kita gabung?" Tanya Olla.

"Boleh, boleh, duduk aja."

Chika dapat melihat dari ujung matanya kalau gadis yang kemarin mendekati Ashe itu duduk diam tak mengindahkan sekitar, "kalo kita gak boleh gabung juga gak apa kali, kita bisa nunggu yang lain beres, kok." Sindirnya.

Zee menoleh ke arah Chika dan Adel yang sudah memancarkan hawa panas, "aduh maaf Kak, dia emang lagi sensi,"

"Iya lah sensi, orang kemaren ada yang nimpuk gue pake kaleng pocari terus cabut gitu aja, mana minta maafnya gak niat," Sindirnya.

"Hah? Elo Chik?" Tanya Olla yang heran.

"Aduh maafin Chika, ya? Temen gue ini emang agak gila, mohon pengertiannya, ya?" Ujar Indah sambil menatap sinis pada Chika.

"Apaan sih? Orang gue gak sengaja,"

Olla menendang pelan kaki Chika, "minta maaf, nyet," Ujarnya sedikit berbisik.

"Ck, sorry kemarin gue gak sengaja, lagian siapa suruh lo diem di situ, jadi kan gue kira tempat sampah."

Indah yang merasa gemas pun mencubit pelan pinggang Chika, sedangkan Zee dan Adel hanya memandang tak percaya Kakak kelas di depannya ini.

"Cantik tapi agak stres ya, Del." Bisiknya, diangguki Adel. "Stres banget malah,"


Walau memakan waktu cukup lama, kini mereka akhirnya tetap makan bersama pada meja yang sama.

Keadaan cukup terkendali karena Adel sibuk menyantap mangkuk ke dua baksonya, dan Chika yang juga memilih untuk menikmati sepiring siomaynya.

Zee yang merasa keadaan terlalu sunyi pun berdeham, "ekhem, Kakak-kakak ini jurusan apa?" Tanyanya.

"Kita IPA, kalian IPS, ya? Jarang papasan soalnya." Kata Indah.

Zee mengangguk, "iya Kak, kita IPS."

Permulaan basa-basi yang tak begitu penting itu ternyata membuahkan hasil, obrolan mereka terus berlanjut, apalagi Zee dan Olla yang memang dari awal sepertinya sefrekuensi.

"Sabi lah kapan-kapan kita night ride," Kata Olla.

"Yah Kak, gue bisanya nyetir gokar doang, hehe."

"Anjir, berarti dari tadi lo pamerin skill nyetir lo tuh cuma nyetir mobil-mobilan?"

"Hehe, iya."

Selagi sahabatnya mengobrol dengan Kakak kelas di hadapannya, Adel sesekali melirik Chika, lalu tak sengaja terciduk sedang menatapnya juga, mata mereka tak sengaja bertemu membuat keduanya salah tingkah dan merasa malu sendiri.

"Anjir lah pake tatapan segala lagi, malu kan gue," Gerutu Adel dalam hati.

"Aduh mampus pake segala ketauan segala, sih," Ujar Chika dalam hati.

Indah yang sedari tadi memperhatikan dia manusia itu hanya terkekeh pelan, "lo berdua apaan deh? Udah kaya ABG baru jadian aja pake lirik-lirikan gitu,"

_
🌹



_____________
Pantes ya lapakku tiba-tiba rame😩

Dapet kabar dari special reader katanya cerita aku ada yg spill di twitter, thank you banyak banyak yang udah mau mampir ke sini, bener bener berharga banget buat aku.

Dan makasih juga buat a great author yang udah spill ceritaku di lapaknya. Thank you.

Ini update special ucapan Terima kasih. Update lagi nanti minggu depan, kalo sempet😇🙏

Have a good day all!💐

AccidentallyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang