"Hah, secret admirer? Gue? Secret admirer Chika?"
Olla mengangguk sebagai jawaban.
Adel mengerutkan keningnya bingung, "apaan deh? Sejak kapan gue jadi secret admirer dia?"
"Sejak lo ngasih Chika beng beng." Jawab Indah.
"Mana ada, itu beng beng gue dicopet."
Olla menggeleng pelan, "Chik anjir parah lo, nyopetnya gak kira-kira, masa sampe dua box gitu?"
Chika dengan sengaja menginjak kaki Adel, membuat sang empunya meringis, "aduh, sakit gila."
"Orang lo yang ngasih beng bengnya ke gue, malah nuduh gue maling, lo. Kurang ajar emang."
"Gak mau, gak jadi. Lo naksir Ashel juga soalnya, gue gak ikhlas beng beng gue dimakan saingan gue. Jadi sini balikin."
Chika segera menggeleng, "udah abis dimakan Olla." Setelahnya Chika segera berlalu melewati Adel searaya menarik pergelangan tangan Indah menuju kantin.
Adel hanya bisa memandangi Chika yang meninggalkannya begitu saja, lalu ia menoleh ke arah Olla. "Kok lo gak diajak?" Tanya Adel.
"Gue gak suka digandeng Chika." Jawabnya.
Adel tersenyum manis sambil menyodorkan ponsel pada Olla, yang membuat sang empunya sedikit bingung. "Keren, bagi WA lo. Kita harus berteman." Ujarnya.
Selesai mengetikkan nomornya di ponsel Adel, Olla mengembalikan kembali ponsel Adel. "Oh iya, beng bengnya masih banyak. Yang box satunya masih disegel, bawa aja sana."
"Serius, Kak?"
Olla mengangguk, "iye, udah sono ambil di mejanya Chika."
"Anterin dong."
"Ck, manja amat, ayo."
_
Chika dan Indah sedari tadi terus mengedarkan pandangan mereka mencari keberadaan Olla, Chika pikir Olla mengikuti mereka di belakang, karena memang biasanya seperti itu.
"Si Olla gak nyusul kita ya?" Tanya Indah.
Chika mengangkat bahunya, tanda bahwa ia juga tak tahu. "Masa iya dia nyasar sih?"
"Orang gila. Coba lo chat deh Chik, atau telpon kek." Chika mengangguk.
Chika kembali menaruh ponselnya dan memasang wajah kesalnya, membuat Indah yang berhadapan dengan Chika penasaran. "Kenapa Chik? Gimana Olla? Di mana dia?"
Chika mendengus pelan, "kesel gue, masa Olla malah ngobrol sekarang sama si Adel. Kesel banget gue keseelll." Sesekali Chika menghentak hentakan kakinya.
"Kok bisa?"
"Gak tau ah. Gue mau bakso, sambelnya dua botol."
"Gak usah lebay ya, baru gitu doang langsung kumat gilanya."
Indah lalu berdiri hendak memesan makanan keduanya, "tunggu sini, biar gue pesenin makan."
Indah segera beranjak meninggalkan Chika untuk memesankannya makanan.
Sudah dapat ia tebak kalau Chika sudah pasti tak akan mengajak Olla bicara hingga pulang sekolah nanti.
_
Bel pulang sudah terdengar, Adel segera mengemasi peralatan tulisnya ke dalam tas. Ia dan Zee sudah berbaikan sekarang, berkat Olla. Olla yang mengajak Zee untuk bergabung tadi dengan mereka berdua. Adel tak masalah, toh ia tak benar-benar marah pada Zee.
"Lo gak mau minta maaf sama Ashel? Lo diemin dia gitu aja, padahal dia gak tau salahnya apa. Minta maaf gih." Ujar Zee.
Adel mengangguk setuju, tak bisa dipungkiri kalau Adel memang salah sudah mendiami Ashel begitu saja. "Temenin gue minta maaf ya, Ji?"
"Dih, yang ada masalah kan lo berdua, selesaiin berdua lah. Gue laper mau makan masakan mama, dadah sahabat." Tolaknya, lalu segera melangkah keluar kelasnya.
Adel memandangi Zee yang mulai hilang dari pandangannya, namun tak sengaja matanya melihat Ashel yang melintas di depan kelasnya, segera ia melangkah untuk menghampiri Ashel.
"Shel," Panggil Adel.
Ashel menoleh, dan melihat Adel yang sudah berdiri di belakangnya. "Adel? Kenapa Del?"
Adel menggaruk belakang lehernya yang tak gatal, "emm... Aku mau minta maaf, tadi pagi udah ninggalin kamu, udah cuek juga sama kamu. Maafin aku ya, Shel?"
Ashel memang sempat kesal pada Adel, tapi melihat Adel yang terlihat menggemaskan kini membuat rasa kesalnya hilang entah kemana. Dengan reflek ia mengangguk sambil tersenyum.
"Aku maafin, tapi ada syaratnya."
Adel mengerutkan keningnya, "apa syaratnya?"
"Anterin aku pulang." Jawab Ashel.
Adel tersenyum lebar mendengar jawaban Ashel, "syarat segera dipenuhi. Yuk?" Ajaknya sambil mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Ashel.
_
Chika ingin melompat saja rasanya dari lantai dua gedung kelas ini, niatnya ingin mengajak Ashel pulang berantakan, ia justru malah melihat pemandangan memuakkan.
"Gue makan juga ni pintu." Gerutunya.
"Kata gue sih mending nyerah Kak, Acel sukanya Adel bukan lo."
Chika segera menoleh mencari sumber suara itu. Di sampingnya sudah berdiri Adik kelas sekaligus temannya, Kathrin.
"Bacot. Gue gak gampang menyerah."
"Iya deh terserah, bentar lagi juga lo nangis ngeliat mereka jadian." Benar-benar memang manusia satu ini, tak bisa menjaga mulutnya sedikit saja. Tak sadarkah ia sedang berhadapan dengan Chika?
"Ikut gue lo, ayo ribut sini."
_
🌹_________________
Mulai sekarang up tiap minggu aja ya, kamis gak keburu terus. Ketik 2 untuk "setuju setuju yes"Met malem all 😊👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Accidentally
FanfictionTentang dua orang remaja yang menyukai orang yang sama namun berakhir menyukai satu sama lain. "I accidentally likes You." Disclaimer. •Non-baku. •Harsh words. •GxG content. •100% fiksi. •Sama sekali tidak berhubungan dengan kehidupan nyata. MOHON U...