kim seokjin adalah member tertua dari group band bangtan sonyeondan yang akan pergi meninggalkan ke enam bunga dan ribuan kupu - kupu nya untuk menjalankan tugas negara yang di sebut wajib militer.
Jungkook duduk melamun di ruang tengah, sejak seokjin memberi keputusan kapan dia akan mendaftar wajib militer jungkook sering diam tanpa mengatakan keresahan dalam hati nya.
Tanpa sadar air mata jungkook menetes begitu saja saat dia memjamkan mata.
"Kookie, kau sedang apa di situ?"
Pertanyaan seseorang membuat jungkook buru buru mengusap mata nya, kemudian menoleh ke sumber suara.
"Jimin hyung" ucap jungkook pada jimin yang berjalan ke arah nya.
Jimin duduk di samping jungkook dan melihat nya.
"Apa yang kau lakukan tengah malam begini? Ini sudah jam satu, tapi kenapa kau masih belum tidur?" tanya jimin.
"Aku tidak bisa tidur, hyung" jawab jungkook.
"Sama, aku juga tidak bisa tidur"
Jimin menghela nafas dan menyandar pada punggung kursi.
"Kenapa?" tanya jungkook.
"Sama seperti mu" jawab jimin dan membuat jungkook melihat nya.
"Apa maksud mu sama dengan ku?" tanya jungkook.
"Kau memikirkan jin hyung kan?" tanya jimin dan jungkook hanya diam.
"Aku juga sama seperti mu kookie, aku belum siap kalau harus berpisah dengan jin hyung. Aku masih ingin kita bersama lebih lama lagi, tapi kalau aku seperti itu berati aku egois"
Jimin tertawa getir seraya melihat ke depan.
"Apa yang kau khawatirkan hyung? Aku yakin jin hyung pasti baik baik saja, dia itu kuat dan dia pintar bersosialisasi.
"Dua tahun itu hanya sebentar, jadi ~ " jungkook menghentikan ucapan nya saat jimin melihat nya dengan lekat.
"Kenapa diam? Ayo lanjutkan! Aku ingin tahu seberapa pintar kau berbohong"
Perkataan jimin seketika membuat jungkook menunduk. Air mata yang sejak tadi dia tahan keluar begitu saja, membuat jimin mengerti kalau adik kecil nya sedang tidak baik baik saja.
"Kenapa?" tanya jimin.
"Aku belum siap hyung, aku belum siap berpisah dengan jin hyung, aku ingin menahan nya untuk tidak pergi, tapi sama seperti mu, aku tidak mau egois.
"Aku sudah bukan anak kecil yang berusia 15 tahun, jadi aku tidak mau merengek pada nya agar dia tidak pergi. Aku sudah berusaha untuk tidak memikirkan nya, tapi nyatanya aku tidak siap hyung"
Jungkook perlahan menangis membuat jimin juga ikut menangis.
"Kau juga mengkhawatirkan nya?" tanya jimin dan jungkook mengangguk.
Jungkook mengusap wajah nya dengan kasar, menarik nafas untuk menenangkan perasaan nya, kemudian melihat jimin setelah hati nya tenang.
"Aku sangat mengkhawatirkan nya hyung. Bagaimana kalau alergi nya kambuh, Pencernaan nya bermasalah, sakit Karena tidak tahan dingin? apalagi saat menjadi prajurit tidak ada perbedaan di sana.
"Idol atau bukan sama saja saat sudah menjadi prajurit kan? Aku benar benar mengkhawatirkan nya" Kata jungkook dan jimin mengangguk mendengarnya.
"Aku juga khawatir akan hal itu kookie, aku takut jin hyung sakit dan dia hanya diam saja. Aku takut jin hyung menahan sakit sendirian, aku juga takut tidak tau lagi tau bagaimana kabar nya"
Jimin menghela nafas dan buru buru menghapus mata nya yang basah karena menangis.
"Suasana pasti sepi kalau tidak ada jin hyung" lanjut jimin dan jungkook mengangguk setuju.
"Jin hyung pasti baik baik saja kan, jimin hyung?" tanya jungkook dan jimin hanya mengangguk.
"Kalian jangan khawatir"
Suara seseorang yang baru datang, membuat jimin dan jungkook menoleh ke belakang.
"Seokie hyung" ucap keduanya dan hoseok mengangguk seraya berjalan mendekati mereka.
"Kau belum tidur?" tanya jimin pada hoseok yang sudah duduk di depan nya.
"Tadi nya aku mau minum, tapi aku melihat kalian dan mendengarkan pembicaraan kalian" hoseok melihat kedua adik nya yang hanya diam.
"Jangan khawatir, jin hyung pasti baik baik saja" lanjut hoseok.
"Kami hanya khawatir, apa itu salah?" tanya jungkook.
"Tentu saja tidak, tapi jangan terlalu berlebihan karena tidak baik untuk jin hyung juga" jawab hoseok, membuat jimin dan jungkook mengernyit bingung.
"Apa Maksud mu hyung?" tanya jimin.
"Kalau kalian seperti ini, kalian akan membuat jin hyung berat untuk pergi" hoseok melihat mereka bergantian.
"Bukan hanya kalian yang khawatir. Aku, yoongi hyung, namjoon dan taehyung juga mengkhawatirkan jin hyung, tapi kami berusaha untuk tidak sedih dan tetap mendukung keputusan nya.
"Wajib militer, kita semua juga akan pergi untuk menjalankan nya. Jadi tidak perlu mengkhawatirkan nya" lanjut hoseok.
"Kenapa tidak pergi saja bersama sama? Dengan begitu kita tidak akan berpisah kan? Kita juga akan kembali bersama dan menyapa army setelah itu"
Jungkook melihat hoseok dan jimin dengan serius, tapi jimin dan hoseok malah tertawa mendengar nya.
"Kenapa kalian tertawa? Apa ada yang lucu?" tanya jungkook.
"Semua tidak semudah seperti yang kau fikirkan kookie" sahut jimin
"Maksud nya?"- jungkook.
"Kita mungkin bisa mendaftar bersama sama, tapi belum tentu kita berangkat bersama, selain itu belum tentu juga kita berada di devisi yang sama" jelas jimin.
"Untuk di tempatkan di bagian devisi juga ada serangkaian test kookie, bukan sesuai Kemauan kita saja" sambung hoseok.
Jungkook menghela nafas dengan ekspresi sendu setelah mendengar penjelasan jimin dan hoseok.
"Begitu ya? Aku kira kita bisa pilih sendiri devisi nya" ucap jungkook tanpa merubah ekspresi nya.
"Kookie, kalau kita semua pergi bersama bagaimana dengan army? Siapa yang akan menghibur mereka nanti?" tanya hoseok dan jungkook hanya menggeleng.
"Hyung mengerti perasaan mu, tapi kita harus kuat untuk army. Kita pasti sedih, tapi jangan membuat army khawatir" Nasehat hoseok pada adik kecil nya.
"Kalau kita pergi bersama sama, bagaimana kalau army pergi ke lain hati?" tanya jimin.
"Biarkan saja army bermain sesuka hati nya, mereka berhak pergi kemanapun mereka mau, tapi army tau kemana harus pulang" jawab jungkook.
"Kemana?" tanya hoseok.
"Bangtan sonyeondan, mereka akan kembali pada kita karena bangtan adalah rumah Army" jawab jungkook, membuat jimin dan hoseok tersenyum.
"Kau ini bisa saja jawab nya, sudah sana kalian tidur! Besok kita harus latihan kan?" titah hoseok dan mereka mengangguk sebagai jawaban.
Hoseok melihat jimin dan jungkook yang pergi dengan tersenyum, tapi senyum nya perlahan memudar saat mereka sudah pergi.
"Jin hyung, pura pura kuat itu tidak enak ya? Sebagai hyung, aku tidak ingin terlihat sedih di depan adik adik kita"
Kata hoseok dan mengusap air mata yang menggenang di pelupuk mata nya, kemudian pergi ke kamar untuk tidur.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.