BAB 1

14.9K 207 3
                                    

Sarah merasa pusing, perutnya bergejolak menahan mual. beberapa kali memuntahkan gejolak itu, Tapi yang keluar hanya cairan putih yang berlendir.

Sarah membuat surat izin sakit, dia memutuskan untuk pulang, dan akan istirahat di kost-an.






Sarah memasuki angkot. Setelah duduk tenang. dia mengingat Abimanyu. mengeluarkan gawainya. Dia mengirim pesan kepada kekasihnya itu, memberitahu kalau dia izin pulang, jadi tidak perlu menunggu untuk pulang bersama.

Tanpa melepas seragam sekolahnya, Sarah merebahkan diri diatas peraduan. Membuka dasi dan ikat pinggang, supaya lebih nyaman. Tangannya meraih minyak kayu putih, mengoleskan di area perutnya.



Mata yang terpejam, tiba-tiba terbuka. Dia menekan perutnya. "Kok keras banget." Monolognya.
Kedua Tangan kembali menekan-nekan permukaan perutnya. Ini bukan masalah pencernaan, karna seingatnya pencernaannya sangat lancar.

Sarah kembali membuka handphone. Menulis sesuatu dimesin pencarian google.

Matanya membulat. Semua artikel yang keluar mengenai wanita hamil. Tangannya kembali meraba perutnya. Setengah mati ingin menyangkal, tapi dia teringat, entah sudah berapa lama dia tidak kedatangan tamu bulanannya.

Sarah memasuki Apotek, dia melihat sekitar dengan was- was, dengan suara kecil meminta apoteker merekomendasikan beberapa tespect yang paling akurat.

Kembali ke kost-an, Sarah menatap tespect itu nanar. Dia melempar tespect itu kasar, dia sudah tau hasilnya, kejanggalan yang dialami oleh tubuhnya, lalu tamu bulanan yang hampir 3 bulan tidak datang.  Sarah sudah pasti hamil.
Tak urung tangannya kembali memungut tespect itu, meletakkannya di meja rias.

Handphone Sarah berbunyi. Abimanyu meneleponnya.
"Halo....."

"kamu sakit. katanya kamu pulang karena sakit. Kamu dimana?" Tanya Abimanyu beruntun.

"Aku ada di kost-an. Bi, pulang sekolah kamu kesini iya?" Balas Sarah.

"Iya, nanti aku langsung kesana. Kamu udah beli obat belum, biar nanti aku bawa" ujar Abimanyu.

"Aku sudah dari apotek, nanti langsung kesini aja?" Ulang Sarah.

"Aku khawatir banget. Apa Aku kesana aja sekarang?" Tanya Abi.

"Gak usah, lagian sebentar lagi pulang. Tunggu pulang sekolah aja, baru kesini." Jawab Sarah.

"Ya sudah. Aku matiin iya? Udah bell masuk." Abimanyu mematikan gawainya.

#############################################

"Kamu benaran gak apa-apa, dari tadi kamu kayak orang linglung begitu." Ucap Abi membuka pembicaraan.

"Abi, aku gak tau harus ngomong apa? Aku takut." Lirih Sarah, matanya tidak berani menatap kekasihnya itu.

"Kenapa? Kamu masih sakit?"  Tanya Abi.

"kita harus bicara" ucap Sarah, menatap Abimanyu dengan keseriusan.
Abimanyu mendekat dan duduk disebelah kekasihnya itu. "Dari tadi juga bicara, ada apa?" Balas Abi.
Sarah kemeja rias, mengambil tespect yang sempat di buang, lalu memberikannya kepada Abi.

Abi terlihat bingung, kemungkinan dia  tidak tahu fungsi benda tersebut.
"aku merasa belakangan ini badanku tidak enak, setiap pagi muntah secara rutin dan hampir tiga bulan ini, aku sudah tidak datang bulan" ucap Sarah, dengan suara bergetar.

Seolah mengerti apa yang hendak disampaikan kekasihnya itu, bola mata Abimanyu membulat. "Apa?" Dia mencoba memastikan.

"aku pikir aku hamil, lalu Bagaimana dengan sekolah kita. Abi kalau sampai........

"Diam sarah! itu belum pasti kan." Sela Abi.

Abi terdiam. dia ketakutan. Bagaimana dengan semua rencana yang sudah disusun rapi untuk masa depan, lalu bagaimana juga dengan harapan kedua orangtuanya.

"Sarah cepat pakai alat itu, kita harus memastikannya" kata Abi terburu-buru.

Demi Tuhan mereka masih duduk di bangku SMA kelas 3, ada banyak mimpi yang harus Abi  perjuangkan.

Abimanyu adalah harapan kedua orangtuanya, tidak mungkin dia akan berakhir menjadi orang tua di usia yang sangat muda. Abimanyu mengingat-ingat Kapan pastinya dia melupakan pengaman saat berhubungan dengan Sarah. terkutuklah hasrat, dia ingat betul bukan sekali dua kali Abi melupakan hal penting itu, saat hasratnya di ujung tanduk.

melihat Sarah keluar dari toilet dengan tidak sabar Abi bertanya, "negatif kan?" katanya.

Sarah yang mendengar pertanyaan itu sangat kecewa. meskipun Sarah tidak menginginkan kehamilan di usia yang sangat dini. tapi entah kenapa pertanyaan Abi yang terkesan menolak bayi Mereka menyakiti hatinya.

"Kayaknya positif, garisnya ada dua." Ujar Sarah menjawab pertanyaan Abi.

Mereka berdua terdiam lesu, memikirkan solusi apa yang akan mereka ambil.

"kita harus mengambil solusi, yang kira-kira bisa menyelamatkan masa depan kita berdua."  ucap abimanyu, memecah keheningan. Dia menatap Sarah dengan penuh makna.

Sarah membuang muka, menghindari Abi yang terus menatap. Dia sadar betul itu hanyalah omong kosong. Bagaimana Abimanyu bisa berpikir ada solusi yang bisa menyelamatkan masa depan mereka berdua.

Setelah mengolah setiap kata yang Abi ucapkan, sarah tersadar. solusi yang dimaksudkan Abimanyu adalah menggugurkan kandungan Sarah.

"kamu tega membunuh darah daging kamu sendiri?" tanya Sarah sambil berteriak.

"itu bukan solusi Abi." Lanjut Sarah berucap dengan putus asa.

"Lalu, apa solusi yang menurutmu bisa menyelamatkan masa depan kita?."  Abimanyu berteriak tak kalah keras.

"Ini kesalahan Sarah, Aku tidak pernah berpikir menjadi seorang ayah di usia semuda ini, kita pasti gagal" ucap Abimanyu mencoba menjelaskan.

"ya, ini memang kesalahan, tapi membunuh bayi ini juga salah. Itu dosa besar Abi. aku tidak akan sanggup." Jerit Sarah.

Abi yang mendengar itu seketika berang.
"dia masih segumpal darah. jangan mengungkit tentang dosa. Bukankah yang kita lakukan selama ini juga dosa, Kenapa mendadak menjadi pendakwah." Teriak Abimanyu.

"Aku takut Abi." Lirih Sarah.

"Dan menggugurkan bayi itu cara menghilangkan ketakutanmu itu." balas Abi dengan pedas.

Setelah lama berdebat tentang solusi yang akan mereka ambil ke depannya.
Sarah dan Abimanyu, akhirnya memutuskan merawat calon bayi mereka dengan mengorbankan masa depan Sarah.

Ya! mereka sadar betul, kalau bayi itu harus dipertahankan, artinya masa depan Sarah yang harus dikorbankan. dia akan mengandung, dan sudah pasti perutnya akan membesar.

Abi mulai berpikir, Kapan tepatnya Sarah akan berhenti sekolah, dia tidak mau ada orang yang mengetahui kehamilan Sarah, karena kalau sampai itu terjadi. semua orang pasti akan menuduhnya sebagai pelaku. Seantero sekolah, tau mereka sepasang kekasih.

"Aku akan sekolah untuk beberapa bulan kedepan, ini masih fase pertama, perutku tidak akan membesar" sarah menyuarakan isi hatinya.

Mendengar itu, Abi kembali disulut emosi.

"Kamu bilang sudah telat hampir 3 bulan, lalu muntah setiap pagi, bagaimana kalau  kamu pingsan, lalu dibawa ke UKS. semua orang akan tahu kalau kamu sedang hamil." Murka Abimanyu dengan berteriak.

"Jangan coba-coba mengacaukan masa depanku" lanjut Abimanyu.

"Aku tidak akan melakukan hal bodoh, dan membuat orang tahu kalau aku sedang hamil" ujar Sarah dengan wajah memelas.

Pokoknya kamu tidak boleh masuk sekolah lagi. aku akan mengurus segalanya.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang