Bab 8

3.8K 89 0
                                    


Jangan lupa vote!!!!!







Belakangan Abi mengatur jarak dengan teman-temannya. Dia fokus belajar sambil course dibeberapa bidang. Dia ingin mempertajam skill desain grafis. Setelah ditelusuri ternyata ada beberapa skill yang bisa diasah dan berpeluang mendatangkan uang. Selain bisa work from anywhere, bayarannya juga sangat menggiurkan.


Abi sudah beberapa kali menjual jasanya dibergai portal pekerjaan online. Dia punya keahlian editing, jadi dia apply kebeberapa iklan yang berseliweran. Hasilnya lumayan untuk membelikan keinginan Sarah saat mengidam. Sekarang dia sedang fokus belajar hal baru, menurutnya jasa desain grafis sangat layak untuk dipelajari. Selain karena bayarannya lebih gede, pekerjaan itu juga banyak dicari.



Sarah memijit kecil bahu Abi, sesekali memberikan ciuman tepat dikepala kekasihnya itu.

"Cape ya?" Tanya Sarah. saat meneleponnya tengah malam, Abi masih standby didepan laptopnya lengkap dengan pekerjaannya, lalu pulang sekolah keapartemen langsung membuka laptop kembali melanjutkan pekerjaan yang tanggung kemarin malam.

"Lumayan, tapi aku senang. Paling tidak hasilnya lumayan buat tambahan persiapan lahiran." Ungkap Abi.

Sarah terharu. lambat laun Abi berubah. Dia semakin dewasa dan kritis dalam menanggapi masalah. "Aku udah masak, kamu makan dulu ya!" Seru Sarah.

"Siapin aja, Bentar lagi ini selesai." Balasnya, tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

Sarah bergegas kedapur, dia memanaskan kembali masakannya. Sarah tau Abi tidak akan mau memakan sajian yang sudah dingin.


"Kamu ganti baju dulu." Ujar Sarah yang bolak-balik dari dapur menyajikan makanan untuk Abi.

Menuruti Sarah, Abi langsung mengambil baju salin, lalu mengganti pakaian. Dia juga kegerahan karena sudah memakai seragam itu seharian.



Abi langsung menyantap makanan yang disiapkan Sarah. "Kamu gak mau makan lagi!" Tawar Abi.

"Aku masih kenyang, makan sendiri aja ya!" Jawab Sarah sembari mengelus perutnya yang membuncit.


Usia kandungan Sarah sudah 8 bulan, tonjolan kecil diperutnya sudah membuncit, tanda-tanda kehidupan mulai terasa dari perutnya. Hampir setiap saat bayi mereka menendang, memberitahu kedua orangtuanya kalau dia sehat didalam sana.




Menyimpan piringnya, Abi bergabung bersama Sarah. Dia menyingkap daster Sang kekasih, lalu mengelus permukaan perut Sarah yang menonjol. "Dia bergerak" gumamnya. Hal ini sudah sering terjadi, tapi Abi selalu terkesima setiap kali merasakan pergerakan dari dalam perut Sarah.
"Sabar ya sayang, sebentar lagi kamu bisa keluar" ujar Abi dengan kekehan kecil.


Mengecup perut Sarah, Abi bertanya. "Kira-kira dia mirip aku apa kamu"

"Karena dia laki-laki, aku pengennya dia mirip kamu." Jawab Sarah.


Abi mengangguk setuju, "dia harus mirip aku." Pungkasnya.


Abi memperhatikan tumpukan kain yang digosok rapi. "Itu baju sibayi, kamu nyuci pake tangan, apa pake mesin cuci" Tanya Abi penasaran, mereka tidak punya pengetahuan apapun tentang pemeliharaan bayi, jadi semua harus diriset.

"Coba searching. Aku nyuci Pake mesin cuci, tapi kainnya aku pisah kok!" Seru Sarah. Dia tidak kepikiran sebelumnya, kalau dipikir-pikir kulit bayi itu sensitif. 'apa itu masalah' pikir Sarah.



"Gimana?" Tanya Sarah pada Abi yang masih membaca artikel mengenai pemeliharaan baju bayi new born.

"Gak apa-apa, aman. Yang penting kamu harus lebih teliti dalam pemilihan deterjen. Ada beberapa yang kurang cocok pada kulit bayi." Jawab Abi.

"Syukur deh! Sempet Takut aku." Aku Sarah.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang