BAB 2

7.2K 122 1
                                    

"Aku akan pulang .Tidurlah tepat waktu" Abi pulang meninggalkan kost-kostan Sarah.



Sepeninggalan Abi, Sarah tidak bisa tidur, hatinya gelisah. Dia memikirkan banyak hal. Mereka masih terlalu muda untuk membesarkan seorang anak. Abi juga berniat menyembunyikannya, entah sampai kapan.

Sarah kira Abi akan memberitahu masalah ini kepada orangtuanya. Atau minimal mereka bisa menikah dibawah tangan. tapi kembali lagi, Sarah tidak punya suara, Abi lah yang paling ber hak mengambil keputusan.


Malam berlalu.


Pagi-pagi sekali Abimanyu sudah sampai di kost-an Sarah, lengkap dengan seragam sekolahnya.

"makan" ujarnya ketus, sambil menyodorkan beberapa makanan kepada Sarah.

Sarah mengerti Abi masih kecewa dengan keadaan, dia mencoba memaklumi sikap kekasihnya yang terkesan egois. Sarah memilih diam dan segera makan.
Melawan rasa mual, Sarah terus berusaha menelan makanan itu, dia tidak mau Abi beranggapan kalau Sarah manja dan merepotkan.

Ini masih tahap pertama, mungkin ada banyak cobaan yang menunggu di depan sana, Sarah harus menguatkan diri. Paling tidak Abimanyu tidak meninggalkannya menanggung kesalahan itu sendirian.

"Tetaplah di dalam kost-an, aku akan ke sekolah" ucap Abimanyu. Sarah membalas dengan anggukan kecil.

Disekolah Abi hanya diam. Dia tidak konsentrasi dalam melakukan apapun. Tentu saja pikirannya masih dipenuhi dengan rencana-rencana yang sudah tersusun rapi untuk menyembunyikan kehamilan Sarah.

Liam yang melihat gelagat aneh sahabatnya segera bertanya.
"kekasihmu tidak sekolah hari ini" ucapnya sambil tertawa kecil.
"Wah! Pantesan dari pagi udah mumet aje itu muke, lecek bener kayak kain lap basah." lanjut Petra.
"Bro, kita hidup di zaman modern. bahkan menggeser satu tombol di handphone, kamu bisa melihat wajah Sarah sekarang" ucap Sergio, meramaikan guyonan teman-teman nya.

Ya! mereka berpikir sikap Abimanyu yang terkesan aneh, disebabkan oleh kekasihnya yang tidak sekolah hari ini.

Abimanyu yang malas menanggapi ocehan teman-temannya, segera meninggalkan kantin. Mereka tidak akan berhenti mengoceh, walau mulut mereka pegal sekalipun.

Sepeninggalan Abimanyu, keempat temannya bingung, penasaran, Apakah mereka mengeluarkan kata yang berpotensi menyinggung hati Abimanyu, yang memang pada dasar nya memiliki daya humor yang rendah.

"Mungkin dia sedang datang bulan, jadi lagi sensitif kali" ucap Petra sambil tertawa garing.

" Garing bener." Celetuk bian, mengejek Petra.

Setelah pulang sekolah, Abi langsung ke kost-an Sarah.

"Udah makan belum?" Tanya Abi, pada Sarah yang termenung didepan televisi.

"Belum." Jawab Sarah.

" Gimana sih!, kamu kan lagi hamil. Udah sore begini belum makan. Kalau kamu setengah hati begini, gak usah sok-sokan mau pelihara itu anak." Ujar Abi, dengan suara dinginnya.

"Aku gak bisa makan, dari tadi muntah terus. Abi, kamu jangan marah-marah terus, aku juga pusing." Dengan suara lirih, Sarah menyuarakan isi hatinya.

" Sekarang makan! Jangan banyak ngeluh, kamu ingin melahirkan anak itu, artinya kamu siap menanggung apapun resikonya." Abi, berlalu ke kamar tidur Sarah. Dia akan menginap malam ini.

Sarah, menelan nasinya bersamaan dengan meminum air minumnya, Tanpa mengunyah, dia biarkan air minum itu mengguyur makanannya melewati kerongkongannya.
"Yang penting makanannya nyampe Lambung." Lirihnya Sarah, sambil kembali menyendokkan makanannya.

Suara ketukan pada pintu, mengintrupsi kegiatan mereka berdua, Abi yang menyeduh mie rebusnya, melangkah ke dekat pintu, dia mengintip dari balik gorden.

"Siapa?" Bisik Sarah.

"Si Devi, samperin aja. Aku ke kamar." Balas Abi. "Ingat, langsung suruh pulang." Tegas Abi.

Sarah membuka pintu, dia mempersilahkan Devi masuk.

"Dev, bawa apa?." Tanya Sarah, yang melihat tentengan sahabatnya.

"Nih, tadi aku beli martabak, gak habis, buat kamu aja. Sekalian bantu ngerjain PR iya?" Cerocos Devi.

Sarah menggaruk kepalanya. dia tidak enak menyuruh Devi pulang, tapi Abi tidak boleh ketahuan ada di kost-annya.

"Oh, ya! Tadi kenapa gak sekolah?" Tanya Devi, seraya mengeluarkan buku dari Tote bag-nya.

"Dev, sorry banget, Kayaknya kamu gak bisa ngerjain PR disini. Aku lagi sakit, makanya tadi gak sekolah. Sorry ya!" sarah memilih untuk berbohong, dia tidak memiliki alasan lain, sakit adalah alasan paling logic saat anak sekolah tidak masuk tanpa keterangan.

"Yah, serius!" Devi mengulurkan tangannya ke dahi Sarah. "Gak panas, Kamu sakit apa?" Tanya Devi, dia tidak merasakan suhu panas di tubuh sahabatnya itu.

"Aku sakitnya di perut, kata dokter, harus banyak istirahat. Maaf Banget ya, aku gak bisa bantu ngerjain PR kamu."

"Gak papa, yang penting kamu sehat dulu. Jangan lupa minum obat
ya?. Aku pulang aja." Devi membereskan kembali bukunya.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang