BAB 3

5.5K 92 1
                                    

"ngobrolin apa aja sih? Lama bener. Mie rebusnya pasti bengkak itu" Sungut Abi.

"Mau aku masak lagi?" Sarah menawarkan, dia enggan memperpanjang masalah Devi, sudah pasti ujungnya ribut.

"Gak perlu. Itu si Devi ngapain sih? Perasaan kesini Mulu. Ganggu banget." Gerutu Abi.

"Devi itu teman aku, Bi. Terus kita juga tetangga kost. Wajar kalau dia sering main kesini." Balas Sarah.

"Berarti kamu harus pindah dari sini. Itu perut kamu entar lagi membuncit. Jangan sampai si Devi itu tau kamu hamil." Ucap Abi dengan mimik serius.

"Pindah? Kamu kan tau aku nyaman tinggal disini." Jawab Sarah.

"Bisa-bisanya kamu masih mikirin kenyamanan. KAMU HAMIL SARAH, HAMILNYA DILUAR NIKAH, diusia yang sangat dini. Apa kata tetangga kost kamu? Kalau Mereka tau kamu hamil pasti bakal diusir juga." Teriak Abi.

Sarah menangis. Sifat pemarah, dan emosional, sejak kapan Abi memilikinya. Sarah tidak pernah menyangka Abi akan meneriakinya dengan suara yang menggelegar.

"Jangan Nangis kamu. Pokoknya kamu harus pindah." Sentak Abi.

Sarah Hanya diam, bahunya bergetar, tangannya mengusap kasar kedua matanya. Wanita itu berusaha menahan Isak tangis.
Sarah takut Abi menganggapnya manja, dan merepotkan. Dia tidak mau ditinggalkan, lalu menanggung kesalahan itu sendirian.





Abi dan Sarah, mereka sudah memutuskan supaya Sarah pindah ke salah satu apartemen Abi.

"Aku gak jadi nginap. Kamu langsung tidur. Aku pulang." Pamit Abi.

"Hati-hati iya" Cicit Sarah.










Hari ini, Abi tidak sekolah. Dia akan membantu Sarah mengangkat barang-barangnya. Abi memang sengaja pindah di siang hari, dia menghindari bertemu dengan Devi, kalau anak itu melihat mereka pindah, sudah pasti ribet dan panjang Urusan.

"Udah, kamu ke mobil aja. Tinggal yang ini kan? Biar aku yang bawa." Ujar Abi. Mereka sudah mengeluarkan semua barang Sarah, mereka juga membersihkan kost. Tidak elok rasanya meninggalkan hunian itu dalam keadaan kotor.



"Udah pak. Nanti kami saja yang susun." Intrupsi Abi kepada 3 satpam yang membantunya mengangkat barang Sarah.

"Iya pak. Semua barang udah diangkat. Kami sekalian pamit aja. Semoga si neng betah disini." Ucap Ujang, Salah satu dari satpam itu.

"Makasih pak." Balas Sarah sopan.

"Kamu beresin dulu. Aku mau kebawah, mau kasih uang rokok sama bapak-bapak itu." Ucap Abi, yang dibalas anggukan oleh Sarah.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang