Bab 15

3.9K 84 1
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!
Jejak yang anda tinggalkan membuat saya lebih bersemangat untuk merampungkan tulisan ini!

Vote!!!!!















"kamu tidur aja!" Ucap Abi, dia mengganti Sarah menimang bayi mereka.


Sarah mengantuk, tapi tidak mungkin membiarkan Abi menenangkan anak mereka yang menangis histeris.

"Dia Kenapa ya? Kok nangis gak berhenti -berhenti." Gumam Abi.

"Sini, coba disusuin lagi" respon Sarah.

Abi menggelengkan kepala. "Dari tadi udah nyusu, barusan juga kamu kasih nyusu dia udah nolak." Ungkap Abi.
Dia yakin ada yang membuat si bayi gak nyaman.

"Kenapa nangis nak? Ada yang sakit?" Ucap Abi, mencoba mengobrol dengan bayinya.

"Bentar aku searching dulu."

'Kenapa bayi new born nangis terus' tulis Sarah dimesin pencarian, lalu keluarlah banyak artikel yang menjelaskan penyebab yang mengakibatkan bayi selalu menangis.

"Jangan-jangan pempersnya udah penuh" ucap Sarah.

"Oh iya! Bisa jadi." Pungkas Abi.

"Kamu bisa bersihin gak?" Tanya Sarah.

"Bisa dong! Tadi kan Udah belajar." Jawab Abi.

"Nak bentar ya, ayah ambil perlengkapan dulu."  Gumamnya, meletakkan bayi sejenak.

Sarah tersenyum, memperhatikan Abi yang telaten mengganti popok putra mereka.

"Udah! Sekarang tidur ya!" Ucap Abi, lalu beranjak membuang bekas pempers, sekalian membereskan kembali peralatan yang dia gunakan membersihkan bayi.

Abi kembali menimang bayi yang sudah beberapa kali menguap. "Tidur ya nak, bayi gak boleh begadang" tuturnya dengan kekehan kecil.

"Kamu gak cape?" Ucap Sarah.

"Cape sih! Mau gimana lagi sibayi belum mau tidur." Ungkap Abi yang memang sudah lumayan lama menimang sibayi.

"Taro ditengah aja. Biar kamu istirahat." Saran Sarah.

Abi menurut, dia meletakkan sibayi diantara dirinya dan Sarah. "Nak, langsung tidur ya! Ayah udah ngantuk." Beritahu Abi.

"Iya ayah" balas Sarah meniru suara anak kecil.

"Udah! Kamu tidur aja, biar aku yang jaga." Pungkas Sarah.

Sebelum tidur Abi mencium Sarah, lalu beralih ke si bayi. "Kalau dia rewel bangunin aku." imbuhnya, yang diangguki Sarah.





Suasana pagi disambut dengan suara bayi yang menggelegar.

Abi bangun, lalu menggendong bayi menjauh dari kamar, supaya tidak menggangu tidur Sarah.

"Nak, haus ya." Ucap Abi, yang dibalas bayi dengan suara tangis yang kencang.

"Sabar ya, ayah siapkan susu."

Abi menyiapkan susu yang sudah disimpan Sarah didalam kulkas.

Abi masih mengatuk. Dia menutup mata sambil berjalan bolak-balik, salah satu tangannya memegang dot yang diminum sibayi.

"Haus banget ya?" Ucapnya, karena melihat susu yang disiapkan ludes seketika.

"Nak, tidur lagi ya? Masih jam 6." Ungkap Abi, berharap sang anak mengerti apa yang dia ucapkan.

Abi meletakkan kembali bayi yang tertidur, lalu mengumpulkan baju sibayi yang kotor. Abi akan mencucinya. Sarah tidak mungkin bisa mencuci untuk sementara waktu.


Suara dering handphone mengganggu tidur Sarah, dia terbangun. Ada panggilan masuk dari Hp Abi.

"Abi dimana ya?" Monolognya. Dia meraih handphone Abi, lalu berjalan hati-hati mencari Pacarnya itu.

Ternyata Abi sedang menjemur pakaian sibayi. "Bi, ini ibumu nelepon!" Pungkas Sarah, seraya memberikan HP Abi.

"Oh, iya. Makasih." Jawab Abi.

Abi mengsclor gawainya, melihat beberapa notifikasi. "Kamu duduk aja, biar aku lanjut jemur dulu." Perintah Abi.

"Kamu gak telepon balik?" Tanya Sarah.

"Nanti aja."

"Oh ya! Kamu mau makan apa? Kita go food aja." Lanjut Abi.

"Apa aja deh, tapi lauknya ikan ya!" Ungkap Sarah.

"Ok!" Jawab Abi.

Selesai dengan jemuran, Abi memapah Sarah ke kamar.  "Masih sakit gak?" Tanya Abi.

"Masih! Tapi Udah lumayan banget." Respon Sarah.

"Nanti aku cariin obat cina, supaya jahitannya cepat kering. Aku gak mungkin disini terus. Orangtuaku bisa curiga." Pungkas Abi.

"Iya" Jawab Sarah, dia juga tau, Abi tidak mungkin bisa berlama-lama mengurusnya.



Setelah memandikan sibayi, Abi langsung menuju balkon. "Berjemur dulu ya nak, biar tulangnya sehat." Kekeh Abi.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang