Bab 22

3K 62 0
                                    

Selamat membaca 🤗




"Benny, Abi tinggal didekat sini kan?" Tanya Adam pada sekretarisnya, orang yang dulu dipercaya membeli apartemen untuk hunian putranya selama kuliah dijakarta.

"Iya!" Jawab Benny sambil mengganggukkan kepala.

"Kita mampir dulu!" Perintah Adam. Sebenarnya dia khawatir pada anaknya itu, terakhir mereka bertemu saat dia mengantar Abi disemester pertama, lalu setelahnya  Abimanyu tidak pernah pulang, dan selama itu dia tidak pernah komunikasi dengan sang anak, Adam terlalu gengsi mengirim pesan, atau sekedar melakukan panggilan telepon seperti yang dilakukan istrinya. Ala hasil dia hanya bisa mencuri dengar saat Shela melakukan panggilan telepon ataupun panggilan video bersama sang anak.

Benny langsung memerintahkan pak supir mengikuti google maps yang sudah disetting kealamat apartemen Purnama indah.

"Sudah sampai pak." Beritahu Benny.

"Makasih Ben! Kalian tunggu dibawah saja, biar saya yang masuk." Ungkap Adam, yang diangguki sekretarisnya itu.

Adam menekan bel berkali-kali, tapi pintu tak kunjung dibuka. 'apa dia tidur' monolognya.

Adam ingin menelepon Shela, agar sang istri menyuruh putra mereka membuka pintu, tapi dia malu hati. Pasalnya sebelum meninggalkan Surabaya, istrinya sudah berpesan untuk mengunjungi Abi, tapi Adam menolak dengan tegas. Mengatakan dia terlalu sibuk dan tidak punya waktu mampir barang sebentar saja.

Adam masih mencoba peruntungan, menekan bel itu berkali-kali. Abi itu sensitif dengan suara, jadi bisa dipastikan Kalau putranya itu tidak didalam.

"Pak cari siapa." Interupsi salah satu penghuni apartemen yang bersebelahan dengan unit Abi.

"Cari anak saya! Tapi kayaknya dia lagi keluar." Jawab Adam.

"Wah! Abi emang gak didalam pak. Mungkin ketempat ibunya." Ucap Musa, dia pikir kedua orangtua Abi sudah bercerai, jadi pria itu tidak tau kalau anaknya pulang.

Sebelum meninggalkan Apartemen Abi bercerita akan pulang, kalau orang yang mengaku sebagai ayah dari Abi ini tidak mengetahui perihal kepulangan Abi, berarti Abi pulang kerumah sang ibu. Begitulah perkiraan Musa.

"Anak saya gak pulang!" Sangkal Adam.

"Coba telepon mantan istri bapak, Abi pasti disana." Tutur Musa.

"Heh! Saya gak punya mantan istri. Saya juga gak pernah jadi duda. Hati-hati kalau ngomong." Imbuh Adam dengan ekspresi kesal.

"Abi bukan anak broken home!" Seru Musa, tak kalah terkejut. Musa sering nokrong bersama Abi, pernah suatu hari dia bercerita tentang ayahnya, lalu kemudian basa-basi bertanya tentang ayah dari sahabatnya itu, Abi justru membeberkan stigma jelek tentang ayahnya. Jadi Musa simpulkan, kalau Abi anak broken home, anak yang tidak merasakan kasih sayang seorang ayah.

"Heh! Jawab saja pertanyaan saya. Abi kemana?" Pungkas Adam.

"2 Minggu yang lalu dia pulang ke Surabaya." Jawab Musa.

"Bohong kamu! Wong! Abi gak ada di Surabaya. Coba jujur, gak tenang hidup kamu bohongin orang tua." Hardik Adam.

Musa tidak terima disebut berbohong, toh! Gak ada untuknya juga dia membohongi orangtua Abi. " Saya gak bohong pak!" Sangkalnya.

Musa membuka handphone, mencari riwayat pemesanan tiket pesawat soekarno-Juanda. "Ini pak! 2 Minggu yang lalu Saya yang pesan tiket Abi." Imbuh Musa.

Adam mengepalkan tangan. memang benar adanya, detail pemesanan tiket itu atas nama Abimanyu. Ketimbang marah dan kecewa, Adam lebih khawatir putranya itu ada dalam kondisi yang tidak baik-baik saja. 'apa dia dirumah Petra' gumam Adam.

"Apa dia rajin kuliah!" Tanya Adam.

"Iya pak! Abi setiap hari kuliah kok!" Jawab Musa.

"Ok! Terimakasih ya! Boleh saya minta tolong!" Ungkap Adam.

"Boleh pak! Saya akan bantu sebisa saya."

"Tolong! Jangan beritahu Abi, kalau saya datang berkunjung. Boleh!"

"Iya, pak! Saya gak akan beritahu Abi." Jawab Musa.

Adam membuka tas, mengambil amplop yang sudah berisi, lalu menyalamkannya pada Musa. "Terimakasih!" Ungkapnya, lalu pergi begitu saja.

Benny menciut, "apa lagi?" Ucapnya dalam hati, saat Adam memasuki mobil dengan wajah yang masam, belum lagi cara bos-nya itu menutup pintu mobil, sangat sarat akan amarah.

"Benny selidiki Abi, secepatnya. minimal 3 hari kedepan hasil sudah harus dimeja saya!" Perintah Adam.

"HAH.... siapa pak?" Tanya Benny, mulut menganga mendengar perintah tuannya.

"Saya gak akan ulangi, kerjakan apapun yang kamu dengar.!" Hardik Adam.

"Siap pak!" Jawab Benny buru-buru.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang