Bab 26

3K 74 0
                                    

Selamat membaca 🤗






Shela masih menangis, dia tidak percaya dengan data dan beberapa foto yang tertera didalam map pemberian Adam. "Abi gak mungkin kayak gitu." Gumamnya. kalimat yang terulang untuk kesekian kali.

"Maksudmu aku bohong!" Seru Adam, dia jengah dengan tingkah Shela, jelas-jelas Abimanyu brengsek dan tidak beradab, dan istrinya itu masih memberikan pembelaan, bahkan meresa kalau semua fakta didalam map itu hanya tuduhan tak berdasar.

"Anakmu itu, kumpul kebo, dia berzinah sampai punya anak haram!" Seru Adam kembali.

"Bayi mereka sakit!" Lirih Shela.

"Sekarang kita harus kesana!" Pungkas Adam. "Mereka tidak boleh hidup seperti itu" lanjut Adam.

"Abi Kenapa kayak gitu ya?" Lirih Shela, bertanya pada suaminya yang fokus menyetir.

"Namanya juga anak kurang ajar." Sarkas Adam.

"Lagian! Kenapa juga kamu kasih kartu sama dia, ini akibat terlalu memanjakan anak. Bukannya membanggakan orangtua, malah bikin anak." Lanjut Adam.

Shela hanya bisa diam, tidak bisa dipungkiri dia juga kecewa kepada Abi. Menurutnya dia sudah mendidik putranya itu dengan benar, dia berikan waktu dan kasih sayang agar Abi tidak mencari ditempat lain, tapi rupanya semua itu tidak cukup. Abi sudah melakukan hal tak terpuji, membuatnya merasa gagal menjadi seorang ibu.




Tanpa menekan bel. Adam mengetuk pintu apartemen secara brutal, kalau tidak melihat wajah melangsa istrinya sudah pasti kaki juga melayang menendang pintu itu.


"Siapa sih?" Gerutu Abi, dia sedang menidurkan Bian, dan entah siapa tamu tak diundang yang menggedor pintu secara membabi-buta.

"Nak, kamu sama ibu dulu ya! Ayah mau buka pintu." Tuturnya, seraya memberikan Bian kegendongan Sarah.

"Iya! Sebentar!" teriak Abi, berharap orang yang menggedor pintu menghentikan aksi.

Abi yang ingin menyemburkan kemarahan, kini menciut melihat orang yang mengetuk pintunya. "Ibu!" Gumamnya.

"Masuk kamu!" Perintah Adam.

Abi menggelengkan kepala, dia tidak akan membiarkan ayahnya mengganggu Abian. "Kita bicara diluar saja." Jawab Abi.

Adam tertawa mengejek. "Lihat tingkah anakmu ini!" Seru Adam pada Shela.


Abi tau, dia sudah tertangkap basah. Orangtuanya pasti tau segalanya, percuma mengelak atau menciptakan kebohongan lain. "Ibu, Abi minta maaf." Lirihnya dengan kepala tertunduk.

"Gak ada maaf-maafan, sekarang ayah mau masuk, minggir kamu!" Hardik Adam.

Adam tersulut emosi, kelihatannya Abi tidak mengerti bahasa manusia, putranya itu kekeh berdiri ditempatnya, menghalangi jalan, merentangkan tangan tepat ditengah pintu.


Sampai hitungan ketiga kamu tidak menyingkir, ayah pastikan kamu akan menyesal. Adam mulai menghitung. " 1..........2....."


"Siapa Bi?" Intrupsi Sarah, dia menyusul Abi karena kekasihnya itu terlalu lama didepan.


"Wah! Ini dia." Gumam Adam dengan senyum smirk.

Sarah mematung, dia tau betul siapa sosok yang tersenyum aneh kepadanya. Dia adalah Adam paras,  ayah dari kekasihnya. Sarah mundur, lalu bersembunyi dibalik punggung Abimanyu.

Sedang Shela menatap prihatin kearah Bayi dalam dekapan wanita yang merupakan kekasih dari putranya itu. Pikiran berkecamuk, bagaimana anak sekecil itu harus merasakan sakit yang parah.  'apakah mereka mengurusnya dengan baik' monolog Shela.

Akhirnya Abi menyingkir, membiarkan kedua orangtuanya memasuki unit.

Mata Adam berputar. memantau seluruh ruangan, "bagaimana kamu membiarkan anak sekecil itu tumbuh diruangan sesempit ini." Imbuh Adam.

Abi dan Sarah hanya mampu menundukkan kepala, Mereka tidak punya keberanian menatap kedua orangtua yang menghakimi kelakuan mereka.

"Ayah sudah memutuskan." Imbuh Adam.

Love And SecretsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang