Part 10

477 36 6
                                    

Lalu apa yang terjadi dengan wanita itu....?
Kalian penasaran...?
Penasaran bukan....?
Apakah aku harus menceritakannya....?
Ckckckkk oke akan ku ceritakan tentang wanita itu.

Setelah pertarungan sengit ku dengan ke 6 dewa mabok itu selesai, aku menelpon polisi sambil terus mengamati ke 6 preman yang masih bergelimpangan di atas aspal. Mataku mengitari tempat itu mencari wanita yang hampir terkena tindakan asusila tadi.

Ku lihat dia terduduk dibawah sebuah pohon masih dengan posisi menangis menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Aku mendekat ku lihat kemeja yang dipakainya terkoyak dibeberapa bagian, sepertinya ditarik paksa saat wanita itu hendak lari dari kejaran para preman bedebah itu. Aku duduk berjongkok mencoba menyapa.

mba, mba nggak apa apa...?
Tidak, tidak, pergi, jangan mendekat...!

Racaunya masih menutupi wajah, aku membuka jas yang ku pakai dan mendekatinya. mencoba memakaikan jas itu padanya, saat itulah dia berontak ketakutan dan ku lihat wajahnya.

"Andin"

Sontak aku terkejut dan lemas seketika. ada rasa marah dan lega bercampur dihatiku saat melihat wajah itu, tak ku sangka jika wanita yang aku selamatkan barusan adalah Andin, tak terbayangkan jika tadi aku tak berinisiatif lewat di jalan gelap itu maka apa yang akan terjadi dengan wanita dihadapanku ini.

Andin, Andin kamu nggak papa din...?
Pergi, pergi jangan dekati aku pergi...!

Teriaknya meracau sela sela isak tangis dan tubuhnya yg gemetar.

" Din ini saya din, saya Al "

pergi....!
pergi jangan sentuh aku pergi...!
pergi ....!

" Hey, hey, Andin ini saya, ini saya Aldebaran "

berulang kali aku meyakinkannya tapi gadis itu masih tetap berontak, hingga ku raih tangannya yang gemetar dan ku genggam erat dengan tangan kiriku sementara tangan kananku mendongakkan wajahnya agar dia bisa melihatku dan mengenali siapa aku. Andin berhenti berontak ketika mata itu melihatku dan retina kami bertemu seketika gadis itu memelukku erat.

" pak Al tolong aku pak, tolong aku, mereka mau melukai aku pak tolong aku "

Racaunya disela - sela wajahnya yang bersembuyi diceruk leherku dengan rangkulan yang amat erat hingga hampir membuatku sulit bernafas.

" saya disini, saya disini kau tidak akan apa apa ya, saya akan membantumu "

Mendengar perkataanku deru nafasnya yang menderu perlahan melambat dan mulai teratur
aku melepaskan pelukannya perlahan dan segera mengenakan jas yang tadi ku lepas padanya tepat ketika polisi datang dan meringkus para preman jahanam itu.

Namun saat polisi mendekat ingin meminta keterangan dari Andin gadis itu menjerit dan meracau ketakutan. Kembali memeluk tubuhku erat lebih erat dari sebelumnya hingga aku bisa merasakan tubuhnya yang bergetar ketakutan.

" maaf pak sepertinya korban masih sangat terguncang jiwanya, saya minta waktu untuk menenangkannya beberapa hari, saya berjanji akan membawanya ke kantor polisi untuk memberikan keterangan setelah korban mulai pulih "

Pintaku yang dipenuhi oleh polisi itu sebelum mereka pergi membawa ke 6 preman itu ke kantor polisi. Sepeninggalan para polisi Andin masih memelukku erat tubuhnya pun masih bergetar ku papah dia menuju mobil dan ku bawa pergi dari tempat itu.

disepanjang perjalanan ku lihat Andin meringkuk ketakutan. Gadis itu tak henti meracau sambil memeluk lutunya ia tekuk sejajar dagu.

Aku berfikir kemana sebaiknya aku membawa Andin. Tempat itu harus nyaman dan sepi agar Andin bisa menenangkan diri disana.

Moon LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang