Aldebaran memarkirkan mobilnya di halaman parkir hotel miliknya, pria itu menutup pintu mobil berjalan mengitari mobil membukakan pintu penumpang dan menuntun kakek surowilogo turun dari mobil, lalu berjalan memasuki hotel seraya menekan tombol lock pada kunci ditangannya mengunci mobil miliknya.
Memasuki kamar hotel cucu dan kakek itu memutuskan membersihkan diri, makan malam meski hanya beberapa suapan saja, mengobrol sebentar dan beristirahat di kamar masing - masing.
Keduanya merasa begitu lelah, semua kejadian yang baru saja mereka alami rupanya sangat menguras tenaga dan fikiran keduanya hingga baru beberapa saat mereka berbaring. Mereka sudah berhasil masuk ke alam mimpi.
Disisi lain
Dinda telah dipindahkan ke ruang rawat inap, gadis itu baru saja membuka matanya setelah beberapa jam tak sadarkan diri.
Gimana keadaanmu sayang....?
Kamu nggak apa - apa kan...?
Mana yang sakit....?
Tanya Sarah pada dinda, gadis itu tersenyum seraya menggeleng menenangkan Sarah.
" Dinda nggak apa - apa bu "
Andin menepuk - nepuk bahu Dinda matanya melirik ke arah kaki kiri dinda yang digips. Dinda mengikuti arah mata Andin lalu tersenyum tipis sepertinya gadis itu sudah mengetahui tentang keadaan kakinya saat ini.
Nggak apa - apa kak, dokter bilang akan sembuh dalam beberapa waktu...!
Ujarnya seraya mengenang pembicaraan dokter dan perawat yang menanganinya saat dia tersadar sebentar beberapa waktu lalu.
Andin menghela nafas lega, ketakutannya tentang Dinda yang akan histeris jika mengetahui kakinya tidak bisa berjalan seperti biasa ternyata tidak terbukti.
Andin beranjak duduk di pinggir ranjang dinda.
Apa kamu lihat siapa yang sudah menabrakmu Nda..?
Tanya Andin, Sarah mengalihkan pandangannya menatap kembali ke arah Dinda, gadis itu menggelengkan kepala.
Dinda nggak liat kak...!
Memang Dinda agak ngebut waktu itu karena pulang kesorean takut ibu marah, saat akan berbelok ke jalan senayan tiba - tiba dari arah belakang seperti ada sesuatu yang menabrak Dinda motor terbanting ke arah kiri jalan, Dinda tertimpa motor, orang - orang datang menolong.
Setelahnya Dinda gak tau lagi apa yang terjadi, karena saat sadar dinda sudah ditangani oleh dokter disini kak...!
Ujar Dinda tangannya meremas pelan tangan Sarah, yang sedikit menitikkan air mata.
" jangan khawatir bu, Dinda nggak apa - apa kok "
Benar bukan Al yang menabrak kamu...?
Dinda melongo mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir Sarah.
Bukan lah bu, malah kak Al yang menolong dan membawa Dinda ke rumah sakit.
Dinda ingat, sebelum pingsan Dinda liat kak Al datang dan meminta orang - orang memasukkan dinda ke dalam mobilnya.
Sarah mengalihkan pandangannya ke arah Andin setelah mendengar pernyataan Dinda, Andin mengusap bahu Sarah lembut.
Mungkin tidak semua yang terlihat salah itu benar - benar sebuah kesalahan bu...!
Ujar Andin, Sarah mengangguk kecil, hatinya tersentil mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibir Anak sulungnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Love
Fanfictionsalahkah aku jika mencintai dia..? jujur bukan maksudku untuk bermain api dan merebut cintanya darinya tapi keadaanlah yg memaksaku untuk masuk ke keadaan seperti itu. lalu bisakah aku dikatakan bersalah karenanya...? sungguh aku tidak mengerti, "...