Kita menikah saja yuk Nda...!
Kalimat itu seketika keluar dari bibir Nabil, membuat Dinda yang baru saja menyuapkan sesendok Siomay dimulutnya hampir saja tersedak jika tadi ia tidak cepat meraih segelas air didepannya dan meneguk airnya hingga tandas.
Apa kamu bilang...?
Tanya dinda berharap telinganya salah mendengar kata - kata yang baru diucapkan Nabil.
" Kita nikah saja Nda, aku nggak mau terpisah dari kamu, aku gak bisa hidup dengan baik pasti kalo gak ada kamu nda "
Kamu mau kan nikah sama aku...?
Trus nanti kamu ikut bersama ku menetap di Australi kita lanjutkan sekolah disana.
Oceh Nabil panjang lebar, sedang dinda hanya menatapnya tanpa ekspresi. Begitu mudahnya pemuda itu mengucapkan setiap kalimat tanpa memikirkan respon dan keinginannya, batinnya.
Gimana nda kamu mau kan...?
Nanti mama ku akan kerumah mu untuk melamar..!Adinda menarik nafas panjang mulai memanyunkan bibirnya.
Nggak Nab, aku gak bisa...!
Jawabnya sedikit ketus, Nabil yang sedari tadi antusias terdiam mendengar jawaban dinda, Pemuda itu menatap penuh tanya.
Kenapa...?
Aku nggak mau pisah dari ibu dan kakak ku Nab, lagi pula sebentar lagi kita ujian kelulusan.
Aku nggak mau mengulang lagi satu tahun untuk bisa lulus dan melanjutkan sekolah.
Dinda memberi alasan, berharap nabil bisa menerima alasannya itu. Tapi ternyata dia salah.
Semua bisa diatasi Nda, kamu tenang aja, aku akan bilang ke mama untuk memberikan sejumlah uang pada pihak sekolah disana. Agar kita bisa masuk tanpa harus mengulang.
Atau aku akan minta mama menunda kepindahan hingga kita lulus. Jadi nanti kita tinggal melanjutkan senior high school disana.
Bagaimana..?
Kamu mau...?Bujuk Nabil lagi, Dinda memutar bola matanya jengah, sedikit kesal dengan sikap ngeyel nabil.
Tidak nabil, sudah ku bilang, aku tidak bisa hidup terpisah dari ibu dan kakakku.
Aku tidak bisa hidup tanpa mereka.
Jelas dinda, sengaja menekankan kalimat
" tidak bisa hidup tanpa ibu dan kakakku "
agar nabil menangkap penolakann darinya.
Siapa bilang tidak bisa nda...?
Kamu bisa...!
Ada aku dan keluarga ku, kami akan memberikan semua yang kau suka, kalau perlu kita ajak ibu dan kakakmu ikut menetap di Aussie.Gimana mau yah...?
Ujar Nabil sedikit memaksa, jari - jarinya menggenggam jari - jemari Dinda dengan kuat. Berusaha meyakinkan gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Moon Love
Fanfictionsalahkah aku jika mencintai dia..? jujur bukan maksudku untuk bermain api dan merebut cintanya darinya tapi keadaanlah yg memaksaku untuk masuk ke keadaan seperti itu. lalu bisakah aku dikatakan bersalah karenanya...? sungguh aku tidak mengerti, "...