leave vote & coment juseyo!
••••••
Sena menatap kesal kearah laki-laki yang sedang fokus mengajari seorang perempuan di sebuah perpustakaan, pantas saja pesan nya diabaikan ternyata kekasihnya itu tengah mengajari adik tingkat yang bodoh itu.
Sena benar-benar tak habis pikir, kenapa Yeonjun mau saja menjadi tutornya, padahal sudah jelas sekali jika perempuan itu hanya berpura-pura bodoh demi bertatap muka dengan kekasihnya, susah jika punya kekasih yang pintar dan tampan.
Tubuh Sena menyandar di rak buku tinggi, memperhatikan bagaimana gatel nya perempuan itu, oh sialan, lihatlah pakaian kekurangan bahan itu, sudah tahu dadanya kecil tapi masih saja memamerkan nya, menggelikan.
“͏stop, jangan maju-maju.” Sena menaruh telapak tangannya di dahi adik tingkatnya itu, menahan tubuhnya yang sengaja dicondongkan kedepan ingin berdekatan dengan Yeonjun.
Yeonjun menatap kaget saat Sena sudah ada disini lalu duduk di kursi kosong disamping tubuhnya, membuatnya kini menegakkan tubuhnya, karena feeling nya mengatakan jika Sena sedang dalam mode harimau yang kapan saja siap menerjang.
“͏Sebentar lagi,” bisik Yeonjun pada Sena yang tengah menyadarkan tubuhnya di sandaran kursi.
Yeonjun kembali membahas soal yang tidak perempuan itu mengerti, sejak ada Sena disini perempuan bernama Yuja itu tidak banyak bertingkah, diam benar-benar seperti orang bodoh. Padahal sebelum Yuja gencar sekali memamerkan dada kecilnya.
“͏Dadanya kecil,” bisik Sena pada Yeonjun membuat telapak tangan Yeonjun yang berada di atas pahanya itu meremas pelan.
“͏Masih besaran punyaku kan,” ucap Sena lagi sambil terkikik, dengan sengaja Sena mengelus milik Yeonjun dari balik celana jeansnya.
Yeonjun mendesis pelan, sambil mencubit asal paha Sena membuat Sena tertawa pelan, Yuja yang berada didepannya berdecih pelan sebab Sena sangat mengganggu acara nya.
ekhemm..
Yeonjun berdeham pelan untuk menghilangkan rasa pening yang tiba-tiba datang karena kejahilan yang dilakukan dengan sengaja oleh Sena.
“͏Kalo yang ini aku masih kurang ngerti kak,” Yuja berucap sambil menunjuk hal yang belum dimengerti.
Yeonjun kembali menjelaskan mengabaikan sosok Sena yang sedang asyik bermain ponselnya, jika dilihat lagi memang betul dada Sena lebih besar daripada milik Yuja. Milik Sena benar-benar sempurna, pas sekali di genggaman tangannya.
Sena menyadarkan kepalanya di bahu kokoh Yeonjun yang dibalut kemeja berwarna cream dengan dalaman kaos berwarna putih, membuat Yuja menatap iri kearah mereka, jika tahu Sena seposesif ini rasanya ia akan sangat sulit untuk mengambil perhatian Yeonjun.
“͏No, jangan pegang-pegang.” Sena kembali menahan jemari Yuja yang ingin menyentuh jemari Yeonjun, jika ada yang belum dimengerti bukankah lebih gampang memanggil lagian kekasihnya ini tidak tuli, tidak perlu disentuh.
“͏Kak Yeonjun, belajarnya udahan aja deh aku males banget digangguin terus.” ucap Yuja sewot.
“͏Yauda bagus, gausah minta ajarin cowok gue lagi, dasar gatel.” Sena berucap tak kalah pedas membuat Yeonjun sedikit meringis, lalu Sena segera memasukkan alat tulis Yeonjun dan menaruhnya kedalam tas kulit berwarna hitam, lalu menarik Yeonjun bangkit dari duduknya dan keluar perpustakaan.
“͏Hih dasar Sena jelek nenek lampir!”
•••••
Sena masih dengan wajah kesal nya memandang jendela mobil, menatap kearah jalanan yang dipenuhi kendaraan berlalu lalang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed, ENHYPEN
Fanfiction[ 🔞 Enhypen hyungline one-shot ] Butterflies in stomach. oce, 2023.