Long story, Full on karyakarya link di bio aku.Hong Nara tersenyum begitu cincin tersemat dengan apik di jari manisnya, suara riuh tepuk tangan memenuhi venue tempatnya melaksanakan pernikahan dihadapan Tuhan, laki-laki dengan tubuh tinggi berdiri menjulang, pelan-pelan jemari yang sudah terpasang cincin itu mengangk kain yang menutupi wajah cantik Nara.
Senyuman keduanya merekah kala mata mereka saling menangkap momen yang diam-diam mereka doakan semoga menjadi pertama dan terakhir kalinya buat mereka.
"Silakan mmpelai pria boleh mencium mempelai wanita," ujar sang pembawa acara dengan senyuman merekah.
Laki-laki yang menjadi tujuannya itu tersenyum, dengan telapak tangan yang sudah memegang lembut pipi Nara dan mendekatkan wajah nya, hembusan nafas membuat Nara tertawa kecil, bahkan ini bukan ciuman pertama mereka, tapi kali ini ciuman ini pertama kalinya disaksikan begitu banyak orang.
Laki-laki yang menjadi tambatan hatinya, Lee Heeseung menyatukan ramum mereka, bukan sekedar ciuman biasa karena Heeseung tidak ingin menyia-nyiakan betapa indahnya Nara hari ini, dengan balutan gaun puting yang memeluk erat tubuh ramping itu.
Nara menaruh telapak tangan kanannya di bahu Heeseung, dengan gerakan malu-malu ia membalas lumatan kecil yang dibuat Heeseung hingga suara riuh kembali terdengar, pernikahan yang indah dan cantik ini sudah menjadi mimpinya sejak dulu.
Padahal dulu ia bertemu Heeseung dengan tidak disengaja bahkan ia bisa berakhir bersama Heeseung karena kebodohannya sendiri, tapi Nara tidak malu dan menyesal karena pada akhirnya semua cinta yang ia punya diterima dan dibalas dengan baik dan setara oleh Heeseung, hatinya penuh akan cinta yang tak berujung.
Heeseung kembali menjauhkan wajahnya begitu satu menit sudah ia habiskan untuk menyesap rasa manis yang berasal dari bibir Nara, ia kembali berdiri tegap disamping Nara dengan tangan kanannya yang memeluk pinggang Nara posesif.
flashback
"Brengsek! Sialan dasar sialan!" teriak Nara diumur dua puluh tiga tahun itu, dengan air mata yang berderai riuh menghiasi kedua kulit putihnya.
Ia melempar selembar kertas undangan dengan hiasan emas itu sembarangan, tubuhnya masih lelah sehabis selesai bekerja dan kini ia sudah mendapati kabar bahwa Ryu Jihoon yang masih menyandara status sebagai kekasihnya itu tiba-tiba mengirim surat undangan pernikahan nya.
"Ryu brengsek!" teriaknya lagi sambil memukul stir kuat-kuat.
Dasar bajingan tengik bisa-bisanya dia mengundang nya ke pernikahan sialan itu, dia kira ia akan sudi datang dengan wajah tersenyum begitu? Ah memikirkann saja sudah mampu membuatnya ingin menampar wajah sialan itu.
••••
"Diam kau sialan! Bajingan matilah dan membusuk dineraka!" teriak Nara lagi saat ia mengangkat panggilan dan Jihoon sesaat ia baru saja memasuki unit apartemen nya.
Dengan asal-asalan ia melempar tasnya dan langsung duduk dengan kasar diatas sofa single yang menghadap ke layar lebar televisi, ia tengah memblokir segala akses yang Jihoon punya untuk menghubungi nya, bahkan dengan cepat ia menghapus folder berisikan foto dan video mereka yang dulu terlihat begitu manis namun kini begitu memuakkan.
"Lihat saja kau akan menyesal," ujarnya dengan emosi, Nara bahkan sampai merobek-robek kertas itu menjadi bagian-bagian kecil dan membuangnya di tong sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed, ENHYPEN
Fanfic[ 🔞 Enhypen hyungline one-shot ] Butterflies in stomach. oce, 2023.