full ada di karyakarsa, link di bio akuu
happy reading.Di lorong yang sepi dan dingin ini membuatnya sedikit bergidik ngeri, dengan cat dinding yang berwarna putih pucat ia membelah lorong yang terasa panjang ini sambil mendorong troli berisikan seprei dan selimut baru yang setiap seminggu sekali ia bawa.
Dengan tubuh yang dibalut seragam berwarna putih yang berbentuk dress di bawah lutut yang sudah satu tahun ini ia pakai di tempat kerjanya, sebetulnya dulu ia tidak suka kerja di tempat seperti ini bahkan pada awalnya ia menganggap seragam ini hanya cocok digunakan oleh wanita tua, tapi sekarang semua berbalik, karena mau tak mau ia tetap butuh uang untuk melanjutkan hidup.
Menghela nafas untuk menyemangati pagi yang sudah suram ini karena hujan sudah mengguyur kota terpencil ini sejak satu jam yang lalu, tangannya membuka sel besi yang semuanya sudah terbuka karena yang menempati setiap sel itu tengah melakukan kegiatan di aula.
Dengan wajah yang tertutup dua lapis masker dan tangan yang memakai sarung tangan itu mulai menarik seprei berwarna putih itu yang terdapat noda kotor, lalu ia memasukannya kedalam tong besar dan mengganti kasur itu dengan sprei yang bersih.
Pekerjaan terus berlanjut hingga sel ke lima belas, disetiap lorong ini terdapat lima belas sel, untung saja ia hanya perlu mengganti tiga puluh sel saja, totalnya aja sembilan puluh sel tapi untuk pihak rumah sakit jiwa ini tidak ikut kehilangan akal juga, jadi setiap lantainya berbeda orang untuk mengganti seprei.
Setelahnya ia mendorong troli yang penuh dengan seprei dan selimut kotor itu ke ruangan laundry, ia memisahkan antara seprei dan selimut ke dalam mesin cuci.
“Ivy kau sudah tahu rumor baru itu?” tanya Sarah yang tengah mencuci seprei juga, ia sontak menggelengkan kepalanya.
“Rumor apa? Aku tidak tahu.”
“Rumor tentang pasien baru, katanya dia akan datang hari ini.” ujarnya lagi, Ivy yang tidak mengetahui rumor itu hanya bisa terdiam.
Ivy terdiam menatap seprei yang berputar didalam mesin itu, tempat menyeramkan dimana semua kriminal dengan ganguan jiwa berkumpul setengahnya disini, tiap malam yang sunyi bisa ia dengar dari kamar khusus yang bekerja disini, suara jeritan bahkan tangisan menggema, terkadang ia merasa kasihan pada para dokter disini yang setiap malamnya pasti terganggu, ada yang harus di beri suntikan penenang dan segala macam hal gila lainnya.
Malam pertama ia disini sama sekali tidak bisa tertidur, biasanya ia hanya terganggu oleh suara bising kendaraan di malam hari namun kini setiap malamnya hanya di penuhi suara jeritan.
Di lorong yang masih sepi ini Ivy berdiri di depan seorang wanita tua yang menjabat sebagai Ibu kepala sejak tiga tahun lalu, ia merasa sedikit risih saat matanya memandangi dirinya dari atas sampai bawah kemudian tersenyum.
“Boleh aku tambah pekerjaanmu sedikit lagi?” tanyanya dengan kacamata yang bertengger pada batang hidung mancung nya dengan pipi yang kulitnya sudah keriput itu, tapi tidak bisa dipungkiri jika Rocela masih terlihat cantik untuk usianya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed, ENHYPEN
Fanfiction[ 🔞 Enhypen hyungline one-shot ] Butterflies in stomach. oce, 2023.