Happy Reading, love.•••••••
Kim Miran, perempuan berusia dua puluh tahun itu yang dituntut kedua orang tuanya agar bisa lolos memasuki sebuah perguruan tinggi ternama di kota Seoul, walaupun sudah pernah dua kali mencoba tapi Miran selalu gagal, padahal Miran sudah belajar dengan sungguh-sungguh.
Bahkan Miran hampir gila karena setiap hari dirinya hanya disuruh belajar dan belajar, rasanya ia ingin sekali pergi kabur dari rumahnya, semua terasa sesak disini, apalagi ibunya sering sekali membandingkan dirinya dengan Yeseul yang hanya gagal sekali.
Padahal di sekolahnya Miran cukup terkenal dengan kepintarannya, entah apa yang membuat Miran bisa tertinggal setiap kali mengikuti test. Miran rasa sudah mengerahkan segala hal yang ia bisa, bahkan ia pernah belajar dua puluh empat jam agar otaknya sedikit terbuka.
Goresan kasar bahkan menghiasi pergelangan tangannya, bukti dari betapa stressnya ia. Semua hanya memikirkan bahwa ia harus masuk ke Universitas itu, bahkan ia berfikir jika kedua orang tuanya tak akan khawatir jika ia mati karena ini semua. Miran rasa semua ini benar-benar menguras tenaga dan mentalnya.
"Miran! Pakai pakaian bagus, tutor barumu akan segera datang!" seru ibunya saat ia baru saja turun menginjakkan kaki dianak tangga.
Lagi dan lagi tutor, bahkan Miran sudah mengikuti dengan baik dan benar seluruh metode belajar tutor tutornya yang dulu.
"Baiklah," ucap Miran pasrah, memang apalagi yang bisa ia lakukan?
Kakinya kembali naik dan masuk ke dalam kamarnya yang mejanya berantakan dengan kertas kertas.
Miran mengambil sebuah dress yang panjang menjuntai sampai pertengahan betisnya, setelah nya Miran menyisir surainya dan memakai parfum, sebenarnya Miran malas tapi demi menjaga ketenangan telinganya ia lebih baik menuruti kemauan sang ibu.
"Ini tutor yang direkomendasikan ibunya Yeseul, belajarlah yang giat." kepala ibunya muncul dari balik pintu membuat Miran menganggukkan kepalanya.
••••
Di ruang keluarga itu Miran senang setidaknya ia memiliki waktu luang untuk melamun dengan sang ibu yang tengah merajut, biasanya Miran tidak boleh buang-buang waktu seperti ini, tapi mengingat mereka tengah menunggu seseorang ia mendapatkan pengecualian untuk agenda melamunnya.
"Ah pasti itu." ujar sang Ibu saat bel berbunyi dari pintu utama rumah besar ini.
Miran tersadar dari lamunannya, tubuhnya ikut bangkit dan berdiri dibelakang tubuh ibunya, kepalanya tertunduk menatap jari-jari kakinya yang dilapisi sendal berbulu manis.
"Permisi, saya Lee Heeseung tutor yang direkomendasikan oleh nyonya Jung." ucapnya dengan sopan sambil membungkukkan badannya dengan begitu sopan.
"Astaga, ternyata kau masih muda! Ayo masuk." ibunya berujar ramah lalu memegang bahunya laki-laki bernama Lee Heeseung itu.
Mata Heeseung menatap kearah perempuan yang masih menundukkan kepalanya, saat tubuh Miran bergerak mengikuti sang ibu dengan tak sengaja matanya bertatapan dengan mata milik Heeseung.
Sebuah senyuman terukir manis di kedua sudut bibir laki-laki itu, membuat Miran membalasnya juga.
"Duduk dulu aku akan membuatkan minuman," pamit ibunya setelah berhasil membuat Heeseung terduduk diatas sofa kulit itu, Miran juga ikut terduduk tak jauh dari Heeseung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsessed, ENHYPEN
Fanfic[ 🔞 Enhypen hyungline one-shot ] Butterflies in stomach. oce, 2023.