"Jake!" seru seseorang dari balik punggungnya membuat Jake sedikit terkejut, kemudian kepalanya menoleh menatap seorang laki-laki yang berdiri dibelakang nya.
Di sebuah ruangan besar dan modern itu, Jake terduduk diatas kursi kerja, diusianya yang baru dua puluh tiga tahun tapi Jake sudah mengemban tanggung jawab besar, sebab sejak satu tahun lalu ayahnya tiba-tiba mewariskan nya salah satu perusahaan yang membuat nama keluarganya besar, Shim Group perusahaan yang bergerak dibidang properti, di masa kini maraknya artis dan grup idol dari Korea membuat negara itu semakin dilirik oleh turis, Jake bahkan tengah gencar membangun apartemen di lokasi strategis. Sebab satu tahun ini setelah ia memegang kendali perusahaan pendapatan mereka melesat pesat.
Jake bahkan dinobatkan sebagai laki-laki gila kerja oleh teman-temannya, memang Jake merasakan kecanduan bekerja, apalagi ketika ia mendapatkan hasil yang sangat memuaskan. Dengan begitu Hotel, Villa, dan Apartemen yang berhak paten pada Shim Group sangat ramai.
"Bagaimana?" tanya Jinwoo sambil menunjukkan ipad dengan rancangan tida dimensi untuk bangunan apartemen yang akan mereka bangun nanti.
Jake menganggukkan kepalanya, memang urusan desain bangunan Jinwoo adalah juaranya, tak salah ia merekrut Jinwoo.
"That's cool! Kita pakai desain itu." ucap Jake membuat Jinwoo mengucapkan yes dengan semangat, bonus menanti didepan mata.
"Bagaiamana kabar Sora?" tanya Jinwoo setelah bokongnya duduk diatas sofa panjang yang tersedia didalam ruangan Jake yang dominan berwarna abu-abu.
"Baik-baik saja,"
"Ya Jake, Masih ingat Jira? Perempuan yang aku ceritakan?" Jake menganggukkan kepalanya sedetik kemudian Jake menatap nyalang kearah Jinwoo.
"She's still minor bro, kan banyak perempuan yang umurnya tidak jauh darimu." Jake menggelengkan kepalanya tak mengerti dengan jalan pikiran milik Jinwoo yang menyukai perempuan yang notabene nya masih sekolah bahkan baru masuk ke sekolah menengah atas.
"I know, tapi aku tertarik dengannya." Jake menggelengkan kepalanya, ia paham bahwa umur bukanlah penghalang tapi Jinwoo beneran brengsek karena mengajak kencan anak sekolah, tidak tahu diri padahal sudah berumur dua puluh lima tahun itu.
Jake sudah angkat tangan untuk memperingatinya, masa bodoh dengan keputusan Jinwoo.
••••
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sepasang kaki jenjang itu berjalan memasuki gedung bertingkat megah itu, dengan atasan rajut berwarna merah muda dan rok pendek berwarna putih tulang.
Sora menundukkan kepalanya saat bertemu dengan Jinwoo di jalan menuju ruangan Jake. Sora berdecak kagum saat melihat pintu besar tempat Jake bekerja, rasanya benar-benar luarbiasa karena ia menemani Jake dari pria itu yang sempat marah-marah pada ayahnya karena menyerahkan perusahaan padanya saat masih usia dua puluh tahun.