🎬 Bodyguard • Heeseung

2.8K 64 0
                                    

3.600 words, full on karyakarsa


Kim Yeorin, perempuan berusia dua puluh tiga tahun ini tengah terduduk dengan santai sambil wajahnya dipoles begitu apik agar semakin terlihat menawan, dengan tubuhnya yang hanya memakai bathrobe satin ia terduduk begitu santai sambil sesekali memegang cermin guna melihat wajahnya lebih dekat.

Senyuman terbit karena lagi dan lagi ia berterimakasih pada kedua orang tuanya dan juga Tuhannya karena sudah memberikannya wajah yang begitu cantik itu, hidung mancung dengan bibir tipis nya itu membuat orang-orang diluar sana bertanya-tanya apakah ia melakukan operasi plastik, tapi nyatanya semua yang ada ditubuhnya ini asli.

Unnie kau benar-benar cantik!” puji salah satu make-up artisnya yang sudah beberapa kali merias wajahnya, dan Yeorin suka dengan style make-up nya.

“Terimakasih,” jawab Yeorin pelan sambil tersenyum kearah cermin besar dengan lampu-lampu yang menyala.

Hari ini ia memiliki jadwal pemotretan untuk beberapa kosmetik terbaru dari brand yang menjadikannya sebagai brand ambassador nya, tidak terasa sudah tiga tahun ia menggeluti dunia modeling ini.

“Ah thankyou oppa!” Yeorin berucap sambil menerima sebotol air mineral dengan sedotan yang tertancap.

Yeorin menatap kearah laki-laki dengan tubuh tinggi itu, namanya Lee Heeseung yang kalo tidak salah kini berusia dua puluh enam tahun, Heeseung bekerja sebagai bodyguard nya sejak hari pertama ia menjadi model, sejak kejadia setahun silam yang mana ada seseorang yang berniat jahat padanya dengan memasukan racun kedalam minumannya, membuat Heeseung memutuskan untuk selalu mengintili kemanapun Yeorin bergerak, kecuali di toilet.

Walaupun mereka berdua tidak terlalu dekat, bukan maksudnya Yeorin sudah mencoba mendekat, ia ingin menganggap Heeseung adalah temannya bukan hanya sebatas bodyguard yang kerjanya menjaga keamanan dirinya, tapi rasanya Heeseung terlalu memberikan dindin yang begitu besar, laki-laki itu hanya menjawab seperlunya saja.

Bahkan kini namanya yang makin meroket yang artinya makin banyak saingannya, tidak sedikit yang banyak mengirim ancaman padanya, tapi Yeorin tidak ingin berhenti meski sang ibu sudah berusaha membuatnya menyerah pada dunia ini.

Mata tajam Heeseung bergerak setiap kali ada orang yang keluar masuk di ruangan ini, Yeorin terkekeh pelan, makin kesini Heeseung terlihat makin protektif padanya, Yeorin senang karena Heeseung begitu mendalami pekerjaannya, bahkan untuk sekedar makanan pun Heeseung menyarankan untuk bibi Song yang membuatnya, tapi Yeorin menolak itu karena itu terlalu berlebihan.

••••

“Nice! Pertahankan senyuman itu!” teriak sang photograper, sambil sibuk memotret sebanyak-banyaknya.

Heeseung yang berdiri tegak dengan kedua tangan yang masuk didalam saku celana bahannya itu diam-diam memandangi monitor yang menampilkan foto Yeorin yang tengah tersenyum sambil memegang kosmetik, tanpa dia sadari jika sudut bibirnya tersenyum kecil.

“Wah!” puji sang photograper lagi dan lagi yang tidak menyangka jika ada perempuan secantik Yeorin yang kini berpose dengan menopang dagu.

Kulit putih yang berkilau itu dengan tubuh yang dibalut dress berwarna cream dengan desain simple namun tetap menawan jika Yeorin yang memakainya, lekuk tubuh rampingnya tercetak jelas.

Dua puluh menit pemotretan itu berjalan yang pada akhirnya selesai juga, Heeseung berjalan mendekat sambil membawa selimut bermotif bunga itu dan menaruhnya dibahu Yeorin, tubuhnya berdiri di depan layar monitor saat Jungseok memperlihatkan foto-fotonya tadi, dengan tubuh jangkung Heeseung yang berdiri tepat di belakang tubuh Yeorin yang tengah memegang selimutnya agar menutupi belahan dadanya yang terlihat.

Obsessed, ENHYPENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang