Aku menatap bosan ruangan yang dipenuhi orang sibuk di sini. Beberapa senior sibuk di meja masing-masing entah mengetik apa di laptopnya. Sisanya berlalu lalang keluar masuk ruangan entah ada kerjaan atau memang kurang kerjaan. Sedangkan para junior termasuk aku dan 20 orang lainnya duduk tanpa kerjaan mengelilingi meja besar yang terletak di tengah-tengah ruang OSIS yang luas ini. Hanya untuk menunggu Ketua OSIS yang sedang menjemput Pak Jajang, guru pembimbing OSIS. Dialah alasanku bisa berada di sini—Ketua OSIS-nya maksudku. Kudengar dari mulut anak-anak kelas, Ketua OSIS tahun ini memiliki wajah yang tampan. Correct, aku pernah melihatnya sekali waktu berpidato menyambut siswa baru saat MOS. Sisanya aku tak pernah melihatnya, kudengar dia super sibuk ditambah mengikuti bimbingan olimpiade. Double badass!
Sebenarnya aku tak terlalu tertarik masuk OSIS. Aku hanya ingin membuat kenangan indah semasa SMA seperti di novel-novel yang kubaca. Aku gak suka dengan cowok badboy, bagiku mereka hanya merusak reputasiku. Sebagai gantinya aku akan menggaet Ketua OSIS. Sudah pasti dia pintar, dapat diandalkan, disukai banyak orang dan tentunya tampan. Sangat cocok disandingkan denganku.
Untuk membunuh rasa bosan, aku memilih membaca komentar-komentar yang muncul dari berbagai akun sosial mediaku. Aku baru saja menggunggah foto selca dengan caption 'Member OSIS'. Ucapan selamat banyak bermunculan di kolom komentar. Namun, tak banyak juga yang berkomentar nyinyir mengatakan cuma pencitraan. Komentar-komentar kayak gini yang membuatku badmood dan hilang semangat.
Oke, aku bakal perkenalan. Namaku Bintang Aghnia Vega atau biasa dikenal Bintang Vega. Aku siswa kelas 10 SMA 13. Aku tidak menyebut diriku artis, tapi aku sering muncul di reality show. Fotoku muncul dimana-mana sebagai model iklan. Minggu lalu aku mendapat tawaran main sinetron tapi tidak kuambil karena mengutamakan pendidikan. Kini aku hanya menjadi selebgram dengan menerima endorse.
Semua ini karena tugas MOS yang disuruh membuat video perkenalan kemudian di unggah di sosial media. Aku tidak tahu kenapa tiba-tiba saja esoknya ponselku penuh notif. Tidak ada yang aneh dari videoku itu. Hanya berisi perkenalan sesuai petunjuk. Bedanya dalam perkenalan itu aku ngide tema karate. Aku sedikit menunjukkan skill pukulan dan tendangan. Karena waktu dulu skill-ku belum seberapa, jadi banyak komenan yang mengatakan aku sok keren, gegayaan, pamer, dan komentar menggurui. Hate comment itulah yang membuatku overthinking berhari-hari. Aku kan tidak mengharapkan ini jadi booming. Sampai aku mendapat tawaran masuk tivi acara reality show untuk klarifikasi. Sejak saat itu mulai banyak yang menyukaiku. Bisa dibilang aku artis viral. Aku tak mau karirku tenggelam setelah kontroversi seperti artis viral lainnya. Aku juga tidak mau mengorbankan pendidikanku. Maka dari itu, aku membuat prestasi sebanyak-banyaknya di sekolah. Modal tampang gak menjamin sukses kerja di dunia hiburan.
"B-bintang, boleh foto bareng, gak?"
Aku mengangkat kepala dari hp. Kulihat teman OSIS-ku dan gerombolannya kebelet pengen foto. "Of course," jawabku sambil tersenyum manis membuat gerombolannya histeris tertahan dan berjejalan mendekatiku.
"Bintang sekalian minta tanda tangan boleh gak?"
"Boleh, dong." Aku membubuhkan tandatangan untuk mereka.
"Gue Sendy, salam kenal ya. Semoga kita bisa temenan."
Aku mengangguk mengiyakan.
"Semua kembali ke tempat masing-masing." Akhirnya yang kami tunggu datang juga. Semua para anggota OSIS dari senior sampai junior duduk melingkari meja rapat.
Seorang pemuda dengan vibes berwibawa menjadi satu-satunya yang berdiri diantara kami. "Saya ucapkan selamat kepada siswa-siswi yang lolos menjadi anggota OSIS. Maaf, karena ada urusan lain saya jarang mengawasi langsung proses seleksi kalian. Mungkin beberapa diantara kalian ada yang kenal, perkenalkan saya Nano dari kelas XII IPA 1, Ketua OSIS SMA 13..."
Wah, jadi ini Ketua OSIS yang menjadi incaran seluruh angkatan. Sudah ganteng, tinggi, putih, pintar, manis, dan ramah membuat siapa saja langsung suka sekali melihat. Boyfriend materials banget! Fix, aku harus pepet dia sampe dapet!
Prok prok prok...
Aku ikut bertepuk tangan saja padahal tidak tahu apa yang terjadi. Tahu-tahu saja pidato Kak Nano selesai dan digantikan oleh Pak Jajang.
"Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada anggota OSIS baru. Selama satu tahun ke depan, kalian pasti disibukkan dengan acara-acara di sekolah. Pesan bapak, jaga kesehatan, pandai-pandai mengatur waktu, dan ingat tujuan kalian bersekolah di sini untuk menuntut ilmu."
Prok prok prok...
Pak Jajang telah selesai dengan pidatonya dan kembali diambil alih oleh Kak Nano.
"Langsung saja, berkumpulnya kita di sini guna untuk memilih pengurus OSIS yang baru. Sesuai riwayat organisasi dan divisi yang kalian ambil, saya dan pengurus lain beserta Pak Jajang telah membuat susunan kepanitiaan. Apabila diantara kalian ingin mengajukan divisi lain atau keberatan, silakan. Kita dirundingkan hari ini juga."
Aku mengangkat tangan.
"Iya?" Kak Nano menyilakan.
Jantung berdebar saat dia tersenyum menatapku tadi. Aku berdeham. "Saya Bintang, mau mencalonkan jadi sekretaris, Kak."
Kulihat tadi posisiku di divisi acara. Itu gak membantuku banget buat pdkt sama Kak Nano. Kepanitiaan hanya diisi bagian divisi, bagian pengurus harian ada yang masih kosong seperti sekretaris II dan bendahara II. Menjadi sekretaris bisa menjadi alasan untuk dekat dengan Kak Nano.
"Oke, ada yang mencalonkan lagi menjadi sekretaris? Karena posisi sekretaris II dan bendahara II diberikan untuk angkatan kalian."
Kak Nano menunggu jikalau ada yang mengajukan diri lagi. Aku harap sih tidak ada.
"Tidak ada?" Kak Nano mengambil formulir pendaftaranku dan merundingkan dengan pengurus lain serta Pak Jajang. "Oke, Bintang menjadi sekretaris II," putusnya.
Yes! Ucapku senang dalam hati. Setelahnya kami kembali melanjutkan pemilihan pengurus. Diam-diam aku melirik Kak Nano yang bertambah keren saat memimpin rapat.
KAMU SEDANG MEMBACA
HATERS!
Mystery / ThrillerSPIN OFF 18.5 Boy n Girls Sequel Bani Boediman *** Garis besar: Ditemukan mayat kehabisan darah akibat enam tusukan ditubuhnya. Jangkauan korban semakin variatif dan luas. Tidak peduli dari sekolah kami atau bukan, laki-laki atau perempuan, dari rem...