"Gimana perkembangan kasusnya?" tanya Faza sambil ngemil jajan micin.
Jam pelajaran terakhir ini kosong, kami gunakan buat ngobrol berlima di depan kelas. Hitung-hitung kami jaga-jaga kalo ada guru lewat soalnya seperti biasa. Kelas mendadak jadi panggung dangdut akademi.
"Masih diselidiki sama polisi. Nanti sepulang sekolah Kompol Mahendra nyuruh kita ke markas. Buat tindakan selanjutnya," jawab Sita yang dibalas anggukan kami.
Aku tak jadi menyuapkan jajan ke mulut, saat murid-murid yang lewat di koridor menatap kami. "Eh, kok kayak banyak yang kelihatin kita ya?" tanyaku menyuarakan isi kepala.
"Eh, kok iya," sahut Eliza baru nyadar.
"Bos, Bos, gawat!!!" Alnast lari dari arah tangga dan menghampiri kami dengan ngos-ngosan.
"Ape, sih?"
"Gawat, Bos. Lo lagi jadi bahan perbincangan hangat!!"
"Hah??"
"Mayygaat, bener Bos, hot news!!" Haidar meletakkannya si tengah sehingga kami bisa melihat video viral itu.
Gak ada petir gak ada hujan, tiba-tiba ada teori aku jadi tersangka penusukan Kak Bima. Emang fotoku diblur dengan nama inisial. Tapi siapapun yang sekolah di SMA 13 tetap ngerti kalo itu aku.
"Sialan! Siapa yang bikin video gak jelas ini?!!"
"Gak tau." Alnast menggeleng. "Sama itu lagi, beritanya tadi ditempel di mading sekolah."
"Wah, emang ngajak gelut ini orang!!" Tanpa banyak bacot aku langsung menyatroni mading. Keempat sobatku terdengar mengikuti dari belakang.
Dan benar saja, mading dikerubungi oleh anak-anak haus gosip. Semua melipir minggir saat tau aku datang. Bagus, aku jadi cukup energi buat bentak-bentak. Tak lupa tatapan sinis terarah padaku. Tapi mana aku peduli.
TERUNGKAP PELAKU PENUSUKAN DI SMA 13
Seorang anggota OSIS pada malam acara sekolah ditemukan dalam keadaan mengenaskan dengan enam tusukan di perut. Pelaku masih dalam penyelidikan polisi. Namun, ada yang janggal yaitu kesaksian A. Dia mengaku sebagai orang pertama yang menemukan korban. Memang ada bukti yang memperkuat itu?? Bagaimana kalau dia cuma ngaku-ngaku dan dia pelaku sebenarnya?? Masih ingat kasus kematian karyawan pajak dengan luka yang sama dengan kakak kelas kita?? Bisa jadi pelakunya juga sama, kan?? Bayangkan di sekolah kalian diam-diam ada seorang psikopat. Apakah hidupmu tenang jika dia masih berkeliaran di sini?? Setujui petisi ini untuk menjebloskan A ke penjara!!!
Aku terkekeh. Sama seperti video tadi, artikel provokatif ini juga menyudutkanku. Kini aku berbalik badan. "Siapa yang masang beginian? JAWAB SIAPA YANG BUAT BEGINIAN?!!" Aku menatap murid-murid yang tampak gentar. "KURANG KERJAAN LO SEMUA BACA BEGINIAN, HAH?? SINI GUE KERJAIN!!"
Baru saja aku menggulung lengan, kurasakan lemparan di pelipisku dan tak lama cairan amis mengalir ke pipiku. Aku meraihnya dan ternyata itu pecahan telur.
"PEMBUNUH!!"
"PSIKOPAT!!"
Dan kata-kata seperti itu langsung terlontar. Aku buru-buru menutupi kepala dari lemparan telur. Aku tidak tahu apa yang terjadi dan terlalu shock. Tiba-tiba saja kakiku rasanya seperti dibekukan. Harusnya aku memukuli dan meneriaki siapapun yang berani bersikap kurang ajar kayak gini. Sebaliknya, tubuhku malah memberi respon tremor tak berkesudahan. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Keberanianku entah hilang kemana. Kini malah terganti rasa takut, sedih, dan hampa.
Terdengar suara teman-temanku diantara lontaran 'pembunuh dan psikopat' mencoba membawaku keluar dari kerumunan. Tak sengaja aku mendongak ke atas, kulihat pasangan baru yang tampak serasi menatapku tanpa ekspresi. Aku mengepalkan tangan dan tersenyum miring. Apakah keadaanku sekarang menyenangkan bagi mereka?
KAMU SEDANG MEMBACA
HATERS!
Mystery / ThrillerSPIN OFF 18.5 Boy n Girls Sequel Bani Boediman *** Garis besar: Ditemukan mayat kehabisan darah akibat enam tusukan ditubuhnya. Jangkauan korban semakin variatif dan luas. Tidak peduli dari sekolah kami atau bukan, laki-laki atau perempuan, dari rem...