6. Adnan atau Keenan?

19 1 0
                                    

"Bukan tentang siapa yang lebih dulu, tapi siapa yang lebih tepat?"

***

"Bismillahirrahmanirrahim, atas izin Allah saya Adnan Rayanza ingin melamar Keisha putri om dan tante jika om dan tante merestui." Mendengar itu Keisha diam ditempat. Tidak berani menemui Adnan. Dadanya terasa sesak. Butiran bening itu pun sudah meluncur bebas. "Ya Allah mengapa Keisha dihadapkan dengan pilihan yang begitu sulit?" Batin Keisha. Siapakah yang akan Keisha pilih? Apakah Adnan? Seseorang yang selalu setia menempati hatinya hingga kini. Atau justru memilih Keenan yang bahkan belum ia kenal?

"Atas dasar apa kamu ingin melamar putri saya?" Tanya Hardi cukup tegas, iya tidak mau putrinya salah dalam memilih pasangan hidup.

"Saya mencintai Keisha Om, In syaa Allah cinta ini karena Allah, dan karena Allah saya ingin menikahi Keisha." Mendengar ucapan Adnan entah kenapa hati Keisha mendadak hangat, seolah kalimat itu yang ia dambakan selama ini.

"Ini nak minum dulu tehnya." Ucap Siska mencairkan suasana.

"Keisha sini nak" Ucap Siska menyadarkan Keisha, Keisha buru-buru langsung menghapus air matanya. Keisha duduk di samping Siska berhadapan dengan Adnan.

"Kamu itu seumuran sama Keisha?" Tanya Hardi

"Iya om, dulu kita satu kelas waktu SMP"

"Kamu masih cukup muda udah siap buat nikah? Siap bimbing anak saya?"

"In syaa Allah saya siap Om, saya akan berusaha sebaik mungkin membimbing dan memenuhi kebutuhan Keisha." Ucap Adnan sungguh-sungguh.

"Tapi sebelu_"

"Pah" Keisha dengan cepat memotong ucapan Hardi, ia tau kemana arah pembicaraan papanya. Pasti Hardi akan memberitahu bahwa sudah ada laki-laki yang lebih dahulu melamar Keisha. Keisha tidak ingin Adnan tau itu, ia belum siap jika harus menyakiti hati Adnan lagi.

"Beri Keisha waktu." Hanya itu yang mampu Keisha katakan.

"Iya Kei aku akan nunggu, dan in syaa Allah aku siap atas apapun keputusan mu."

"Ya udah om, tante, Kei saya pamit dulu.  Terimakasih atas waktunya, assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Mah, pah. Keisha harus gimana?" Tanya Keisha dengan air mata yang sudah mengalir deras di pipinya.

"Kamu suka ya sama Adnan?" Mendengar itu tangis Keisha makin pecah ia langsung memeluk Siska. Melepas tangisnya dalam pelukan sang mama.

"Semua pilihan ditangan kamu, mama papa akan dukung apapun pilihan kamu." Ucap Siska sembari menenangkan putri semata wayangnya itu.

"Disetiap pilihan pasti ada jawaban, kamu minta petunjuk lagi sama Allah. Karena yang menurutmu baik belum tentu baik menurut Allah, begitu juga sebaliknya. Jadi kamu istikarah lagi minta yang terbaik sama Allah." Perlahan tangis Keisha mereda dan melepaskan pelukannya.

Siska menghapus bekas air mata putri kesayangannya itu.

"Udah ga usah terlalu dipikirin, serahkan semuanya sama Allah. Mama buatin seblak ya, pasti kamu laper kan abis nangis." Keisha langsung mengangguk terbit bulan sabit di pipinya, Siska emang paling peka sama anaknya.

"Apapun masalahnya seblak solusinya." Canda Hardi yang membuat seisi rumah tertawa.

***


Hujan masih mengguyur bumi, Salsa tengah menikmati bakso langganan nya yang tidak jauh dari rumahnya.

"Bang nambah 1 mangkok lagi yang pedes." Ucap Salsa

Imam PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang