14. Benih Cinta

9 1 0
                                    

"Semakin lama kamu mengenal seseorang, semakin kamu terasa biasa aja. Ini bukan soal cintanya yang hilang, tapi rasa penasarannya yang semakin berkurang. Itulah sebab kenapa di awal iman dalam cinta itu harus di selaraskan. agar tujuannya bukan hanya cinta sebatas rupa, tapi visinya benar-benar sampai ke Surga."

-bait.dakwah-

****

"Adnan" Ucap Keisha yang melihat Adnan tengah menatap mereka dengan senyuman

"Alhamdulillah Adnan udah bangun. Gimana ada yang sakit?"

"Ga papa ko Kei"

"Oh iya kenalin Keenan suami Keisha." Adnan dan Keenan berjabatan

"Jaga Keisha baik-baik ya, bahagiain dia, jangan disakiti." Ucap Adnan

"Tenang aja tanpa anda suruh pun akan saya lakukan." Balas Keenan. Mereka lanjut ngobrol. Jujur saja Keisha canggung berada di tengah-tengah dua orang yang sama-sama mencintainya. Ia takut ia akan menyakiti salah satunya.

Setelah bi Wiwin kembali. Keisha dan Keenan pamitan.

"Kita mau kemana si?" Tanya Keisha yang merasa jalan yang dilewati bukan jalan ke rumahnya.

"Rumah kita, anggep aja kunjungan sebelum kita pindah ke sana."

"Pulang ke rumah Keisha aja"

"Terus kamu mau bilang kita gagal honeymoon ke Korea? Kamu ga kasihan sama mama papa yang udah beliin kita tiket?" Keisha diam. Hari ini dia sudah mengecewakan suaminya ia tidak mau mengecewakan orang tuanya juga.

Mereka sampai di rumah yang Keenan bangun dengan hasil kerja kerasnya sendiri. Keenan sudah berbisnis sejak kuliah di Amerika. Sekolah Dasar sampai SMA Keenan mondok di pesantren dan setelah lulus Ia kuliah di Amerika sembari berinvestasi. Di Amerika Keenan dikenal sebagai investor muda yang sukses.

Melihat rumah dihadapannya yang berdiri kokoh, megah, mewah, luas dengan nuansa moderen membuat Keisha tidak henti mengucapkan takbir. Karena bagaimanapun tetep Allah yang maha besar.

"Ini rumah baru pertma kali ditempati, jadi bukan tidak mungkin ada makhluk lain." Mendengar itu Keisha langsung merapat ke Keenan. Ngekor di belakang Keenan sembari melihat sekeliling, furnitur masih ditutup kain putih membuat bulu kuduk Keisha merinding.

"Ga usah takut, nanti setannya malah seneng." Ucap Keenan sesampainya di sebuah kamar mewah yang bersih siap huni.

"Aku mau mandi dulu" Ucap Keenan

"Ga usah mandi besok lagi aja" Keisha merangkul lengan Keenan dengan erat.

"Bau, tau" Keisha geleng-geleng. Trik Keenan untuk membuat Keisha nempel padanya berhasil. Ia tidak menyangka Keisha akan setakut itu.

"Ya udah kita wudhu aja dulu. Terus tidur. Besok kita tata ulang ruangan sesukamu." Mereka merebahkan dirinya di kasur yang super empuk itu. Keisha membelakangi Keenan mencoba memejamkan mata. Pikirannya melayang kemana-mana.

Keenan mendekat, memeluk Keisha dari belakang, membuat Keisha terkejut. Spontan ia berbalik, memeluk Keenan dengan erat.

"Ga papa Sha, jangan takut. Kita itu lebih mulia dari pada setan. Ada aku di sini, ada Allah juga bersama kita." Ucap Keenan menenangkan. Ia merasa bersalah sudah menakuti istrinya sendiri.

Imam PilihanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang