"Dan pergaulilah mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah SWT menjadikan padanya kebaikan yang banyak."
- QS. An-Nisaa’: 19.***
Matahari kembali ke peristirahatannya, jam terus berputar tiada henti. Bulan menyinari malam dengan sejuta bintang dilangit. Malam ini malam pertama bagi pengantin baru itu. Malam yang dinanti para pengantin baru. Namun tidak bagi Keisha.
Keisha tengah duduk menghadap cermin sembari memoles wajah cantiknya dengan berbagai rangkaian skincare malam.
"Keisha mau buka hijab, Keenan jangan liatin!"
"Ga papa, kan udah halal"
"Ga mau, Keisha jelek banget kalo ga pake hijab. Malu."
"Iya emang secantik-cantiknya wanita itu ya lebih cantik berhijab. Aku nikahin kamu itu bukan karena fisik Sha, ya meskipun kamu emang cantik. Klu aku mandang fisik aku udah kabur saat pertemuan ke dua kita. Aku nikahin kamu karena Allah Sha, aku ingin kita berjuang bareng menggapai Janah-Nya." Mendengar itu hati Keisha sedikit tersentuh, seperti ada kehangatan yang menylusup kedalamnya.
"Tapi kalo kamu emang belum siap buat buka hijab kamu di depan aku ga papa Sha, aku hargain. Aku ga akan liat." Lagi -lagi Keisha tidak enak dengan suaminya itu. Apalagi jika mengingat kejadian tadi sore. Dan memang seharusnya malam ini dirinya menjadi milik Keenan sepenuhnya.
"Bismillahi laa ilaha illa huwa" Doa Keisha sebelum melepaskan hijabnya, ia melafalkan doa berpakaian dan melepaskan pakaian agar tidak terlihat bangsa ghoib.
Keenan tersenyum melihat wajah istrinya yang tanpa hijab. Menampilkan rambut hitam panjangnya yang cantik. Dimata Keenan, Keisha selalu cantik.
Keisha menyisir rambutnya. Karena memang itu tujuan ia membuka hijabnya.
"Aku bantu ya" Ucap Keenan sembari memegang tangan Keisha yang sedang menyisir.
"Ga usah!" Keisha menarik tangannya dengan kasar membuat Keenan ikut tertarik ke arahnya dan rambut ia menyangkut dikancing baju Keenan.
"Iishh sakit" Pekik Keisha
"Bentar aku lepasin"
"Buruan sakit"
"Ya kamu jangan gerak-gerak makin susah"
“Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka.” (HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471." Ucap Keenan, ia ingin membimbing istrinya kejalan takwa, ia ingin berjuang bersama menggapai ridho Allah.
"Iyahh, iyah maaf. " Sesal Keisha. Dengan nada yang terdengar sedikit kesal.
"Minta maaf itu harus ikhlas sayang"
"Ini udah ikhlas lahir batin malah" Gemez Keisha.
"Udah sini aku aja yang sisirin." Ucap Keenan setelah melepaskan rambut Keisha. Ia mengambil sisir di meja tanpa mengubah posisinya yang berdiri di belakang Keisha membuat tubuh mereka semakin dekat. Bahkan Keisha merasakan hembusan nafasnya.
Ingin rasanya Keisha bantah, namun ia takut kualat lagi. Ia juga ingin masuk surga lewat pintu mana saja, alhasil ia hanya menurut. Keenan menyisir rambut Keisha dengan lembut sembari mengelus rambut Keisha penuh sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imam Pilihan
Ficção Adolescente⚠ Romance - Hijrah - Spiritual - Baper - CEO Keisha Putri Hardiyansyah, seorang remaja yang tiba-tiba di khitbah seorang CEO yang bahkan belum ia kenal namanya. Disaat bersamaan masa lalunya tiba-tiba datang dan menkhitbahnya juga. Kira-kira mana ya...