Sabtu, 28 Januari 2022
Mama tau gak? Tadi pagi di sekolah saat pelajaran olahraga kaki Fanny keseleo.
Fanny berhenti menulis sejenak di buku hariannya, dan ia memperhatikan pergelangan kakinya yang sedikit memerah.
Tapi tenang aja, mama gak perlu khawatir sama kondisi Fanny. Soalnya pergelangan kaki Fanny udah diobatin sama petugas UKS di sekolah.
Sama satu hal lagi, mama gak boleh marah sama Gavin, soalnya Gavin yang udah nolongin Fanny.
Kaki Fanny udah mendingan dan nyerinya juga udah gak kerasa lagi. Fanny juga coba jalan sedikit-sedikit tadi pas selesai mandi.
Fanny mau cerita kalo Fanny seneng banget pas Luna tadi di saat mau pulang sekolah dia bilang ke Gavin untuk jangan samper lagi, tapi Fanny sedih saat tau kalo Gavin gak suka sama yang Luna katakan.
Terus tadi juga Gavin nyetir mobilnya ngebut, Fanny takut sama Gavin yang seperti itu.
Tangan Fanny bergetar menulis kejadian saat Gavin membawa mobilnya ngebut. Mata Fanny juga sudah memanas dan ia tidak sanggup lagi menahan tangisannya.
Pulpen yang berada di genggaman tangannya terlepas dan jatuh begitu saja di atas buku hariannya. Ia menundukkan kepalanya dan mulai menangis di atas bukunya.
Terkadang Fanny berpikir kenapa saat kecelakaan itu Tuhan tidak mengambil dirinya sama seperti Tuhan mengambil kedua orang tuanya.
Namun, Fanny kembali menangkis pikiran buruknya itu. Ia tidak boleh berpikiran seperti itu, kedua orang tuanya pasti tidak akan suka dan marah kepada dirinya.
Fanny menegakkan kepalanya, ia menghapus air matanya secara kasar dan menarik nafas dalam-dalam. Perasaannya sedikit lega setelah menangis.
Fanny kembali memegang pulpennya itu dan tersenyum lalu melanjutkan menulis di buku hariannya itu.
Gimana kabar papa sama mama di sana? Maaf ya Fanny ingkar janji, padahal Fanny udah janji untuk selalu bahagia.
Fanny pernah berjanji di depan makan kedua orang tuanya. Ia berjanji kalau dirinya akan selalu hidup bahagia, tetapi ia lupa kalau kehidupan itu seperti roda, kadang di atas, kadang di bawah.
Fanny udah ngantuk, Fanny mau tidur dulu. Good night~
Fanny menutup buku diary nya dan meletakkan buku itu kembali ke dalam laci meja belajarnya dan pulpennya ia letakan ditempatnya semula.
Fanny pergi ke kasurnya dan membaringkan tubuhnya di atas kasur empuk dengan menyelimuti dirinya dengan selimut. Ia tidur tanpa mematikan lampunya.
* * * *
Keesokannya di siang hari Fanny merasakan bosan yang amat teramat bosan. Tadi pagi ia tidak merasakan bosan sedikitpun, justru ia merasa sangat bersemangat ketika mengingat hari ini adalah hari minggu.
Menu sarapan paginya adalah mie instan dengan telur karena hanya masakan itu saja yang ia bisa. Terkadang Fanny juga sering membuat sandwich.
Fanny tinggal di rumah peninggalan orang tuanya bersama dengan ART yang sudah menjadi kepercayaan kedua orang tuanya dan ART tersebut juga sudah bekerja lama di rumah Fanny.
Kedua orang tua Fanny bukan hanya meninggalkan rumah untuk Fanny, tetapi mereka juga meninggalkan sejumlah uang di bank, sebuah perusahaan dan lain sebagainya yang diurus oleh pamannya.
Ia malas mengurus perusahaan yang telah dirintis oleh papanya dari nol untuk saat ini karena Fanny masih ingin fokus sekolah dan melakukan kegiatan lainnya tanpa harus pusing-pusing memikirkan perusahaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanny
Teen FictionBeribu-ribu kali Fanny mengatakan bahwa ia suka dengan Gavin, tetapi laki-laki itu hanya menganggapnya sebagai angin lalu saja. Sampai suatu ketika Gavin bertemu dengan Luna dan mereka berdua saling pandang. Di saat itu Fanny tau bahwa Gavin memili...