"Padahal dulu lo selalu gak tenang kalo gue gak berangkat sama pulang sekolah bareng lo. sampai-sampai lo larang gue buat bawa kendaraan sendiri, karena lo gak mau nasib gue sama kaya kedua orang tua gue," kedua bola mata Fanny memanas saat mengingat kecelakaan naas yang menimpa dirinya dan kedua orang tuanya itu.
"Dulu lo pernah bilang kalo bukan lo sendiri yang jagain gue, lo gak akan pernah tenang, mangkanya itu lo selalu ada di samping gue buat jagain gue," ucap Fanny.
Gavin tidak menyela sama sekali saat Fanny berbicara. Ia terus mendengarkan sampai Fanny berhenti.
"Sekarang lo kenal sama Luna, dan lo jatuh cinta kan sama perempuan itu?" tanya Fanny yang sejujurnya ia ingin menangis saat itu juga, tetapi ia berusaha untuk menahan tangisnya.
"Apa salahnya kalo gue jatuh cinta sama Luna?" pertanyaan Gavin sekaligus menjawab pertanyaan dari Fanny.
Fanny terdiam mendengar jawaban sekaligus pertanyaan dari Gavin. Keberaniannya untuk menyatakan perasaannya kepada Gavin seketika menghilang.
"Lo gak salah," jawab Fanny dengan susah payah.
'Tapi gue yang salah, karena gue cinta sama lo, orang yang gak akan pernah tau rasa cinta yang gue punya selama ini' batin Fanny.
"Tapi gue cuman takut kalo lo bakalan lupa sama gue dan lupa sama janji-janji lo ke gue," ucap Fanny yang tidak bisa menahan air matanya lagi. Sekarang air matanya turun mengalir begitu saja.
Gavin menggenggam tangan Fanny dan mengusap lembut punggung tangan sahabat perempuan satu-satunya itu, "Sampai kapanpun, gue gak akan pernah lupa sama lo Fanny, apalagi lupa sama janji-janji yang udah gue ucap," ucap Gavin dengan nada lembutnya.
"Maafin gue karena kemarin sama tadi pagi lo berangkat bareng Arya sama Ezra, gue biarin lo berangkat bareng Arya sama Ezra karena gue yakin mereka berdua pasti bisa jagain lo," jelas Gavin yang sekarang mengelus lembut kepala Fanny.
Fanny tidak tau lagi harus bagaimana, apalagi saat Gavin setelah itu mengatakan bahwa ia tidak perlu lagi membenci Luna, jadi Fanny hanya menganggukkan kepalanya saja.
"Mau minum?" tawar Gavin.
"Gue suka sama lo," entah kenapa malah perkataan itu yang Fanny lontarkan.
Fanny tidak perduli, intinya kalau reaksi Gavin sama seperti yang sudah-sudah, yasudah berati memang seharusnya Fanny buang perasaan yang ia punya ini jauh-jauh.
"Berhenti bercanda Fan." Fanny tertawa dengan hatinya yang sakit.
Ternyata reaksi Gavin sama seperti sebelumnya. Ia tidak akan pernah menganggap ungkapan perasaannya Fanny sebagai hal yang serius.
"Iya gue mau minum," jawab Fanny setelah berhenti tertawa. Gavin pun membantu Fanny duduk dan memberikan Fanny segelas air minum yang sudah disediakan oleh petugas UKS.
* * * *
Pelajaran olahraga selesai tepat saat bel istirahat berbunyi. Semua murid di kelas Gavin langsung berhamburan pergi menuju ke kantin sekolah.
Mereka semua lebih memilih mengisi perut kosong dan membasahi tenggorokan terlebih dahulu ketimbang pergi ke kelas untuk mengganti seragam olahraga dengan seragam sebelumnya.
Namun, Arya dan Ezra tidak langsung pergi ke kantin, mereka berdua langsung pergi ke UKS untuk melihat kondisi sahabatnya itu.
Saat membuka pintu UKS, yang pertama kali mereka lihat adalah Fanny yang duduk di atas brankar dan Gavin yang duduk di kursi samping brankar Fanny.
"Fanny, lo gak apa-apa kan? gak ada yang luka kan?" serbu Arya yang sekarang ia sudah ada di sebelah Gavin.
Fanny memberikan gelas air minum ke Gavin, "Kalo gue gak luka ngapain gue di UKS??" Arya bener-bener gila kah? Udah jelas-jelas Fanny dibawa ke UKS masa iya tidak kenapa-kenapa.
"Udah mendingan?" tanya Ezra yang ada di sebelah Arya.
"Udah mendingan," jawab Fanny.
"Lain kali hati-hati," ujar Ezra yang dijawab anggukan kepala oleh Fanny.
"Yaudah yok kita ke kantin!" ajak Arya karena abis olahraga perut jadi lapar.
"Lo mau nitip apa?" Gavin bertanya dengan tangannya kembali menggenggam sambil mengelus punggung tangan Fanny.
"Mie ayam!" jawab Fanny dengan ekspresi wajah bahagia.
"Minumannya?" sekarang Ezra yang bertanya.
Fanny melirik Ezra, "Apa aja," jawabnya.
Gavin, Ezra dan Arya pun pergi ke kantin dan meninggalkan Fanny seorang diri di UKS. Petugas UKS sudah keluar dari UKS saat selesai mengobati kaki Fanny.
Setelah kepergian ketiga sahabatnya itu, Fanny menghembuskan nafasnya sambil menatap lurus ke depan karena ia sekarang posisinya sedang duduk.
"Apa gue bisa buang perasaan suka ini jauh-jauh?" gumam Fanny kepada dirinya sendiri.
* * * *
Luna melihat Arya dan Ezra di kantin, tetapi ia tidak melihat Gavin bersama kedua sahabatnya itu dan Fanny juga tidak terlihat.
Luna jadi teringat berita yang dibawa oleh teman sebangku nya itu. Katanya Fanny dibawa ke UKS sama Gavin, apa sekarang Gavin tidak terlihat karena lagi ada di UKS menemani Fanny?
Karena penasaran jadilah Luna menghampiri Arya dan Ezra untuk bertanya di mana Gavin dan sekalian bertanya bagaimana kondisi Fanny, tapi sebelum itu ia menyapa Arya dan Ezra terlebih dahulu.
"Hai juga Luna," sapa Arya dan Ezra bersamaan.
"Pasti mau ketemu Gavin ya?" tebak Arya dan Luna hanya tersenyum.
"Gavin lagi beli mie ayam di sana," tunjuk Ezra ke tempat jualan mie ayam berada.
Luna menoleh ke penjualan mie ayam yang Ezra tunjuk dan benar, di sana ada Gavin yang sedang mengantri.
"Oh iya Luna mau tanya, kak Fanny di UKS ya?" sekarang Luna kembali melirik Arya dan Ezra secara bergantian.
"Iya, kakinya keseleo pas olahraga tadi pagi," jawab Arya.
"Maaf ya Luna, kita jadinya gak bisa istirahat bareng soalnya kita langsung mau ke UKS lagi buat nemenin Fanny," jelas Arya saat mengingat ajakannya kepada Luna.
"Iya gak apa-apa kok kak Arya," jawab Luna.
Tak lama kemudian, Gavin datang dengan nampan cokelat yang diatasnya terdapat semangkuk mie ayam dan es teh manis.
"Hai Luna," sapa Gavin saat ia melihat Luna bersama dengan Arya dan Ezra.
"Itu buat kak Fanny ya?" tanya Luna saat melihat kedua tangan Gavin.
"Iya," jawab Gavin.
"Luna mau ikut kita jenguk Fanny?" tanya Arya.
Luna ingin sekali menjenguk Fanny di UKS, tetapi mengingat ucapan Arya kalau mereka bertiga termasuk Gavin ingin makan di UKS sekalian menemani Fanny.
Terus mengingat kejadian tadi pagi saat bertanya kepada Fanny apakah tidak masalah kalau dirinya ini ikut bergabung bersama mereka di kantin, Fanny menjawab kalau ia tidak setuju.
Jadi pikir Luna sepertinya Fanny tidak suka dengan Luna, apalagi Luna sering mengamati Fanny dan kakak kelasnya itu tak jarang memberi pandangan tak suka kepada Luna.
"Gak deh kak Arya, Luna gak mau ganggu kalian. lagi juga Luna mau ke perpustakaan dulu, ada buku yang mau Luna pinjam," tolak Luna yang alasannya itu benar. Ia memang ingin ke perpustakaan sekolah karena ada buku yang ingin ia pinjam.
"Yaudah kalo gitu kita duluan ya," setelah itu Arya dan Ezra jalan duluan ke UKS.
Sementara Gavin masih di tempatnya, ia melirik ke Luna, "Aku ke UKS temenin Fanny dulu." Luna menjawab dengan anggukkan kepala sambil tersenyum lembut.
-
-
-
-
TBC
—————_Seperti biasa jangan lupa tinggalkan jejak kalian di komen dan tap BINTANG.
Kalo ada typo yang terlewat dari pandangan mataku, komen yaa biar aku perbaiki.Sekalian follow instagram akuuu @guuudnight DM kalo mau di follback😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanny
Fiksi RemajaBeribu-ribu kali Fanny mengatakan bahwa ia suka dengan Gavin, tetapi laki-laki itu hanya menganggapnya sebagai angin lalu saja. Sampai suatu ketika Gavin bertemu dengan Luna dan mereka berdua saling pandang. Di saat itu Fanny tau bahwa Gavin memili...