Dengan terburu-buru, Arya dan Bagas pergi keluar dari ruangan OSIS untuk menghindari amukan Fanny.
"Lo udah tau Fanny kesabarannya setipis tisu, tapi masih aja lo pancing terus," ujar Bagas setelah keluar dari dalam ruang OSIS.
"Suka aja gue liat Fanny marah-marah," ucap Arya.
"Dasar lo! Udah lah gue mau ke kelas dulu, duit gue ketinggalan di kelas," pamit Bagas setelah itu pergi ke kelasnya, sedangkan Arya pergi ke kanti.
Setiba Arya di kantin, ia sudah melihat kedua sahabatnya dan Luna sedang duduk di kursi masing-masing dengan makanan di atas mejanya yang mereka pesan.
Laki-laki itu menghampiri kedua sahabatnya dan Luna, "WWaahh ... Lo pada gak nungguin gue, parah!" Arya menarik kursi di sebelah Ezra untuk ia duduki.
"Nungguin lo yang ada gue mati kelaperan," kata Ezra dengan santainya. Ia sedang menyendok siomay di piringnya.
Arya melihat ke depan Ezra, "Eh, ada Luna," ucap Arya, sebenarnya ia sudah tau sejak tadi, tetapi ini hanya basa basi saja.
Luna tersenyum, "Halo Kak Arya!" Ia menyapa Arya dengan ceria.
"Fanny ke mana, Arya?" tanya Ezra setelah sadar Fanny tidak ada bersama Arya.
"Dia masih di ruangan OSIS, lagi print formulir pendaftaran pensi," jawab Arya.
Luna kembali memakan roti bakarnya setelah mendengar jawaban dari Arya, sedangkan Gavin mulai mengecek ponselnya untuk memastikan apakah Fanny sudah membalas pesannya atau tidak.
Gavin mengerutkan keningnya saat tau ternyata Fanny tidak membalas pesannya. Ia mulai kembali mengirimkan pesan kepada Fanny, apakah gadis tersebut ingin menitip air minum atau yang lainnya, kemudian ia masukkan ponselnya kedalam saku celana.
Soto lamongan yang Arya pesan sudah tiba dan dia mulai memakan makanannya dengan lahap. Luna, Gavin dan Ezra juga kembali sibuk menghabiskan makanannya.
* * * *
Punggung Fanny bersandar pada kursi yang sedang ia duduki. Dirinya memperhatikan mesin print yang sedang bekerja tepat di hadapannya dan suara dari mesin print mengisi ruangan OSIS yang sunyi.
Namun, Fanny merasa bosan kalau hanya melihat mesin print saja. Jadi, sekarang ia memutuskan untuk melihat ke sekeliling ruangan OSIS.
Di tengah-tengah ruangan OSIS terdapat meja beserta kursi untuk rapat, lalu di sebrang meja rapat ada meja yang di atasnya terdapat komputer dan mesin print, dan ada juga sebuah lemari yang berisikan buku-buku.
Fanny berjalan menghampiri lemari tersebut, ia penasaran dengan buku-buku yang ada di dalam lemari.
Di dalam lemari tersebut ternyata ada buku pembelajaran dan buku novel, "Uuhh ... Lumayan banyak juga buku novelnya," gumam Fanny sambil mencari buku novel yang menurutnya menarik.
* * * *
Ezra yang pertama kali selesai makan, lalu disusul oleh Gavin, Luna dan terakhir adalah Arya. Sebelum pergi ke kelas, Ezra memutuskan untuk pergi ke ruang OSIS.
Namun, ia tidak mengatakan niatnya yang sebenarnya, ia hanya mengatakan kalau dirinya ingin pergi ke toilet.
Ezra membawa piring siomay dan gelas yang sudah kosong untuk ia kembalikan ke penjualnya.
Sebelum dirinya benar-benar pergi dari dalam kantin, ia terlebih dahulu membeli sebotol air mineral dan cokelat batangan.
Ia memasukkan cokelat yang ia beli ke dalam saku celananya, agar tidak ketahuan kalau dirinya membawa makanan keluar dari dalam kantin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Fanny
Teen FictionBeribu-ribu kali Fanny mengatakan bahwa ia suka dengan Gavin, tetapi laki-laki itu hanya menganggapnya sebagai angin lalu saja. Sampai suatu ketika Gavin bertemu dengan Luna dan mereka berdua saling pandang. Di saat itu Fanny tau bahwa Gavin memili...