Dan benar saja tebakan yang Gaeul lontarkan saat mereka makan tadi, otak leader dua puluh tahun itu tak bisa diajak bekerja sama untuk beristirahat setelah berbagai macam cara dilakukan untuk bisa tidur. Dan disini lah ia sekarang di sebuah hotel bintang lima yang berjarak antar kota dengan dorm merekaSesampai nya disana Yujin segera menghubungi sang manager meminta akses masuk ke kamar seseorang yang besok kembali terbang ke belahan dunia sana setelah melewati hari-hari yang super hectic di negara mereka
Ia menemukan Wonyoung sudah terlelap dengan tenang seperti dugaannya, tentu saja kelinci itu tidak akan menyianyiakan waktunya begitu saja jika sudah melihat kasur dan juga bantal di depan matanya
Tapi setidaknya Yujin bersyukur gadis itu masih bisa tertidur pulas saat ini
Tak banyak yang bisa Yujin lakukan selain duduk di sofa yang terletak tak jauh dari tempat sang putri tertidur, dengan dagu yang bertumpu pada kedua lutut yang ia peluk Yujin pun membiarkan otaknya mengambil alih seluruh energinya yang tersisa malam itu
Semua yang terjadi beberapa waktu kebelakang berputar seperti kaset rusak dalam benaknya, bertarung siapa yang lebih banyak memberikan rasa bersalah atau membuat skenario masalah baru yang akan menemaninya beberapa hari kedepan
Akhirnya tanpa ia sadari lelah pun berhasil membuat otaknya berhenti untuk bekerja dan membawanya lari dari kenyataan
Yujin pun kembali membuka matanya dengan hangat yang mengelilinginya, tak lain karna selimut yang dengan sempurnya menghalau dingin mendatanginya dan juga vanilla yang familiar di penciumannya bertahun-tahun ia kenali siapa pemiliknya
Tunggu! Sejak kapan ia tidur dengan selimut menutupinya ? Kenapa tempat tidur di depannya sudah dalam keadaan.. kosong ?!
Dengan degup jantung yang tiba-tiba berpacu Yujin pun memaksa mata beratnya untuk memproses dan memastikan apa yang ia lihat namun tak ada yang berubah semua masih nihil dalam pandangannya
Sekarang penglihatannya pun mulai kabur karna genangan air mata yang siap jatuh kapan saja, kemudian Yujin segera beranjak memeriksa adanya kemungkinan kecil yang akan menyanggah semua asumsinya
Gedebugghh!
Namun sangat disayangkan niatnya harus terhenti karna bangun dengan tergesa dan juga nyawa yang belum terkumpul sempurna, Yujin pun sekarang tergeletak di lantai karna selimut yang menjebak langkahnya
Dan tak lagi ada alasan air mata tersebut tertahan, panik yang menyerangnya belum lagi rasa sakit yang sekarang ikut mentertawakannya lepas sudah semua
Bukan ini rencananya, terkapar dengan rasa sakit pada lutut dan bahunya berurai air mata menyesali dirinya yang membiarkan Wonyoung pergi begitu saja
Coba saja semalam ia tak terlena oleh rasa kantuk, seandainya ia seperti Rei dan juga Wonyoung yang biasa untuk bangun pagi, jika saya ia menyadari selimut tersebut berpindah kepadanya maka-
"Astaga Kak Yujin !!"
Sebuah teriakan yang tak asing ia dengar dan derap langkah yang menghampiri dengan tergesa membuat tangis itu segera terhenti karnanya
Apa ini ? Wonyoung masih berada disana ? Atau mimpi kah yang sedang mengelabuinya ?
"Ngapainn sih kaak ???" lanjutnya panik mengeluarkan Yujin dari gulungan selimut tersebut membantu retriever yang terlihat sangat tidak berdaya itu untuk duduk bersandar pada kaki sofa kemudian mengeringkan pipi Yujin yang basah
Dan Yujin harap apa yang terjadi sekarang adalah mimpi, ia tak bisa membayangkan betapa bodohnya ia terlihat saat ini
"Ada yang luka ??" tanyanya lagi dengan wajah khawatir memeriksa kemungkinan adanya luka yang mengakibatkan tangis itu terdengar sendu, namun semua terlihat aman mungkin luka dalam
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfort Zone
FanfictionHi'z annyeongz stan ! Looking for something in this daily neverending everlasting drought in annyeongz's nation ? Then welcome to "Comfort Zone" nice to meet you and hope you find you're comfort zone here ! Kindly remind you guys book ini fiktif bel...