Tenggelam dalam tulisan yang ia baca, Yujin akhirnya sampai di penghujung halaman buku tersebut menyelesaikan bacaannya hanya dalam hitungan jam. Ia pun meregangkan tubuh kakunya dan kemudian memeriksa pemilik kamar yang begitu tenang tidur disebelahnyaDan tanpa pikir panjang Yujin langsung membuka selimut yang menutupi kelinci tersebut menyadari demam yang belum juga turun dan sepertinya karna panas yang terperangkap selimut membuat peluh juga bermunculan
Yujin pun menangani terlebih dahulu keringat tersebut dan kemudian mengganti plester penurun panas dengan yang baru, dan tak lama ia mendengar ringisan dari kelinci yang terlihat resah membutuhkan selimutnya hingga Yujin pun kembali menyelimutinya
"Permi— lah kak apa yang ilang ??" Rei yang baru saja masuk kamar pun heran melihat Yujin sedang kesana kemari seperti kehilangan sesuatu
"Lagi cari kaos kaki pada kemana ya Rei ? Belum dipindahin semua apa barang-barangnya ??"
"Kenapa sama kaos kaki ??"
"Ini gue mau buka selimutnya karna demamnya makin tinggi, tapi dianya kedinginan" jelas Yujin meminta Rei untuk membuktikan sendiri, dan benar saja tangan dan kaki tersebut terasa dingin berbanding terbalik dengan pipi merah padam kelinci tersebut
"Kalo demam gini emang harusnya gausah pake selimut gak sih ?? Pinternya gue baru kepikiran" sesalnya sembari kembali coba mengingat dimana Wonyoung akan menyimpan kaos kakinya
"Bentar gue cari dulu kak" ucap Rei meninggalkan Yujin kembali keluar dari kamar tersebut
Sepeninggal mochi tersebut, Yujin pun menaikan suhu ruangan menjadi sedikit lebih hangat kemudian membuka selimut secara bertahap dan merapaikan piyama Wonyoung agar tidak langsung merasa kedinginan nantinya
"Heehh mau lo apain temen gue ini masih dibawah umur kak ?!" kaget seseorang dari luar kamar melihat Yujin sedang merapikan kerah piyama Wonyoung dan langsung menarik kembali selimut kelinci tersebut
Tangan Yujin yang tadi reflek terangkat karna kaget kini mengepal kuat bersama hembusan nafas yang berat, membuat kucing yang terperangkap ambigu sudut pandangnya tadi mulai menerima sinyal bahaya dari sebelahnya
"Berisik lagi gue sambit lo Ji.." peringatnya menatap tajam kucing tersebut yang sekarang meliriknya dengan was-was
"Loh kok belum turun panasnya ??" perasaan awas Jiwon pun langsung teralihkan setelah baru saja merasakan panas yang tak sangaja menyentuh lengannya
"Bisa diem gak ?" tanya suara dingin yang langsung menusuk telinga Jiwon membuat netra kucing tersebut melebar seketika menerka apalagi salahnya dimata puppy itu sekarang
Jiwon hanya sedang memastikan kondisi temannya ???
"Napa sih kak ? Salah bantal lu ?" tanya nya menelisik Yujin yang kembali membuka selimut yang baru saja ia tarik
"Gatau emosi aja liat muka lu" dan kucing itupun hanya bisa tertawa getir mendengar jawaban yang lebih terang dari matahari disiang itu
"Nih kak pake punya gue dulu, masih baru juga" beruntung suara dari luar menyudahi seketika kegetiran di ruangan tersebut dan kemungkinan perang yang terjadi
Rei pun kembali bergabung dengan mereka dan langsung menyerahkan kaos kaki tersebut kepada Yujin dan beralih untuk menyingkirkan selimut Wonyoung seutuhnya
"Bentar ya Won biar panasnya nguap dulu" bisik mochi tersebut sembari perlahan menarik selimut menjauhi Wonyoung
"Ngantuk kah beb panasnya ??" tanya kucing tersebut tanpa dosa dan sekarang menahan tawanya sendiri, namun mendadak ia langsung bergeser menjauh dari jangkauan Yujin mengetahui dua orang diruangan tersebut menatapnya dengan tak bersahabat
KAMU SEDANG MEMBACA
Comfort Zone
FanfictionHi'z annyeongz stan ! Looking for something in this daily neverending everlasting drought in annyeongz's nation ? Then welcome to "Comfort Zone" nice to meet you and hope you find you're comfort zone here ! Kindly remind you guys book ini fiktif bel...