Sebulan sudah berlalu setelah acara itu, kegiatan di lakukan seperti biasa. Aku bekerja, suamiku yang suka mabok dan judi, serta mertuaku yang masih rutin melakukan ritual. Gangguan yang ku alami di rumah itu pun semakin sering ku dapatkan. Aku sampai merasa sudah terbiasa dengan hal itu. Mau bercerita, mengeluh ataupun menangis, sudah tak ada lagi orang yang bisa ku ajak berkeluh kesah, hanya Alloh tempat bersandar ku.
"Aku kenapa belum haid juga yah?
Coba nanti pulang kerja aku mampir apotik beli tes kehamilan."
Gumamku dalam hati.Pagi ini, aku merasa sangat malas untuk beraktivitas, ingin ku hanya tiduran saja. Baru saja berfikir seperti itu, dari luar kamar sudah terdengar teriakan ibu mertua yang memanggil untuk segera di siapkan sarapan.
Yah memang, pagi ini aku terlambat bangun."Siap-siap bakalan kena omel lagi deh ini. " Gerutu ku kesal.
Saat hendak beranjak dari tempat tidur, tiba-tiba kepala ku terasa pusing dan pandanganku gelap, akhirnya aku pun terjatuh tak sadarkan diri.
Saat terbangun aku melihat sekeliling, ini seperti di sebuah klinik. Dan benar saja, ternyata suami dan mertuaku membawa ku ke klinik terdekat. Tapi tatapan mereka saat tahu aku sudah sadar sangat tidak enak di lihat.
"Apakah aku melakukan kesalahan ya, kok pandangan mereka seperti melihat musuhnya saja." pikir ku yang sedikit bergidik ngeri melihat tatapan mereka.
"Kamu sudah sadar Mar?" tanya suami ku.
"Iya sudah Mas, aku kenapa yah?" tanyaku penasaran.
"Sudah bahas nanti saja di rumah, ayo sekarang kita pulang!" perintah suamiku.
"Dadi wong kok ngrepoti." gerutu ibu mertuaku.
Sesampainya di rumah, suami ku langsung melempar sebuah kertas di hadapan ku.
"Ini apa Mar, bisa-bisanya kamu hamil?" selamat teriak suamiku
"Hah.. Aku hamil? Terus memangnya kenapa, aku hamil kan ada kamu mas, suamiku. Aku hamil kan juga ini anakmu!" teriak ku tak kalah kerasnya.
"Aku belum mau punya anak Mar, bukannya selama ini sudah ku suruh kau minum obat setiap malam?" amarah suami ku meluap-luap.
Aku memang di suruh meminum obat setiap malam oleh suami ku, awalnya aku tak tahu itu obat apa, ternyata setelah aku cek dan cari-cari info itu adalah pil untuk KB. Aku memang kadang lupa untuk meminumnya, dan aku juga tak berfikir akan di beri keturunan secepat ini. Kalaupun di beri cepat terus memang kenapa, inikan rejeki dari Alloh, aku pun sudah bersuami. Walaupun suami ku pengangguran, aku masih sanggup membiayai anak ini nantinya. Dalam lubuk hatiku yang terdalam juga aku ingin agar anak ini bisa merubah peringai suamiku, siapa tahu nanti dia bisa sadar. Tapi ternyata semuanya tidak sesuai dengan kehendak ku.
"Cepat gugurkan kandungan mu!" perintah suami ku.
"Iya bener kata suami mu Mar, gugurkan saja mumpung masih kecil. Aku tak mau punya cucu dari rahim mu." timpal ibu mertua ku yang ikut-ikutan memojokkan ku.
"Aku akan melahirkan anak ini, dan aku yang akan merawatnya. Aku tidak butuh kalian!" teriak ku sambil berurai air mata.
Aku langsung pergi menuju kamar, di dalam kamar aku masih mendengar ibu mertua dan suami ku yang masih marah sambil menyalahkan ku.
"Ibu akan menjaga mu, Nak!" kuucapkan sambil mengelus perutku yang masih terlihat rata.
Kehamilan ini membuat sangat kerepotan, selain mabok parah, aku juga sering mengantuk. Yang mengakibatkan marahnya mertua dan suami ku. Di rumah aku tak bisa beristirahat, di kantor dengan kerjaan yang menumpuk pun membuatku tak bisa beristirahat. Aku harus kuat demi anaku!
Setiap jadwal kontrol kandungan, aku rutin datang walaupun sendirian. Dan dokter bilang pun semua baik-baik saja. Sampai memasuki usia kehamilan 4 bulan, tiba-tiba perutku terasa sangat panas dan melilit. Dengan tertatih-tatih, aku menaiki motor sendiri menuju klinik. Saat hendak ke klinik aku melihat suami dan mertuaku, mereka seperti bahagia sekali.Sesampainya di klinik, aku langsung di periksa dan di cek. Tapi anehnya kata dokter tidak ada apa-apa, hanya memang aku sedikit mengalami kontraksi. Mungkin di sebabkan karena stres atau kecapaian saja. untungnya kandunganku kuat dan jabang bayinya tidak kenapa-kenapa.
Selama kehamilan 4 bulan ini, keluarga ku belum ada yang tahu kalau aku hamil. Aku sengaja tidak memberitahukan kabar ini. Biarkan nanti saja kalau aku kesana, aku langsung yang akan memberitahu. Tapi tiba-tiba pak lek ku menelpon.
"Assalamualaikum, Piye kabare nduk? Sehat? Kandungan mu piye?" tanya pak lek
"Waalaikumsalam Lek, alhamdulillah sehat. Pak lek piye kabare (pak lek, gimana kabarnya)? Kok reti yen aku meteng (kok tahu aku hamil)?" tanya ku heran.
"Lah pas kapan kae kan wis tak omongin yen awakmu meteng, kowe wae sing rak percoyo mbe pak lek." (waktu itu kan sudah di kasih tahu, kamu saja yang tidak percaya sama pak lek) jelas pak lek.
"Iyo lek, ngapurane yo. Simbok rak usah di kei reti sek Lek, ben nko aku wae sing ngei ngerti." (iya lek, aku minta maaf ya, Simbok jangan di kasih tahu dulu, biar nanti aku saja yang ngasih tahu) pinta ku pada pak lek.
"Iyo nduk, gelang Sing tak kei ojo sampe ucul yo, pokoke di nggo terus!"(iya nduk, gelang yang tak kasih jangan Sampai dilepas ya, pokoknya pakai terus) pak lek mengingatkan.
"Iya lek." jawab ku.
Setelah insiden perut yang melilit dan panas itu, hampir setiap malam aku selalu bermimpi aneh. Di dalam mimpiku aku melihat ada sosok perempuan jelek yang selalu memperhatikan ku, dan setiap perempuan itu hendak mendekati ku, dia langsung terpental dan kesakitan. Dalam kesakitan itu, pasti perempuan itu akan bilang
"ANAKMU WIS NGGO AKU"
(Anakmu sudah buat aku)
![](https://img.wattpad.com/cover/300058967-288-k96184.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelet Sang Suami (END)
TerrorSepasang muda mudi tengah asik menikmati terbenamnya matahari di tepi pantai. Sang lelaki ingin mengungkapkan perasaannya kala itu, tetapi sang wanita malah memberikan sebuah kertas dengan ukiran tinta emas terbungkus plastik. Itu undangan pernikah...