3

27K 501 16
                                    

Jangan lupa komen dan vote ya, cobalah untuk saling menghargai


.
.
.
.
.
.

Sungchan menguap lebar, lalu meraba tempat di sampingnya yang sudah kosong. Kemana perginya Songkang? Apa pamannya itu pergi begitu saja setelah memakainya? Sungchan tersenyum miris dengan mata yang masih terpejam, ia benar-benar seperti pelacur yang habis di pakai di tinggalkan begitu saja. Atau mungkin lebih rendah dari pelacur? Setidaknya pelacur mendapat bayaran atas jasanya.

Sungchan beranjak dari tempat tidurnya, menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya. Sungchan berdecak begitu melewati cermin dan melihat ruam kemerahan di seluruh tubuhnya.

Pamannya itu benar-benar sialan, kalau seperti ini bagaimana bisa di sembunyikan? Sungchan hanya bisa berharap mamanya pulang setelah kissmark buatan pamannya itu hilang.

Sungchan memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan kearah dapur untuk mengambil minum, mulutnya masih terasa mual karena banyak menelan sperma pamannya.

Tapi sesampainya Sungchan di dapur dia melihat pamannya sedang menikmati secangkir kopi yang dia buat sendiri, Songkan sudah tampan dengan pakaian kantornya.

Songkang tersenyum begitu melihat Sungchan, "baru bangun? Kemarilah." Ucapnya.

Meskipun masih sedikit kesal Sungchan tetap berjalan menghampiri pamannya dan Songkang langsung menarik tangan Sungchan sampai ia jatuh tepat di atas pangkuan Songkang.

Songkang langsung memeluk Sungchan dari belakang, mendaratkan dagunya di bahu remaja manis itu. Iya manis di mata Songkang.

"Tidurmu nyenyak?" Tanya Songkang.

Sungchan menggeleng, "tubuhku sangat sakit apalagi lubang ku, paman terlalu kasar semalam." Balasnya jujur, ya sampai saat ini tubuh Sungchan terasa remuk karena meladeni nafsu pamannya, Songkang menggempur lubangnya sampai pagi.

"Maaf ya, pulang kerja nanti paman belikan obat dan paman bantu obati."

"Tidak perlu aku bisa sendiri." Sungchan takut kalau sampai Songkang yang mengobati lubangnya, bisa-bisa nanti penis pamannya bersarang lagi di lubangnya. Nikmat memang tapi saat ini lubangnya masih lecet.

"Baiklah, kau tidak sekolah? Bersiaplah nanti paman antar."

Kalau tidak ada ulangan harian mungkin hari ini Sungchan akan membolos, berjalan sangat menyakitkan untuknya.

Sungchan pun turun dari pangkuan Songkang dan bersiap untuk pergi sekolah.

Songkang senyum sendiri membayangkan hal semalam yang ia lakukan bersama keponakannya, sampai saat ini ia belum percaya kalau semalam ia berhubungan seks dengan anak dari kakak iparnya. Tapi mau bagaimana lagi? Sungchan sangat menarik dan untungnya dia mau.

.
.
.
.

Songkang menahan tangan Sungchan yang mau turun dari mobilnya.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanyanya.

"Mungkin jam lima, kenapa?"

"Mau paman jemput?"

Sungchan menggeleng, "tidak perlu, sepulang sekolah nanti ada yang harus ku beli dengan temanku." Tolaknya.

Sungchan melirik tangan Songkang yang masih menggenggam tangannya, Sungchan mematung seketika begitu Songkang mengecup bibirnya. Hanya kecupan tapi sudah membuat wajah Sungchan sangat merah seperti kepiting rebus, padahal semalam mereka melakukan lebih dari sekedar kecupan.

"Tidak mau turun? Atau kau mau menemani paman di kantor?" Ucap Songkang karena Sungchan hanya diam saja.

Tanpa mengucapkan apapun Sungchan langsung keluar dari mobil pamannya, bahkan tanpa sadar Sungchan membanting pintu mobilnya. Songkang yang melihatnya hanya menggelengkan kepala saja.

Sungchan berjalan sendiri di koridor sekolah, meskipun cukup terkenal di sekolahnya tapi Sungchan tidak mempunyai banyak teman. Sungchan tidak pandai berteman dan dia lebih suka menyendiri, dan itulah membuat semua murid beranggapan kalau Sungchan murid yang sombong karena tidak mau berbaur dengan mereka.

Sesampainya di kelas Sungchan langsung duduk di kursinya, meskipun termasuk murid yang pintar tapi Sungchan memilih duduk di barisan belakang. Rasanya lebih nyaman untuk tidur.

"Sungchan, kau sudah mengerjakan tugas dari pak Kim?" Tanya Minju, murid cantik yang duduk di depan Sungchan.

Sialan! Umpat Sungchan di dalam hatinya, kenapa dia bisa lupa mengerjakan tugasnya? Sungchan melirik jam dinding, 10 menit lagi bel masuk berdering dan pelajaran pak Kim jam pertama.

"Dari ekspresi mu sepertinya kau belum mengerjainya ya? Tumben sekali murid pintar sepertimu lupa mengerjakan tugas." Ucap Minju lagi lalu mengeluarkan buku tugasnya dari dalam tas.

"Salin punyaku, hari ini aku sedang baik hati denganmu." Sambungnya sambil menyodorkan buku tugasnya pada Sungchan.

Sebenarnya Sungchan tidak suka di kasihani seperti ini tapi ia terpaksa mengambil buku itu dari pada di hukum, pak Kim salah satu guru pendendam, sekali saja kau tidak mengerjakan tugasnya kau akan selalu di incar dengannya.

Setelah selesai menyalin tugas temannya Sungchan langsung mengembalikannya dan tidak lupa mengucapkan terimakasih, dan tidak lama dari itu bel masuk pun berdering, tepat saat itu juga pak Kim masuk ke kelas dan meminta tugasnya untuk di kumpulkan di mejanya, hari ini Sungchan selamat.

Di saat jam pelajaran berlanjut Sungchan merasa tidak nyaman dengan anal nya, dia merasa gatal dan becek. Apa tapi pagi dia kurang bersih membersihkannya? Karena sudah tidak nyaman Sungchan meminta izin ke gurunya untuk ke toilet.

Sungchan berlari dari kelasnya karena sudah tidak tahan dan langsung masuk bilik paling ujung, dengan tergesa-gesa Sungchan melepaskan celana sekolahnya beserta dengan celana dalamnya. Sungchan naik ke atas kloset dan membuka lebar kedua kakinya, dengan kasar dia mengusap bibir anal nya yang sudah sedikit longgar karena penis pamannya sendiri.

Kenapa Sungchan bisa seperti ini? Kenapa dia tiba-tiba horny dan ingin kembali di gempur oleh penis pamannya, padahal tadi pagi dia mengeluh sakit dan perih.

Karena kurang puas Sungchan mencoba memasukan jari tengahnya ke lubangnya dan di tambah lagi dua jari begitu kurang puas hingga tidak sengaja suara lenguhan keluar begitu saja dari mulutnya.

Matanya terpejam merasakan ketiga jarinya mengocok lubangnya dengan kasar.

"Ngghhhh.. sshhh.. si—sial, ini tidak cukup!" Seru Sungchan yang berpikir kalau di toilet hanya ada dua seorang, tanpa di sadari ada seorang murid di bilik sebelahnya yang ikut mengocok penisnya begitu mendengar desahan erotis yang terus keluar dari mulut Sungchan.

Murid itu turun dari kloset, mencoba mengintip ke bilik sebelah dari sela bilik di bawah tapi sialnya tidak terlihat. Murid tampan itu menyodorkan penisnya di sela bilik sampai Sungchan melihatnya, awalnya Sungchan terkejut melihat penis panjang dengan batang yang berurat, tapi karena sudah sangat horny Sungchan ikut turun dari kloset, menggenggam batang penis itu lalu mengurutnya pelan.

Sungchan tidak tahu penis siapa itu tapi dia tidak peduli, penis itu sangat menggiurkan di matanya. Sungchan sedikit membungkuk untuk mengulum penisnya, rasanya sangat susah tapi Sungchan menikmatinya.

"Ssshhh.. lebih kuat lagi," ucap murid itu yang menikmati kepala penisnya yang sedang di jilati oleh Sungchan.

Sungchan mulai memasukan kepala penis itu kedalam mulutnya, mengulum habis batang berurat nya meskipun kesulitan karena terhalang dinding bilik. Sungchan semakin semangat menghisap penis itu begitu mendengar lenguhan nikmat dari murid yang tidak dia kenal.

"Mau aku masuki?" Tawar murid itu lagi dengan nada yang berat.

"Ya, hancurkan anal ku dengan penis mu." Balas Sungchan cepat.

Murid itu pun langsung berdiri dan keluar dari bilik dengan keadaan penis yang mengacung tinggi, dia mengetuk bilik Sungchan sampai Sungchan membukanya. Keduanya saling terdiam begitu mereka tahu siapa lawan mainnya.

"Kau?!"

TBC

Uncle 🔞 [Songkang x Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang