Sungchan sedang berbaring di sofa sambil memainkan ponselnya, hari sudah gelap tapi dia tidak menyalakan lampu rumah. Bukan mager tapi lubangnya masih terasa perih karena ulah penis sialan Jeno, bahkan saat ini bagian bawahnya tidak tertutup apapun karena dia risih setiap kali bokongnya bergesekan dengan celana dalam.
Tepat pukul 8 malam Songkang pulang, begitu dia menutup pintu dan berbalik dia mendapati sang keponakan sedang mengangkang lebar di atas sofa, Songkang bisa melihat dengan jelas lubang anal Sungchan yang sangat merah sedangkan Sungchan sendiri sedang sibuk dengan ponselnya.
"Berniat menggoda saya?" Ucap Songkang yang sudah berdiri di depan sofa.
Sungchan melirik Songkang lalu fokus bermain game lagi di ponselnya. "jangan terlalu percaya diri, aku seperti ini karna paman." Balasnya.
"Karna saya?" Songkang menggeser kaki Sungchan lalu duduk di sana, dia meletakan kedua kaki Sungchan di pangkuannya. Meskipun pria tapi Sungchan memiliki kaki yang mulus, apa dia merawatnya?
"Jangan berlaga bodoh, paman lupa semalem paman abis perkosa keponakannya sendiri?"
"Itu nggak bisa di bilang pemerkosaan kalo keduanya saling menikmati, kamu juga ketagihan sama penis paman."
"Dasar mesum!" Decak Sungchan seraya menurunkan kakinya dari atas pangkuan Songkang dan merubah posisinya menjadi duduk karena sedari tadi pamannya itu mengusap paha dalamnya yang membuat Sungchan tidak nyaman.
Sungchan sedikit melenguh begitu Songkang mengangkat tubuhnya ke pangkuan pria itu, Sungchan bisa merasakan sesuatu yang membuatnya mendesah sepanjang malam kemarin.
"Turun paman aku berat," cicit Sungchan bahkan remaja itu tidak berani membalas tatapan pamannya, tatapan Songkan terlalu menyeramkan, seperti om-om pedo di luaran sana.
Bukan menurunkan tapi Songkang semakin erat memeluk pinggul Sungchan, bahkan menarik tubuh remaja itu agar lebih mendekat padanya.
"Kenapa?" Tanya Songkang sambil menarik dagu Sungchan sampai tatapan mereka berdua.
Sialan! Kenapa pamannya sangat terlihat seksi?! Umpat Sungchan di dalam hatinya, kemeja dengan tiga kancing yang terlepas dengan rambut yang rapih tersisir ke belakang. Cahaya yang remang-remang membuat Songkang terlihat sangat menggoda, apalagi dengan bau tubuhnya yang jantan, itu berhasil membuat Sungchan mabuk.
Tanpa bisa di tahan lagi Sungchan mendusel di leher Songkang, mengendus kuat leher pahamnya yang sedikit basah karena keringat.
Songkang sendiri sedikit geli begitu Sungchan mengendus perpotongan lehernya. "Berhenti, kamu buat paman geli." Ucapnya tapi tidak menyingkirkan kepala Sungchan dari lehernya.
Songkang melenguh begitu merasakan basah di lehernya, dengan nakalnya lidah panjang Sungchan menjilat leher Songkang yang membuatnya semakin basah.
Sungchan seperti tidak bisa menahan dirinya sendiri, di bawah sana kedua tangannya berusaha melepaskan semua kancing kemeja kerja Songkang setelah berhasil dia membuang kemeja itu ke lantai.
Sungchan sedikit menjauh, memperhatikan tubuh pamannya yang sangat bagus dengan otot perut yang sudah terbentuk dengan sempurna. Dada bidangnya yang besar ingin sekali ia remas sampai memerah.
"Kenapa tatap paman seperti itu?" Tanya Songkang.
Sungchan menggeleng, menyingkirkan pikiran kotornya. Kalau di teruskan yang ada dia benar-benar tidak bisa jalan besok pagi, penis pamannya itu akan menggempur lubangnya sampai besok pagi.
Sungchan buru-buru turun dari pangkuan Songkang dan berjalan masuk ke kamarnya.
"Sungchan kamu harus tanggung jawab sialan!" Teriak Songkang kesal yang di tinggal begitu saja setelah di grepe sama ponakannya sendiri sampai ngaceng, tapi tidak dapat balasan dari Sungchan yang bahkan sudah mengunci pintu kamarnya.
Sungchan pura-pura tidur begitu Songkang masuk ke kamarnya tapi karena penasaran apa yang sedang pamannya itu lakukan Sungchan sedikit membuka matanya dan terkejut melihat Songkang sedang membuka celana beserta dalamannya, wajah Sungchan memerah melihat penis gemuk Songkang yang menggantung di selangkangannya.
Songkang mengambil handuk lalu di lilitkan ke pinggangnya, dia melirik sekilas Sungchan. Songkang tertawa geli karena Sungchan langsung menutup kembali matanya, dia tahu kalau sedari tadi keponakannya itu mengintipnya.
Songkang berjalan ke tempat tidur lalu duduk di tepinya, "paman tau kamu belum tidur." Ucapnya.
"Apasih paman ganggu!" Sungchan langsung merubah posisinya jadi membelakangi Songkang, hidung Sungchan tidak tahan mencium bau jantan tubuh pamannya yang telanjang.
Sialan! Umpat Sungchan di dalam hatinya, karena bau tubuh pamannya penis Sungchan ngaceng di bawah sana.
"Kamu mau tidur?"
Sungchan langsung mengangguk.
"Ya sudah, tadinya paman mau ajak kamu mandi bareng."
Mau!!! Jerit Sungchan di dalam hati tapi dia diam saja karena terlalu malu sampai Sungchan merasakan pergerakan di kasurnya, sepertinya Songkang sudah tidak duduk lagi di kasurnya.
"Beneran nggak mau mandi sama paman?" Tanya Songkang lagi dan lagi-lagi Sungchan menggeleng.
"Baiklah kalau begitu paman mandi sendiri." Songkang pun masuk ke kamar mandi yang ada di kamar Sungchan.
Setelah mendengar suara pintu Sungchan langsung berbalik dan menatap pintu kamar mandinya yang sedikit terbuka dan tidak lama dari itu Sungchan mendengar suara gemericik air.
Sungchan ingin sekali masuk dan melihat tubuh telanjang Songkang sekali lagi, melihat penisnya adalah bonus.
Sialan Sungchan benar-benar sudah tidak bisa menahannya lagi, mungkin mengintip pamannya mandi sudah lebih dari cukup.
Dengan gerakan pelan Sungchan turun dari tempat tidurnya dan berjalan ke kamar mandi, apa Songkang sengaja tidak menutup dengan benar pintu kamar mandinya?
Sungchan sudah berdiri di depan pintu, dia mengintip ke dalam dan mendapati Songkang berdiri di bawah guyuran shower. Tubuh berototnya sudah basah dan sedikit mengkilap karena terkena sinar lampu kamar mandi.
Usianya sudah tidak muda lagi tapi kenapa pria itu masih terlihat tampan dengan tubuh bagusnya. Songkang benar-benar merawat dirinya dengan baik.
Sungchan menggigit bibir bawahnya begitu melihat Songkang mengurut pelan penisnya yang perlahan membesar di dalam genggamannya, Songkang melumuri sabun di batang penisnya lalu kembali mengocoknya.
Sialan, pamannya coli?! Jerit Sungchan di dalam hatinya.
Punggung Songkang bersandar di dinding kamar mandi, matanya terpejam dan kocokan di penisnya semakin cepat sedangkan tangan satunya lagi memainkan putingnya sendiri.
"Ssshhh.. nghhh.. Sungchan ahhh.."
Mata Sungchan terbelalak begitu mendengar pamannya mendesahkan namanya, apa pamannya itu coli sambil membayangkan ya?!
Tangan Sungchan bergerak ke bawah meremas penisnya yang ikut ngaceng mendengar suara berat Songkang mendesahkan namanya. Sialan ini benar-benar sialan.
Sungchan terkejut setengah mati begitu tiba-tiba Songkang melirik kearahnya, menangkap basah Sungchan yang sedang meremas penisnya sambil mengintipnya.
"Udah puas ngintip pamannya mandi?"
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Uncle 🔞 [Songkang x Sungchan]
Fiksi Remaja[BxB] [MATURE] JANGAN SALPAK BEGO! Tentang perselingkuhan Sungchan dengan pamannya sendiri