6

17.8K 333 22
                                    

Sungchan semakin erat memeluk tubuh Songkang yang berbaring di sampingnya, keduanya terlihat sangat kelelahan setelah melakukan seks yang sangat luar biasa bahkan membuat seisi rumah berantakan seperti terkena angin topan.

Songkang telah mencoba berbagai gaya dan terus menggempur lubang ponakannya tanpa ampun bahkan membuat Sungchan kewalahan melayani nafsu birahi pamannya sendiri, tidak hanya kamar Songkang memaksa Sungchan melakukannya di dapur, ruang tengah, kamar mandi, balkon dan kolam renang untung saja tidak ada tetangga yang melihat mereka.

"Tadi itu benar-benar luar biasa," ucap Songkang lalu mengecup kening Sungchan yang masih basah oleh keringat, dia melirik penisnya yang sudah lemas karena berkali-kali menyemburkan spermanya.

Sungchan tidak menjawab karena dia sudah sangat lelah seluruh tubuhnya terasa remuk di banting di tarik bahkan di pukul oleh Songkang, meskipun begitu tapi Sungchan sangat menikmatinya, menikmati permainan kasar pamannya yang jauh lebih hebat dari si Jeno sialan itu.

"Besok ibu kamu pulang." Ucap Songkang lagi dan itu sukses membuat Sungchan langsung meliriknya.

"Besok?" Ulang Sungchan dan mendapat anggukkan dari Songkang.

"Itu berarti ini malam terakhir kita."

"Terakhir?" Sialan apa setelah ini pamannya akan membuangnya begitu saja? Brengsek sekali pamannya ini bahkan jalang saja mendapat bayaran atas jasanya.

"Nggak mungkin paman tetap tidur di rumah ini sedangkan ibumu ada di rumah."

"Lalu bagaimana dengan hubungan kita? Apa berakhir juga?" Tanya Sungchan tiba-tiba.

Entahlah apa yang Sungchan rasakan saat ini, ini hanya nafsu semata atau memang dia tertarik pada pamannya. Sungchan sangat merasa bersalah pada Tante dan Jisung tapi kesalahan itu telah membuat Sungchan nyaman.

"Kita masih bisa berhubungan diluar kalau kamu mau, kita bisa menyewa hotel atau beli apartemen untuk kita berdua, itu hal yang mudah." Balas Songkang.

Sungchan menunduk mendengar itu, apa pamannya hanya menganggapnya sebagai pemuas nafsunya saja?

"Kenapa sedih kayak gitu? Kamu nggak mau?"

"Sebenernya Sungchan itu apa bagi paman?"

"Keponakan?"

"Sialan, nggak ada paman yang ngentot sama keponakannya!" Sungchan langsung tersulut emosi mendengarnya.

"Kamu kenapa jadi marah gini? Apa paman salah?"

"Aku mau tidur di kamar tamu aja," Sungchan langsung menarik selimut tebal untuk menutupi tubuh telanjangnya dan langsung keluar dari kamar meninggalkan Songkang begitu saja, tapi tidak lama dari itu Songkang menyusul setelah memakai celana tidurnya.

Tokkk..

Tokk..

Tokk..

"Sungchan kamu kenapa? Kenapa tiba-tiba jadi ngambek kayak gini?" Tanya Songkang setelah mengetuk beberapa kali pintunya tapi tidak mendapat jawaban dari Sungchan bahkan kamarnya di kunci.

"Sungchan ini malam terakhir paman tidur di sini, masa kamu biarin paman tidur sendirian? Kamu udah janji loh mau ngentot semaleman sama paman."

"PANTAT GUA MASIH PERIH ANJING, MASIH MIKIRIN NGENTOT AJA!" Teriak Sungchan dari kamar masa bodo kalau di dengar tetangganya karena dia sudah sangat kesal, dalam kondisi seperti ini pun yang pamannya bahas hanya ngentot.

Songkang terdiam di depan pintu ini baru pertama kalinya Sungchan kasar kepadanya, dia menghela nafasnya.

"Keluar yuk kita bahas apa yang buat kamu kesel kayak gini, kalo kamu cuma diem aja paman mana tau."

"Pikirin sendiri anjing!"

"Sungchan!" Bentak Songkang. "sekali lagi kamu ngomong kasar paman dobrak pintunya terus seret kamu keluar ya." Ancamnya.

Dan tidak lama dari itu dia mendengar suara tangisan dari dalam kamar, apa Sungchan menangis di dalam sana? dan seketika itu juga Songkang merasa bersalah.

"Sungchan maaf paman nggak bermaksud bentak kamu, kamu buka pintunya ya kita bicarain baik-baik kenapa kamu kayak gini."

Sudah tidak ada jawaban lagi dari Sungchan selain suara tangisnya, mungkin saat ini Sungchan sedang tidak mau di ganggu dan ingin sendiri. Songkang pun memutuskan untuk pergi dan tidur di kamarnya mungkin besok pagi mood Sungchan sudah membaik.



Di pagi harinya Sungchan terbangun dengan kedua mata yang bengkak karena menangis semalaman, dia pun tidak tahu kenapa dia jadi cengeng seperti ini semalam.

Memangnya apa yang bisa di harapkan dari seorang pria yang sudah memiliki anak dan istri? Songkang tidak mungkin meninggalkan keluarganya hanya untuk dia, terlalu berlebih memang mengharapkan pamannya itu.

Sungchan melirik jam dinding yang baru menunjukan pukul 6 pagi, dia langsung beranjak dari tempat tidur dan memakai kacamata bacanya agar bengkak di matanya tidak begitu terlihat setelah itu dia keluar dari kamar.

Sebelum turun kebawah Sungchan melirik kamar pamannya, pintunya masih tertutup rapat mungkin pamannya belum bangun.

Sungchan pun turun kebawah dan sedikit terkejut melihat ibunya sedang membuat sarapan di dapur.

"Ibu kapan pulang?" Tanya Sungchan yang langsung berlari memeluk ibunya.

"Hmmm.. dasar manja, baru di tinggal beberapa hari juga." Balas Yoona dan membalas memeluk anaknya.

"Kangen tau, ibu kapan pulang? Kok Sungchan nggak tau?"

"Ibu nyampe jam 3 pagi, ibu udah telepon kamu buat bukain pintu tapi nomer kamu nggak aktif jadi terpaksa ibu telepon paman kamu, untung aja Songkang belum tidur."

"Mungkin semalam paman begadang ya Bu, buktinya dia belum bangun sampai sekarang."

"Kata siapa belum bangun? Pagi-pagi dia udah pergi."

"Pergi?"

Yoona mengangguk, "dia mau pulang dulu katanya baru ke kantor jadi harus berangkat lebih pagi."

"Jadi paman Songkang udah nggak tinggal di sini lagi?"

"Ya enggak, istri sama anaknya kan udah pulang."

"Ouh.." seketika Sungchan jadi lemas, hubungannya sudah berakhir begitu saja. Kalau tau pamannya langsung pulang seperti ini Sungchan tidak akan ada acara ngambek semalam.

"Malah ngelamun, sana mandi rapih-rapih terus sarapan nanti kamu telat."

"Iya Bu," Sungchan pun masuk kembali ke kamarnya dan rapih-rapih sebelum berangkat sekolah.


.
.
.
.


Sepanjang koridor sekolah Sungchan berjalan dengan lemas, wajahnya di tekuk karena hari ini mood Sungchan benar-benar jelek. Mau bolos saja tapi bisa-bisa ada tutup panci yang melayang ke kepalanya.

Srekkk!!

"Kusut banget muka lu kayak tumpukan baju kotor di pojok kamar gua." Ucap Jeno yang tiba-tiba datang dan merangkul bahu Sungchan sok akrab.

Sungchan langsung menyingkirkan tangan Jeno dari bahunya, "mending lu pergi sebelum gua bunuh." Ancamnya.

"Takuttt.." ledek Jeno tapi tidak pergi dari sana dan kembali merangkul bahu Sungchan.

"Gimana rasanya ngentot sama gua? Pasti ketagihan." Bisik Jeno di telinga Sungchan.

Bughhh!!!

"Oughhhh.." Jeno langsung memegangi perutnya yang baru di sikut cukup kuat oleh Sungchan sampai dia meringis.

"Iya ketagihan sampe gua mau bunuh lu sialan!"

Bughh!!

Sebelum pergi Sungchan menginjak kaki Jeno sampai tubuh pria tampan itu tumbang ke lantai lalu di tinggal begitu saja sama Sungchan tanpa peduli seluruh murid menatapnya takut.

TBC

Uncle 🔞 [Songkang x Sungchan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang