11. Know

166 103 136
                                    

11. Know = Tahu

Gue diam bukan berarti gue nggak tau semuanya.

Leonal Anggara Jaya

—Leonal Anggara Jaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Semuanya ... gue minta maaf, gue lupa bawa bahan presentasinya, tapi tenang aja—"

Perkataan Senja dipotong Ella, "Ceroboh! Kok bisa sih lo lupa?!"

"Lupa itu manusiawi, oke? Jangan salahkan Senja, dia udah minta maaf dan minta sopirnya buat ngambil bahan presentasinya." Leonal membela Senja yang tidak sepenuhnya salah.

"Loh, nggak bisa gitu! Giliran gue telat aja, gue disalahin. Terus, pas Senja salah, lo malah bela dia? Kesalahan gue sama Senja itu lebih parah Senja, asal lo tau!" balas Ella dengan nada bicara sedikit tinggi.

Tak cukup sampai di situ, Ella berbicara lagi. "Tinggal lima menit lagi bel pelajaran pertama berbunyi, lalu sampai sekarang bahan presentasinya belum juga datang. Sekarang di sini siapa yang harus disalahkan?"

Baiklah, sekarang anggota kelompok dua menjadi pusat perhatian seisi kelas. Namun, mereka tidak memperdulikan itu, yang mereka pedulikan adalah bahan presentasi yang belum juga sampai di tangan mereka.

"Loh, kemarin-kemarin kan gue udah nggak mau bawa, tapi lo malah maksa. Udah bener bahan presentasinya dibawa Echa, lo nggak setuju, gimana, sih," ujar Senja.

Alesha mencoba melerai mereka, "Udah, ya. Jangan saling menyalahkan! Kalau kayak gini terus, percuma saja masalahnya nggak akan selesai. Kita tunggu sopirnya Senja bawa—"

"Sampai kapan?" potong Ella.

Samudra yang sedari tadi menyimak pun beranjak dari duduknya. Tanpa berkata apa-apa lagi, dia langsung berlari ke luar kelas. Mungkinkah cowok itu mau mengambil bahan presentasinya kelompoknya?

"Samudra mau ke mana? Jangan-jangan ...." Leon dengan cepat mengikuti Samudra yang pergi keluar kelas. Sementara itu, yang lainnya hanya bisa menatap kepergian mereka.

---

Di halaman depan sekolah, ada seorang pria memakai kaos hitam yang berjalan membawa beberapa lembar kertas. Dia agak mempercepat langkahnya. Namun, dia menghentikan langkahnya ketika dia bertemu dengan Samudra. Samudra juga sedang berlari ke arahnya, diikuti temannya.

"Kenapa lama banget sih, Pak?" tanya Samudra, dia langsung mengambil barang yang dipegang pria di hadapannya.

"Maaf, Den. Tadi jalanan macet, ini juga bapak bawa motor, tapi masih kejebak macet," jelas sopir pribadinya Senja.

Be The Best! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang