23. Why?

146 47 177
                                    

23. Why = Kenapa

Kalau tak ada api, masakan ada asap.

Kalau tak ada api, masakan ada asap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Gadis kecil, saya ingin menunjukkan sesuatu padamu. Tunggu sebentar, saya ambil barangnya dulu."

Tyo beranjak dari duduknya dan berjalan meninggalkan Alesha, tapi Alesha tidak tinggal diam begitu saja, gadis itu mengikuti Tyo. Menyadari dia sedang diikuti, Tyo menghentikan langkahnya tanpa menoleh ke arah Alesha.

"Mau ke mana? Duduk saja di situ, saya tidak akan lama," tekan Tyo.

Pria tua itu melanjutkan langkahnya, Alesha tidak menuruti perkataan Tyo untuk duduk kembali, dia tetap berdiri sambil menatap punggung Tyo yang semakin lama semakin tidak nampak. Dari tempat ia berdiri sekarang, Alesha bisa melihat pintu keluar dari ruangan ini.

Ternyata ada pintu lagi selain pintu yang Alesha gedor tadi, pintu itu tertutup oleh beberapa tumpukan kardus sehingga Alesha tidak dapat melihatnya dari tempat ia berada sebelumnya. Pintu itu terbuka lebar, seharusnya ini kesempatan Alesha untuk pergi dari sana.

Alesha berniat untuk keluar dari ruangan, tapi niatnya itu sia-sia, ternyata ada banyak sekali anak buah Tyo yang berjaga di depan pintu. Mengetahui hal itu, Alesha berjalan mundur ke belakang, peluang untuk kabur sangatlah kecil sekarang ini.

"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" tanya Alesha pada dirinya sendiri.

Kurang dari satu menit, Tyo sudah kembali dengan laptop di tangannya. Dia meletakkan laptop itu agak dekat dengan lampu minyak yang masih menyala, lampu itulah yang menjadi satu-satunya penerang di ruangan ini, tidak ada lampu LED atau sebagainya yang dipasang di sini.

 Dia meletakkan laptop itu agak dekat dengan lampu minyak yang masih menyala, lampu itulah yang menjadi satu-satunya penerang di ruangan ini, tidak ada lampu LED atau sebagainya yang dipasang di sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa masih berdiri? Duduklah," ujar Tyo pada Alesha. Meski pria itu sudah duduk dan menyalakan laptopnya, Alesha tetap berdiri. Bahkan, Alesha enggan menatap wajah Tyo, dia memilih mengalihkan pandangannya.

"Duduk, Alesha," kata Tyo sekali lagi dengan penuh penekanan.

Alesha tertegun, ini kali kedua Tyo memanggil namanya bukan dengan sebutan "gadis kecil". Mau tak mau Alesha menuruti permintaan Tyo untuk duduk.

Be The Best! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang