16. Pray

153 76 162
                                    

16. Pray = Berdoa

Berdoa tanpa berusaha, maupun berusaha tanpa berdoa sama dengan perkalian bilangan 0. Semua bilangan yang dikalikan 0, hasilnya tetap 0.

—Senja Zara Adistina

—Senja Zara Adistina

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kok tiba-tiba dadaku sesak, ya?" Senja berbicara dalam hati.

Menyadari wajah pucat Senja, Alesha pun menghampirinya. "Senja, kamu kenapa? Kamu sakit?"

"Aku nggak sakit," jawab Senja.

Senja menyesuaikan lawan bicaranya, biasanya kalau ada yang lain, Senja menggunakan gue-lo. Namun, ketika di rumah atau bersama orang tuanya, dia menggunakan aku-kamu. Jika mengobrol dengan Alesha, Senja lebih memilih menggunakan aku-kamu.

"Beneran? Tapi wajahmu pucat banget."

"Nggak apa-apa, Cha, mungkin karena aku belum sarapan aja."

Langit yang tadinya gelap perlahan-lahan terang. Cahaya matahari menerobos pepohonan hutan. Para murid kelas sepuluh yang mengikuti kegiatan kemah sudah bangun dari tidurnya serta melaksanakan kegiatan yang lain, seperti sholat subuh bagi yang beragama islam. Alesha dan Senja termasuk salah satu dari mereka. Keduanya sedang berada di depan tenda milik regu mereka.

Alesha menatap wajah Senja. Semoga saja Senja tidak berbohong kalau dia ini sedang baik-baik saja. Entahlah, sepertinya Senja menyembunyikan sesuatu yang Alesha tidak ketahui. Pandangan mata Alesha beralih ke arah lain ketika ada seseorang yang memanggilnya, orang itu adalah Azalea, di belakangnya ada Ella.

Azalea membawa dua kotak yang berisi makanan, dia memberikan satu kotak itu kepada Alesha. "Nih, Cha. Punya Senja dibawa Ella," katanya.

Hubungan keempat gadis itu semakin dekat. Sejak Ella meminta maaf kepada Alesha, hubungan mereka menjadi lebih erat. Ketika Alesha mengetahui hubungan sebenarnya antara Senja dan Samudra, begitu juga sebaliknya, Senja menjadi teman akrab Alesha. Kalau Ella dan Senja berteman dengan Alesha, secara otomatis Azalea juga.

"Makasih," ucap Senja dan Alesha serempak.

Satu detik kemudian, terdengar suara peluit yang mengharuskan para murid berkumpul. Mereka akan sarapan bersama di atas tikar yang telah disiapkan. Keempat gadis tadi segera melangkahkan kakinya menuju sumber suara.

Titik tempat mereka berkumpul sudah ramai dipenuhi murid-murid kelas sepuluh lainnya. Senja mengedarkan pandangannya ke segala arah untuk mencari seseorang. Namun, dia belum bisa menemukan Samudra, hingga pandangan matanya terfokuskan pada Pak Zein dan Leon yang berdiri di sebelah kanan. Sepertinya murid dan guru itu sedang mengobrol serius, terlihat dari raut wajah mereka.

Be The Best! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang