EPILOG

443 44 4
                                    

Beberapa tahun kemudian...

Sinar matahari dan kicauan burung menyapa di pagi hari.
Terdengar suara alarm menganggu tidur Yuta.  Yuta pun beranjak dari kasurnya kemudian mematikan alarm tersebut.

Berjalan ke arah samping kamarnya yaitu kamar anaknya.

Kini anaknya sudah besar menjadi pria tampan yang disukai oleh teman teman cewe sebayanya.
Hampir tiap hari, anaknya selalu membawa kantong plastik besar yang katanya berisi hadiah hadiah dari fans nya.
Anaknya yang diberi nama Jaemin.

"Jaem bangun, kamu kan sekolah" ucap Yuta sambil menggoyangkan tubuh Jaemin.

"Sekarang libur ayah" ucap Jaemin yang kembali merapatkan selimutnya.

"Bukan hari merah ini" ucap Yuta yang ikut berbaring di sebelah Jaemin.

"Memang bukn tapi Jaemin males ke sekolah" ucap Jaemin yang kemudian membuka matanya menatap ayahnya lekat.

Yuta mengerutkan alisnya.
"Noh liat di kalender" ucap Jaemin menunjuk kalender di atas meja dekat ayahnya.

Yuta pun mengambil kalender itu dan tau akan hal Jaemin tidak berangkat sekolah

Hari yang bikin Jaemin sedih yaitu Hari Ibu.

"Kenapa lagi sekarang?" ucap Yuta

Jaemin pun melirik ayahnya.
"Yaudah ayo kita ketemu Bunda,  kamu siap siap gih" ucap Yuta beranjak dari kasur Jaemin.

Jaemin mengalahkan senyumnya dan berlari ke arah kamar mandi.

----****----


"Halo Bunda" ucap Jaemin mengulaskan senyumnya.

Yuta pun tersenyum dan kemudian duduk di sebelah Jaemin.

"Bunda, Jaemin datang lagi lho kesini. Soalnya hari ini spesial banget" semangat Jaemin.

Jaemin pun mengeluarkan bunganya dan menaruh makamnya diatas nisan Rose.

"Selamat hari Ibu yaa bund cantik, walaupun aku cuma liat Bunda dari foto aku tau Bunda sangat cantik,, buktinya aku ganteng" cerita Jaemin.

"Kamu ganteng karena muka Ayah Jaem" ucap Yuta.
"Iya tapi kan karena Bunda cantik juga" sewot Jaem.

Soal kegantengan, Yuta dan Jaemin tidak bisa akur, keduanya akan pasti berdebat.

"Bunda, disana enak ya"
"Oiya Bunda aku sama Ayah disini baik baik aja kok. Aku punya gebetan lho Bunda,, namanya Lia cantik kaya Bunda"
ucap Jaemin.

Asli melihat ini Yuta tidak sanggup menahan air matanya.

Jaemin pun melirik ayahnya.
"Yah, kenapa nangis dah. Udah gede tau kalau Bunda liat nanti Bunda sedih" ucap Jaemin.

"Kita berdoa yuk Jaem" ucap Yuta.

Setelah mereka memanjatkan doanya, Jaemin pun mencium nisan Rose.
"Selamat hari Ibu, Bunda. Aku beruntung dilahirkan sama bunda yang cantik. Love you Bunda" ucap Jaemin.

"Yah, aku ke mobil dulu ya, ada telepon" pamit Jaemin meninggalkan Yuta sendiri.

Setelah ditinggal, Yuta pub mendekat ke nisan Rose.

"Rose, liat sekarang anak kita udah gede. Udh bisa ngegebet anak orang. Rose aku tau kamu selalu liat kami disini. Aku akan selalu jaga Jaemin. Aku rindu tapi aku sadar diri. Aku sangat kenangan kamu tapi aku gak bisa berbuat apa-apa. Aku sangat menyesal. Aku akan selalu mencintaimu. I love you cantiknya aku. Tenang disana" ucap Yuta yang sudah sesegukan sambil mencium baru nisan Rose.

Jaemin yang melihat dari balik pohon, mengusap air matanya dan menuju ke arah mobil mereka yang terpakir.

TAMAT

.
.
.
.
.

DONEEEE
SELESAI JUGA CERITA INI AAAAA
Terimakasih buat para readers yang selalu support cerita ini.
Pokoknya thankyou so muchhhhhh
Maaf yaa kalau aku bikin kalian mewek abisssss
Hahahahah hahhahaha peace

I love you Guyssssss

Marriage Contract  (Yuta-Rosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang